SMRC: Elektabilitas Ganjar Naik Terus dalam 2 Tahun Terakhir, Prabowo Stagnan, Anies Turun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Elektabilitas Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres) terus meningkat dalam dua tahun terakhir. Hal ini berdasarkan catatan survei yang dilakukan Saiful Mujani Research & Consulting ( SMRC ).
Direktur Riset SMRC Deni Irvani memaparkan, pada Mei 2021, elektabilitas Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto berada di atas dengan 34,1%. Disusul Ganjar di nomor dua dengan 25,5%, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan nomor tiga dengan 23,5%.
"Sekarang (survei terbaru 31 Juli hingga 11 Agustus 2023) posisinya Ganjar di atas dengan 35,9%, lalu Prabowo 33,6% dengan jarak yang sangat ketat, dan Anies nomor tiga 20,4%," katanya saat memaparkan hasil survei secara daring, Rabu (23/8/2023).
Deni mengungkapkan, dalam survei yang dilakukan pada 17 hingga 26 Desember 2022, persentase Anies sempat berada di atas Prabowo meskipun tidak terlalu besar. Saat itu Anies mendapat 28,1% dan Prabowo 26,1%. Pada survei 2023, kata Deni, Anies melemah dan Prabowo jauh berada di atasnya.
Berdasarkan catatan survei SMRC, dalam dua tahun terakhir, dari Mei 2021 ke Agustus 2023, elektabilitas Ganjar terus naik dari 25,5% menjadi 35,9%, sementara Prabowo stagnan dari 34,1% menjadi 33,6%, dan Anies cenderung turun dari 23,5% menjadi 20,4%.
Dukungan kepada Ganjar menguat setelah ia dideklarasikan sebagai bakal capres oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dari 33,2% di awal April 2023 menjadi 39,2% di awal Mei 2023 (naik 6%). Namun elektabilitasnya turun sampai survei pertengahan Juli 2023 menjadi 30,8%.
"Kemudian kembali menguat pada survei terakhir awal Agustus ini menjadi 35,9%. Sementara Prabowo menguat dari 31,5% di awal April 2023 menjadi 37,8% di pertengahan Juli 2023, kemudian sedikit terkoreksi di survei awal Agustus ini menjadi 33,6%," katanya.
Untuk diketahui, survei terbaru SMRC dilakukan pada 31 Juli hingga 11 Agustus 2023 dengan populasi seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Sampel basis sebanyak 3.710 responden dipilih secara random (stratified multistage random sampling) dari populasi tersebut dengan jumlah yang proporsional. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani memaparkan, pada Mei 2021, elektabilitas Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto berada di atas dengan 34,1%. Disusul Ganjar di nomor dua dengan 25,5%, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan nomor tiga dengan 23,5%.
"Sekarang (survei terbaru 31 Juli hingga 11 Agustus 2023) posisinya Ganjar di atas dengan 35,9%, lalu Prabowo 33,6% dengan jarak yang sangat ketat, dan Anies nomor tiga 20,4%," katanya saat memaparkan hasil survei secara daring, Rabu (23/8/2023).
Deni mengungkapkan, dalam survei yang dilakukan pada 17 hingga 26 Desember 2022, persentase Anies sempat berada di atas Prabowo meskipun tidak terlalu besar. Saat itu Anies mendapat 28,1% dan Prabowo 26,1%. Pada survei 2023, kata Deni, Anies melemah dan Prabowo jauh berada di atasnya.
Berdasarkan catatan survei SMRC, dalam dua tahun terakhir, dari Mei 2021 ke Agustus 2023, elektabilitas Ganjar terus naik dari 25,5% menjadi 35,9%, sementara Prabowo stagnan dari 34,1% menjadi 33,6%, dan Anies cenderung turun dari 23,5% menjadi 20,4%.
Dukungan kepada Ganjar menguat setelah ia dideklarasikan sebagai bakal capres oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dari 33,2% di awal April 2023 menjadi 39,2% di awal Mei 2023 (naik 6%). Namun elektabilitasnya turun sampai survei pertengahan Juli 2023 menjadi 30,8%.
"Kemudian kembali menguat pada survei terakhir awal Agustus ini menjadi 35,9%. Sementara Prabowo menguat dari 31,5% di awal April 2023 menjadi 37,8% di pertengahan Juli 2023, kemudian sedikit terkoreksi di survei awal Agustus ini menjadi 33,6%," katanya.
Untuk diketahui, survei terbaru SMRC dilakukan pada 31 Juli hingga 11 Agustus 2023 dengan populasi seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Sampel basis sebanyak 3.710 responden dipilih secara random (stratified multistage random sampling) dari populasi tersebut dengan jumlah yang proporsional. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
(abd)