Wujudkan Tujuan Bernegara, Indonesia Perlu Pahami 3 Potensi Ini

Sabtu, 19 Agustus 2023 - 13:08 WIB
loading...
Wujudkan Tujuan Bernegara,...
Anggota DPRD Jawa Barat sekaligus Sekjen DPP Persatuan Alumni GMNI Abdy Yuhana saat peluncuran buku. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Indonesia harus mengingat kembali tujuan bernegara yang merupakan cita-cita kemerdekaan . Untuk mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan ide dan gagasan serta pemahaman terhadap potensi yang dimiliknya.

Hal itu terungkap dalam bedah buku berjudul “Rute Indonesia Raya” yang diselenggarakan di Jakarta, Jumat 18 Agustus 2023. Hadir dalam acara tersebut, peneliti politik CSIS Philips J Vermonte dan Dekan FIB Universitas Indonesia, Bondan Kanumayoso, serta penulis buku yang merupakan anggota DPRD Jawa Barat sekaligus Sekertaris Jenderal (Sekjen) DPP Persatuan Alumni GMNI Abdy Yuhana.

Abdy menjelaskan, buku tersebut berisi tawaran ide dan gagasan untuk mencapai tujuan Indonesia dalam bernegara. Abu Yuhana meyakini, setiap perubahan, termasuk perbaikan dan pembangunan bangsa, bisa dilakukan melalui ide atau gagasan. "Ini merupakan tawaran ide dan gagasan," katanya, Sabtu (19/8/2023).

Kehidupan berbangsa dan bernegara terjebak dalam sebuah situasi sulit sebab Indonesia terjebak dalam tiga hal yakni, sejarah yang belum tuntas, perdebatan tentang kesepakatan bernegara, serta euforia demokrasi.



"Kita mengalami stag di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga, ketika kita bicara bagaimana mencapai janji kemerdekaan yang di dalamnya adalah tujuan bernegara," ucapnya.

Perdebatan-perdebatan itu seharusnya tak ada lagi di masyarakat di tengah kondisi negara-negara lain yang sudah semakin maju. Abdy menyebut, buku ini memuat rute jalan yang harus ditempuh Indonesia untuk mencapai tujuan dalam bernegara.



"Ibarat sebuah perjalanan untuk mencapai suatu tujuan kan diperlukan rute yang harus ditempuh. Dalam bernegara juga, untuk menuju tujuan bernegara itu kita harus melalui jalan yang harus ditempuh, sehingga kita menuju ke arah itu. Kalau kemudian rute yang kita harus dilalui dan kemudian di situ kita justru masih stag, maka kita tidak akan maju," katanya.

Untuk mencapai tujuan bernegara, kata dia, Indonesia harus memahami beragam kondisi. Pertama, kondisi geopolitik di mana Indonesia memiliki ratusan ribu pulau, suku budaya, garis pantai terpanjang keempat di dunia, hingga potensi yang luar biasa.

Kedua, Indonesia harus memiliki satu kesepakatan tentang bernegara yang tak boleh diperdebatkan lagi. Ketiga, kesadaran membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul karena hampir seluruh negara maju karena ditopang dengan SDM yang kuat.

"Contohnya Hong Kong, Jepang, Singapura, Korea Selatan, dan ada juga negara yang ditopang dengan SDA saja dia tidak mampu memanfaatkan resources yang dimiliki. Ada juga negara yang memiliki SDA dan ditopang dengan SDM, contohnya Norwegia, Swedia itu menjadi negara terbahagia di dunia," ucapnya.

Dengan berbagai potensi yang dimiliki, lanjut Abdy, Indonesia memiliki satu kesepakatan bernegara. Oleh karena itu, dirinya meyakini bahwa buku ini akan menjadi sebuah ide dan gagasan bagi Indonesia. "Untuk mencapai janji kemerdekaan sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945," ungkapnya.

Peneliti politik CSIS Philips J Vermonte juga mengamini sudah saatnya politik Indonesia diisi ide dan gagasan. “Karena itu, saat ini dan ke depan yang dibutuhkan adalah kebijakan teknokratis,” ujarnya.

(cip)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1230 seconds (0.1#10.140)