Partai Perindo: Presiden ke Depan Harus Mampu Lari untuk Capai Indonesia Emas

Sabtu, 19 Agustus 2023 - 00:21 WIB
loading...
Partai Perindo: Presiden...
Koordinator Jubir Nasional DPP Partai Perindo Heri Budianto. Foto/MPI/Dok
A A A
JAKARTA - Koordinator Jubir Nasional DPP Partai Perindo Heri Budianto mengatakan sosok Presiden ke depan harus dapat melanjutkan program yang sudah direncanakan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal itu dikatakan Heri menanggapi pidato kenegaraan Presiden Jokowi dalam rangka menyambut HUT ke-78 Republik Indonesia dalam Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2023 pada Rabu (16/8/2023).

"Ini adalah sikap politik Partai Perindo ya. Sangat jelas. Di beberapa kesempatan Ketua Umum Hary Tanoesoedibjo juga menyampaikan itu, sehingga kita mengambil posisi politik ke depan juga adalah tool orang yang nanti akan melanjutkan kepemimpinan Pak Jokowi," kata Heri.

Menurut Heri, kepemimpinan yang dilanjutkan tersebut salah satunya terkait program-program ke depan, yakni mengenai cita-cita Indonesia Emas 2045, menjadi lima besar ekonomi dunia, hingga hilirisasi.

"Kalau ingin betul-betul Indonesia ini dengan bonus demografinya dengan capaian Indonesia emasnya menjadi 5 besar dunia dengan sebaran ekonomi yang berbasis pada teknologi dan digitalisasi, saya kira kita harus memilih pemimpin yang nanti akan meneruskan Pak Jokowi," jelasnya.

Dalam pidato kenegaraannya, Jokowi mengatakan, Presiden Indonesia ke depan bukan tentang siapa. Namun, yang memiliki napas panjang untuk bisa lari marathon mencapai Indonesia Emas.

“Kita juga tidak sedang lari sprint, tapi yang kita lakukan harusnya adalah lari marathon untuk mencapai Indonesia Emas,” tambahnya.


Apalagi, kata Jokowi, tantangan ke depan tidaklah mudah. Pilihan kebijakan akan semakin sulit, sehingga dibutuhkan keberanian, dibutuhkan kepercayaan. Untuk mengambil keputusan yang sulit dan keputusan yang tidak populer.

Oleh sebab itu, menurut Jokowi, pemimpin itu harus punya public trust karena kepercayaan adalah salah satu faktor penentu. Bisa berjalan atau tidaknya suatu kebijakan, bisa diikuti atau tidaknya sebuah keputusan.

“Ini adalah modal politik dalam memimpin sebuah bangsa. Selain itu seorang pemimpin juga membutuhkan dukungan dan kerja sama dari seluruh komponen bangsa,” pungkasnya.

(hab)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1679 seconds (0.1#10.140)