Peringati HUT ke-78 Tahun RI, PKS Soroti 4 Persoalan yang Harus Dibenahi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar peringatan HUT ke-78 Indonesia. Dalam upacara tersebut Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS Habib Aboe Bakar Al Habsyi yang menjadi inspektur upacara menyoroti empat hal persoalan yang harus dibenahi.
Habib Aboe menyebut ada empat persoalan yang harus diselesaikan bangsa Indonesia untuk mencapai cita-cita bangsa yang tertuang dalam UUD NRI 1945. Persoalan pertama, ungkap Habib Aboe, adalah perlakuan tidak adil kepada anak bangsa. Pisau hukum tampak semakin tumpul pada mereka yang punya materi dan kuasa, sementara tajam pada rakyat kecil. Tumpul ke kawan dan tajam ke lawan.
"Masa depan penegakan hukum kita semakin mengkhawatirkan setelah baru saja Mahkamah Agung mendiskon besar-besaran para pelaku pembunuhan Brigadir Joshua," katanya di halaman Kantor DPTP PKS, Jakarta Kamis (17/8/2023).
Permasalahan selanjutnya adalah kesejahteraan umum. Masih banyak rakyat kecil yang terhimpit ekonomi dan terlilit hutang. Bahkan baru-baru ini terungkap sindikat pasar gelap penjualan ginjal jaringan internasional sampai ke Kamboja. "Tengoklah pula masih banyak antrean rakyat yang mencari pekerjaan. Kesejahteraan umum masih harus kita perjuangkan bersama," ujarnya.
Ketiga, perlunya mengevaluasi sistem pendidikan di Indonesia agar anak-anak bangsa tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual semata, melainkan juga memiliki kecerdasan emosional dan spiritual.
Keempat, terus melakukan amanat untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Sejauh ini, ungkap Habib Aboe, Indonesia telah aktif menjaga perdamaian dunia, mendukung kemerdekaan negeri-negeri yang masih terjajah, dan konsisten menyuarakannya di forum-forum internasional seperti PBB dan lainnya.
"Mudah-mudahan dapat terus berlanjut dan berdampak signifikan bagi terwujudnya kemerdekaan dan perdamaian bagi seluruh bangsa-bangsa di dunia. Demikian juga upaya untuk mendamaikan Rusia dan Ukraina.
Habib Aboe menyebut ada empat persoalan yang harus diselesaikan bangsa Indonesia untuk mencapai cita-cita bangsa yang tertuang dalam UUD NRI 1945. Persoalan pertama, ungkap Habib Aboe, adalah perlakuan tidak adil kepada anak bangsa. Pisau hukum tampak semakin tumpul pada mereka yang punya materi dan kuasa, sementara tajam pada rakyat kecil. Tumpul ke kawan dan tajam ke lawan.
"Masa depan penegakan hukum kita semakin mengkhawatirkan setelah baru saja Mahkamah Agung mendiskon besar-besaran para pelaku pembunuhan Brigadir Joshua," katanya di halaman Kantor DPTP PKS, Jakarta Kamis (17/8/2023).
Permasalahan selanjutnya adalah kesejahteraan umum. Masih banyak rakyat kecil yang terhimpit ekonomi dan terlilit hutang. Bahkan baru-baru ini terungkap sindikat pasar gelap penjualan ginjal jaringan internasional sampai ke Kamboja. "Tengoklah pula masih banyak antrean rakyat yang mencari pekerjaan. Kesejahteraan umum masih harus kita perjuangkan bersama," ujarnya.
Ketiga, perlunya mengevaluasi sistem pendidikan di Indonesia agar anak-anak bangsa tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual semata, melainkan juga memiliki kecerdasan emosional dan spiritual.
Keempat, terus melakukan amanat untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Sejauh ini, ungkap Habib Aboe, Indonesia telah aktif menjaga perdamaian dunia, mendukung kemerdekaan negeri-negeri yang masih terjajah, dan konsisten menyuarakannya di forum-forum internasional seperti PBB dan lainnya.
"Mudah-mudahan dapat terus berlanjut dan berdampak signifikan bagi terwujudnya kemerdekaan dan perdamaian bagi seluruh bangsa-bangsa di dunia. Demikian juga upaya untuk mendamaikan Rusia dan Ukraina.
(cip)