SBY Minta Polri, BIN, dan TNI Netral
A
A
A
JAKARTA - Polri, Badan Intelijen Negara (BIN), dan TNI diminta tidak mengkhianati sumpahnya sebagai bayangkari negara dengan berlaku tidak netral dalam perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu).
Imbauan itu disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam acara Dies Natalies ke-15 Partai Demokrat, di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Selasa (7/2/2017) malam.
"Netral lah, saya ulangi, netral lah, dalam setiap pemilu nasional dan juga pilkada," ujar SBY.
Presiden RI Keenam ini mengaku membaca adanya kekhawatiran di antara para kadernya atas ketidaknetralan Polri, BIN, dan TNI. Pasalnya, dia mendengar kabar tersebut. Namun, SBY berharap kekhawatiran para kader Demokrat itu tidak benar.
Sebab dirinya memahami betul institusi penegak hukum dilarang terlibat dalam politik praktis. Dalam kesempatan itu, SBY mengatakan sejarah mencatat Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dulu pernah menjadi bagian, sekaligus pelaku aktif politik partisan dengan berpihak ke salah satu partai dan penguasa.
Akibat dari keterlibatan ABRI itu, dia mengingatkan harus dibayar karena rakyat marah. Sehingga, dia meminta peristiwa tersebut tidak terulang kembali.
"Keledai pun tidak akan terjatuh dua kali karena tersandung batu yang sama. Sebagai purnawirawan senior, saya tidak ingin TNI, Polri, BIN mengkhianati sumpahnya," tegas SBY.
Imbauan itu disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam acara Dies Natalies ke-15 Partai Demokrat, di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Selasa (7/2/2017) malam.
"Netral lah, saya ulangi, netral lah, dalam setiap pemilu nasional dan juga pilkada," ujar SBY.
Presiden RI Keenam ini mengaku membaca adanya kekhawatiran di antara para kadernya atas ketidaknetralan Polri, BIN, dan TNI. Pasalnya, dia mendengar kabar tersebut. Namun, SBY berharap kekhawatiran para kader Demokrat itu tidak benar.
Sebab dirinya memahami betul institusi penegak hukum dilarang terlibat dalam politik praktis. Dalam kesempatan itu, SBY mengatakan sejarah mencatat Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dulu pernah menjadi bagian, sekaligus pelaku aktif politik partisan dengan berpihak ke salah satu partai dan penguasa.
Akibat dari keterlibatan ABRI itu, dia mengingatkan harus dibayar karena rakyat marah. Sehingga, dia meminta peristiwa tersebut tidak terulang kembali.
"Keledai pun tidak akan terjatuh dua kali karena tersandung batu yang sama. Sebagai purnawirawan senior, saya tidak ingin TNI, Polri, BIN mengkhianati sumpahnya," tegas SBY.
(maf)