Mulai Hari Ini 2 Kapal Pemburu Ranjau asal Jerman Ditempatkan di Koarmada II
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dua unit kapal pemburu ranjau, KRI Pulau Fani -731 dan KRI Pulau Fanildo-732, pesanan Indonesia telah tiba di Tanah Air setelah berlayar dari tempat pembuatannya di Galangan Abeking & Resmussen, Lamwerder-Bremen, Jerman. Rencanananya dua kapal pemburu itu akan ditempatkan di Koarmada II.
Panglima Komando Armada Republik Indonesia (Pangkoarmada RI) Laksamana Madya Herru Kusmanto mengatakan, kapal pemburu ranjau itu telah tiba di Surabaya, Jawa Timur pada Juli 2023 lalu. Dua kapal itu akan diserahkan dari Kementerian Pertahanan (Kemhan) ke Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) pada Senin (14/8/2023) hari ini.
"Terkait dengan penambahan dua alutsista yang sudah diluncurkan hampir satu bulan lalu dari Jerman, itu sudah berada di Surabaya. InsyaAllah KRI Fani dan KRI Fanildo akan diserahkan pada hari Senin nanti (hari ini) dari Kementerian Pertahanan kepada Bapak KSAL dan langsung ke Koarmada II," kata Herru usai acara serah terima jabatan (sertijab) strategis di lingkungan Koarmada RI, Jakarta, Rabu (9/8/2023).
Sebelumnya, KSAL Muhammad Ali menjelaskan, dua unit kapal perang pemburu ranjau jenis Mine Counter Meassure Vessel (MCMV) itu, akan langsung ditempatkan di Koarmada II. Untuk kapal pemburu ranjau yang sudah ada di Koarmada II, kata Ali, akan dipertimbangkan untuk disebar ke Koarmada lain yang belum memiliki kapal pemburu ranjau.
"Nanti kita tinggal memikirkan untuk kapal buru ranjau yang lama mungkin akan didispersi ke Armada yang lain. Karena dalam rangka penyeragaman, dan penyetaraan dari armada-armada," kata Ali saat ditemui di Mako Kolinlamil, Jakarta Utara, Senin (3/7/2023).
Untuk diketahui, KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 di-delivery oleh Laksamana Muhammad Ali di Galangan Abeking & Resmussen, Lamwerder - Bremen, Jerman pada 26 Mei 2023. Ali mengatakan, kapal tersebut berbeda dengan kapal penyapu ranjau, karena memiliki teknologi yang lebih canggih.
"Jadi kapal ini dilengkapi dengan peralatan canggih, baik sensor, maupun alat-alat pendeteksi ranjau dan mentralisi terhadap ranjau, ranjau apa pun. Termasuk magnetik, akustik, tekan, dan ranjau kombinasi dia bisa laksanakan pemburu ranjau," kata Ali di Mabes TNI AL (Mabesal) Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (31/5/2023).
Kapal tersebut, kata Ali, menggunakan bahan baja nonmagnetik serta memiliki degaussing system, yaitu sistem untuk mengurangi kemagnetan kapal, serta dilengkapi penggerak motor elektrik untuk mengurangi tingkat kebisingan.
"Jadi ini teknologinya cukup kekinian, dan merupakan kapal buru ranjau yang cukup canggih, di mana bahannya dari steel, non magnetic steel. Ya jadi dia baja tapi dia tidak mempunyai medan magnet, pengaruh kemagnetan," katanya.
Panglima Komando Armada Republik Indonesia (Pangkoarmada RI) Laksamana Madya Herru Kusmanto mengatakan, kapal pemburu ranjau itu telah tiba di Surabaya, Jawa Timur pada Juli 2023 lalu. Dua kapal itu akan diserahkan dari Kementerian Pertahanan (Kemhan) ke Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) pada Senin (14/8/2023) hari ini.
"Terkait dengan penambahan dua alutsista yang sudah diluncurkan hampir satu bulan lalu dari Jerman, itu sudah berada di Surabaya. InsyaAllah KRI Fani dan KRI Fanildo akan diserahkan pada hari Senin nanti (hari ini) dari Kementerian Pertahanan kepada Bapak KSAL dan langsung ke Koarmada II," kata Herru usai acara serah terima jabatan (sertijab) strategis di lingkungan Koarmada RI, Jakarta, Rabu (9/8/2023).
Sebelumnya, KSAL Muhammad Ali menjelaskan, dua unit kapal perang pemburu ranjau jenis Mine Counter Meassure Vessel (MCMV) itu, akan langsung ditempatkan di Koarmada II. Untuk kapal pemburu ranjau yang sudah ada di Koarmada II, kata Ali, akan dipertimbangkan untuk disebar ke Koarmada lain yang belum memiliki kapal pemburu ranjau.
"Nanti kita tinggal memikirkan untuk kapal buru ranjau yang lama mungkin akan didispersi ke Armada yang lain. Karena dalam rangka penyeragaman, dan penyetaraan dari armada-armada," kata Ali saat ditemui di Mako Kolinlamil, Jakarta Utara, Senin (3/7/2023).
Untuk diketahui, KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 di-delivery oleh Laksamana Muhammad Ali di Galangan Abeking & Resmussen, Lamwerder - Bremen, Jerman pada 26 Mei 2023. Ali mengatakan, kapal tersebut berbeda dengan kapal penyapu ranjau, karena memiliki teknologi yang lebih canggih.
"Jadi kapal ini dilengkapi dengan peralatan canggih, baik sensor, maupun alat-alat pendeteksi ranjau dan mentralisi terhadap ranjau, ranjau apa pun. Termasuk magnetik, akustik, tekan, dan ranjau kombinasi dia bisa laksanakan pemburu ranjau," kata Ali di Mabes TNI AL (Mabesal) Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (31/5/2023).
Kapal tersebut, kata Ali, menggunakan bahan baja nonmagnetik serta memiliki degaussing system, yaitu sistem untuk mengurangi kemagnetan kapal, serta dilengkapi penggerak motor elektrik untuk mengurangi tingkat kebisingan.
"Jadi ini teknologinya cukup kekinian, dan merupakan kapal buru ranjau yang cukup canggih, di mana bahannya dari steel, non magnetic steel. Ya jadi dia baja tapi dia tidak mempunyai medan magnet, pengaruh kemagnetan," katanya.
(abd)