Nadiem Sudah Minta Maaf, Muhaimin Minta Muhammadiyah-NU Merespons
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim telah menyampaikan permintaan maafnya atas polemik Program Organisasi Penggerak (POP). Nadiem juga meminta agar Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan PGRI kembali mengikuti POP untuk membantu reformasi pendidikan nasional.
Wakil Ketua DPR Bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar mengimbau agar NU dan Muhammadiyah pun segera menyambut baik itikad Nadiem tersebut. "Saya kira ini langkah positif Pak Mendikbud yang harus disambut baik juga oleh NU dan Muhammadiyah," ujar Muhaimin di Kompleks DPR/MPR, Jakarta, Rabu (29/7/2020).
(Baca: Ini Sikap Muhammadiyah soal POP Setelah Didatangi Menteri Nadiem)
Menurut dia, Muhammadiyah dan NU harus membantu pemerintah, khususnya Kemendikbud, terlebih di masa pandemi saat ini. Sebagai contoh, Muhaimin menyebutkan persoalan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) yang sampai sekarang belum ada solusinya, terutama di desa-desa. Padahal situasi ini membutuhkan tidak hanya terobosan, tapi harus dilakukan dengan cepat.
"Ini sangat tidak efektif. Pendidikan melalui jarak jauh ini tidak efektif bagi kalangan menengah bawah, tapi menengah atas efektif. Saya khawatir ini nanti akan terjadi lost generation, kualitas pendidikan kita menurun," tuturnya.
(Baca: Mendikbud Minta Maaf, PBNU: Itu Sikap Kesatria, Jangan Diulangi)
Muhaimin mendesak Mendikbud untuk melibatkan masjid, gereja, dan tokoh-tokoh agama. Rencana Kemendikbud untuk membuka kembali belajar mengajar secara tatap muka pada Januari 2021 dianggapnya terlalu lama. Karena itu, harus ada terobosan cepat dengan memanfaatkan masjid, gereja serta para tokoh agama. "Terutama kalangan menengah bawah sudah menyerah," tuturnya.
Wakil Ketua DPR Bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar mengimbau agar NU dan Muhammadiyah pun segera menyambut baik itikad Nadiem tersebut. "Saya kira ini langkah positif Pak Mendikbud yang harus disambut baik juga oleh NU dan Muhammadiyah," ujar Muhaimin di Kompleks DPR/MPR, Jakarta, Rabu (29/7/2020).
(Baca: Ini Sikap Muhammadiyah soal POP Setelah Didatangi Menteri Nadiem)
Menurut dia, Muhammadiyah dan NU harus membantu pemerintah, khususnya Kemendikbud, terlebih di masa pandemi saat ini. Sebagai contoh, Muhaimin menyebutkan persoalan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) yang sampai sekarang belum ada solusinya, terutama di desa-desa. Padahal situasi ini membutuhkan tidak hanya terobosan, tapi harus dilakukan dengan cepat.
"Ini sangat tidak efektif. Pendidikan melalui jarak jauh ini tidak efektif bagi kalangan menengah bawah, tapi menengah atas efektif. Saya khawatir ini nanti akan terjadi lost generation, kualitas pendidikan kita menurun," tuturnya.
(Baca: Mendikbud Minta Maaf, PBNU: Itu Sikap Kesatria, Jangan Diulangi)
Muhaimin mendesak Mendikbud untuk melibatkan masjid, gereja, dan tokoh-tokoh agama. Rencana Kemendikbud untuk membuka kembali belajar mengajar secara tatap muka pada Januari 2021 dianggapnya terlalu lama. Karena itu, harus ada terobosan cepat dengan memanfaatkan masjid, gereja serta para tokoh agama. "Terutama kalangan menengah bawah sudah menyerah," tuturnya.
(muh)