Menristek/Kepala BRIN Jelaskan Strategi Pengembangan Transformasi Digital
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menghadapi tatanan kebiasaan baru di tengah pandemi Covid-19 dan tuntutan akan adanya era Revolusi Industri 4.0, pemanfaatan akan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi sangat penting.
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang PS Brodjonegoro mengungkapkan pengembangan transformasi digital untuk pemanfaatan TIK telah dicanangkan Pemerintah dalam 5 tahun ke depan.
“Dalam kondisi sekarang dan sesudah pandemi Pemerintah perlu masuk lebih cepat dalam mendukung pengembangan digital pemanfaatan TIK. Pemerintah sudah mempunyai strategi pengembangan transformasi digital untuk 5 tahun ke depan. Tentunya strategi ini dibuat sebelum adanya Covid-19, dan karena ada ini maka perlu untuk dipercepat dan lebih intensif,” ungkap Menristek/Kepala BRIN dalam webinar 'Public Private Dialogue on Indonesia's Future Education: Post Covid-19 Recovery and Transformation Efforts yang diselenggarakan US-ASEAN Business Council berkolaborasi dengan Cisco', Selasa (28/7/2020).
Menteri Bambang menjelaskan strategi pengembangan transformasi digital 2020-2025 bertujuan menjadikan ekonomi kreatif dan digital sebagai sumber pertumbuhan Indonesia di tahun 2025. Strategi tersebut dicanangkan bertahap hingga tercapainya tujuan pada tahun 2035 yaitu ekonomi kreatif dan digital sebagai penggerak ekonomi berbasis inovasi, dan tahun 2045 menuju Indonesia sebagai salah satu pusat ekonomi kreatif dan digital kelas dunia.
”Langkah pertama dimulai dari ekspansi broadband sendiri, kemudian integrasi infrastruktur pelayanan yang telah dimulai Pemerintah misal dalam e-government. Selanjutnya penguatan infrastruktur TIK-nya, serta harus kita siapkan SDM-nya. Demikian juga kita harus siapkan industrinya karena kita tidak ingin hanya jadi market tapi juga player dalam proses produksi. Otomatis perlu adaptasi kebiasaan teknologi dengan menggunakan big data dan harapannya 2045 kita menjadi salah satu yang maju dalam creative and digital economy,” jelas Menteri Bambang.
Penguatan dan pemerataan infrastruktur TIK yang berkualitas dilakukan dengan cara menbangun jaringan backbone hingga last-mile connectivity, ini ditujukan untuk meningkatkan ketersediaan internet di Indonesia. Pemerintah terus berupaya meningkatkan pembangunan infrastruktur melalui pembangunan jaringan fiber-link, dan satelit. Salah satunya melalui peluncuran satelit multifungsi SATRIA.
“Inilah SATRIA Multipurpose Satellite yang rencananya dalam 2 sampai 3 tahun ke depan baru akan diluncurkan, paling penting manfaat dari satelit ini adalah paling besar bagi dunia pendidikan. Jadi untuk menuju last-mile connectivity memang diperlukan satelit. Memang mahal dan butuh waktu tapi kita membangunnya melibatkan swasta tidak keseluruhan pemerintah,” tutur Menteri Bambang.
Webinar dihadiri Senior Vice President and Regional Managing Director, US-ASEAN Business Council, Duta Besar Michael W. Michalak; President Cisco ICT Committee, US-ASEAN Business Council, Naveen Menon; Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Iwan Syahril; Direktur Pendidikan dan Agama, Bappenas, Amich Alhumami dan diikuti sekitar 200 orang peserta. Webinar ini dapat disaksikan kembali pada tautan berikut di sini
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang PS Brodjonegoro mengungkapkan pengembangan transformasi digital untuk pemanfaatan TIK telah dicanangkan Pemerintah dalam 5 tahun ke depan.
“Dalam kondisi sekarang dan sesudah pandemi Pemerintah perlu masuk lebih cepat dalam mendukung pengembangan digital pemanfaatan TIK. Pemerintah sudah mempunyai strategi pengembangan transformasi digital untuk 5 tahun ke depan. Tentunya strategi ini dibuat sebelum adanya Covid-19, dan karena ada ini maka perlu untuk dipercepat dan lebih intensif,” ungkap Menristek/Kepala BRIN dalam webinar 'Public Private Dialogue on Indonesia's Future Education: Post Covid-19 Recovery and Transformation Efforts yang diselenggarakan US-ASEAN Business Council berkolaborasi dengan Cisco', Selasa (28/7/2020).
Menteri Bambang menjelaskan strategi pengembangan transformasi digital 2020-2025 bertujuan menjadikan ekonomi kreatif dan digital sebagai sumber pertumbuhan Indonesia di tahun 2025. Strategi tersebut dicanangkan bertahap hingga tercapainya tujuan pada tahun 2035 yaitu ekonomi kreatif dan digital sebagai penggerak ekonomi berbasis inovasi, dan tahun 2045 menuju Indonesia sebagai salah satu pusat ekonomi kreatif dan digital kelas dunia.
”Langkah pertama dimulai dari ekspansi broadband sendiri, kemudian integrasi infrastruktur pelayanan yang telah dimulai Pemerintah misal dalam e-government. Selanjutnya penguatan infrastruktur TIK-nya, serta harus kita siapkan SDM-nya. Demikian juga kita harus siapkan industrinya karena kita tidak ingin hanya jadi market tapi juga player dalam proses produksi. Otomatis perlu adaptasi kebiasaan teknologi dengan menggunakan big data dan harapannya 2045 kita menjadi salah satu yang maju dalam creative and digital economy,” jelas Menteri Bambang.
Penguatan dan pemerataan infrastruktur TIK yang berkualitas dilakukan dengan cara menbangun jaringan backbone hingga last-mile connectivity, ini ditujukan untuk meningkatkan ketersediaan internet di Indonesia. Pemerintah terus berupaya meningkatkan pembangunan infrastruktur melalui pembangunan jaringan fiber-link, dan satelit. Salah satunya melalui peluncuran satelit multifungsi SATRIA.
“Inilah SATRIA Multipurpose Satellite yang rencananya dalam 2 sampai 3 tahun ke depan baru akan diluncurkan, paling penting manfaat dari satelit ini adalah paling besar bagi dunia pendidikan. Jadi untuk menuju last-mile connectivity memang diperlukan satelit. Memang mahal dan butuh waktu tapi kita membangunnya melibatkan swasta tidak keseluruhan pemerintah,” tutur Menteri Bambang.
Webinar dihadiri Senior Vice President and Regional Managing Director, US-ASEAN Business Council, Duta Besar Michael W. Michalak; President Cisco ICT Committee, US-ASEAN Business Council, Naveen Menon; Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Iwan Syahril; Direktur Pendidikan dan Agama, Bappenas, Amich Alhumami dan diikuti sekitar 200 orang peserta. Webinar ini dapat disaksikan kembali pada tautan berikut di sini
(ars)