Wapres: 6 Warga Papua Tengah Meninggal Bukan Karena Kelaparan tapi Diare dan Cuaca

Rabu, 02 Agustus 2023 - 15:32 WIB
loading...
Wapres: 6 Warga Papua Tengah Meninggal Bukan Karena Kelaparan tapi Diare dan Cuaca
Wapres Maruf Amin didampingi Menko Polhukam Mahfud MD dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memberikan keterangan kepada media terkait bencana kelaparan di Papua Tengah, Rabu (2/8/2023). FOTO/MPI/BINTI MUFARIDA
A A A
JAKARTA - Wakil Presiden ( Wapres) Ma'ruf Amin menyatakan masa tanggap darurat bencana kekeringan dan kelaparan di Distrik Agandugume dan Lambewi, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah ditambah menjadi 2 minggu. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 7.500 orang mengungsi akibat kekeringan dan 6 orang meninggal dunia.

Wapres telah menggelar rapat koordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Wakapolri Komjen Agus Andrianto, pejabat BNPB, juga Bulog, untuk membahas persoalan di Kabupaten Puncak.

"Saya sama Pak Menko Polhukam, Pak Panglima TNI, Pak Wakapolri, BNPB, dan dari Bulog untuk mengevaluasi keadaan di Papua. Seperti diketahui bahwa sudah terjadi kekeringan di sana dan cuaca ekstrem, dan yang meninggal itu bukan karena kelaparan, tetapi karena diare dan karena cuaca," kata Wapres di Kediaman Resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2, Jakarta Pusat, Rabu (2/8/2023).



Wapres mengatakan masa tanggap darurat sebelumnya hanya ditetapkan selama satu minggu, kini ditambah menjadi 2 minggu. Ke depan, akan dilakukan evaluasi lagi mengenai masa tanggap daruratnya.

"Sekarang ada tanggap masa darurat yang ditetapkan satu minggu, kami sepakat ini akan ditambah, kami sepakat ditambah menjadi 2 minggu. Itu yang pertama nanti kami evaluasi lagi,” katanya.

Menurut Wapres, pengiriman bantuan telah dilakukan sebagai tindak lanjut kejadian kekeringan dan kelaparan di Papua. "Secara umum sekarang sudah dilakukan pengiriman [bantuan] ke sana dan sudah sampai," katanya.

Wapres mengatakan pengiriman bantuan terkendala akses cuaca dan akses. "Tetapi memang ada masalah yang dihadapi. Pertama, soal kendala cuaca ini sebenarnya semua logistik sudah tersedia (untuk dikirimkan) tetapi ada masalah cuaca dan kedua itu distribusi dari tempat pengiriman pertama ke daerah-daerah itu tidak ada akses, sehingga harus dipanggul ya? Dipanggul ya? Jadi itu persoalan," katanya.



"Kedua, soal kesehatan nanti kesehatan supaya untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan pertama untuk kelompok rentan orang tua dan anak-anak serta kami mengantisipasi sampai hari ini baru satu daerah yang kami antisipasi, tetapi saya juga minta antisipasi daerah-daerah lain. Sehingga apabila terjadi (kejadian serupa) kami sudah siap. Saya kira itu," katanya.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2367 seconds (0.1#10.140)