HUT BNPT, Mendesain Karakter Generasi Muda dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebagai negara dengan beragam budaya dan agama, Indonesia memiliki sejumlah tantangan untuk menjadi negara maju dan sejahtera. Salah satunya adalah bibit intoleransi dan radikalisme yang mengarah pada terorisme.
Tantangan tersebut semakin kompleks dengan hadirnya bonus demografi di 2045. Sejak dini penting menjaga dan merawat generasi muda yang akan memegang estafet kepemimpinan nasional guna mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Hal ini disampaikan motivator dan pendiri ESQ Leadership Center, Ary Ginanjar Agustian memperingati HUT ke-13 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ( BNPT ) yang puncak perayaannya digelar di Jakarta Theatre, Jumat (28/7/2023) siang.
Menurutnya, ada hal yang perlu dilakukan untuk memperkuat ideologi bangsa agar terhindar dari infiltrasi ideologi luar. Pertama, dalam membangun sebuah negara itu seperti membangun sebuah rumah besar, dibutuhkan pondasi yang kuat, yaitu Pancasila. Nilai nilai Pancasila perlu diilhami secara mendalam tidak hanya sebagai jargon semata.
"Semua sila-silanya harus masuk ke hati. Namun selama ini yang dirasa Pancasila hanya sekadar pengetahuan kognitif, belum menjadi belief system ke hati yang paling dalam. Maka, tanamkan itu dan insyaAllah nilai-nilai yang tidak sesuai di hati akan terhindar dengan sendirinya," ucap Ary Ginanjar di Jakarta, Jumat (28/7/2023).
Ary mengatakan, jika Indonesia bersiap sejak dini untuk memanfaatkan bonus demografi setelah 100 tahun kemerdekaan, maka Indonesia Emas akan terjadi. Namun kalau gagal merencanakannya, maka akan menjadi beban demografi yang dapat menimbulkan beragam persoalan.
Karena itu, menurut Ary, untuk melahirkan dan memanfaatkan generasi emas, kita harus mampu menyeimbangkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia dengan 3 kecerdasan yang sempurna yaitu Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ), dan Kecerdasan Spiritual (SQ). Riset membuktikan bahwa Kecerdasan Intelektual itu berperan hanya 10-20%. Sisanya, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.
"Kita harus melahirkan manusia yang bukan hanya sebatas cerdas otak, namun harus diimbangi dengan cerdas jiwa dan cerdas hati. Dengan cara seperti itu, Indonesia Emas akan tercipta, tapi sebaliknya, jika kita kehilangan hati nurani maka kita akan mengalami beban demografi," ujarnya.
Indonesia Emas 2045 merupakan salah satu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) yang menargetkan untuk mewujudkan negara yang tangguh, mandiri dan inklusif di 100 tahun kemerdekaan Indonesia, yaitu pada tahun 2045.
Tantangan tersebut semakin kompleks dengan hadirnya bonus demografi di 2045. Sejak dini penting menjaga dan merawat generasi muda yang akan memegang estafet kepemimpinan nasional guna mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Hal ini disampaikan motivator dan pendiri ESQ Leadership Center, Ary Ginanjar Agustian memperingati HUT ke-13 Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ( BNPT ) yang puncak perayaannya digelar di Jakarta Theatre, Jumat (28/7/2023) siang.
Menurutnya, ada hal yang perlu dilakukan untuk memperkuat ideologi bangsa agar terhindar dari infiltrasi ideologi luar. Pertama, dalam membangun sebuah negara itu seperti membangun sebuah rumah besar, dibutuhkan pondasi yang kuat, yaitu Pancasila. Nilai nilai Pancasila perlu diilhami secara mendalam tidak hanya sebagai jargon semata.
"Semua sila-silanya harus masuk ke hati. Namun selama ini yang dirasa Pancasila hanya sekadar pengetahuan kognitif, belum menjadi belief system ke hati yang paling dalam. Maka, tanamkan itu dan insyaAllah nilai-nilai yang tidak sesuai di hati akan terhindar dengan sendirinya," ucap Ary Ginanjar di Jakarta, Jumat (28/7/2023).
Ary mengatakan, jika Indonesia bersiap sejak dini untuk memanfaatkan bonus demografi setelah 100 tahun kemerdekaan, maka Indonesia Emas akan terjadi. Namun kalau gagal merencanakannya, maka akan menjadi beban demografi yang dapat menimbulkan beragam persoalan.
Karena itu, menurut Ary, untuk melahirkan dan memanfaatkan generasi emas, kita harus mampu menyeimbangkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia dengan 3 kecerdasan yang sempurna yaitu Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosional (EQ), dan Kecerdasan Spiritual (SQ). Riset membuktikan bahwa Kecerdasan Intelektual itu berperan hanya 10-20%. Sisanya, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.
"Kita harus melahirkan manusia yang bukan hanya sebatas cerdas otak, namun harus diimbangi dengan cerdas jiwa dan cerdas hati. Dengan cara seperti itu, Indonesia Emas akan tercipta, tapi sebaliknya, jika kita kehilangan hati nurani maka kita akan mengalami beban demografi," ujarnya.
Indonesia Emas 2045 merupakan salah satu Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) yang menargetkan untuk mewujudkan negara yang tangguh, mandiri dan inklusif di 100 tahun kemerdekaan Indonesia, yaitu pada tahun 2045.