Siapa Panglima TNI Pengganti Yudo? DPR: Itu Keputusan Khusus Presiden
loading...
A
A
A
JAKARTA - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono akan pensiun pada 1 Desember 2023. Siapa pengganti Yudo diperkirakan sulit ditebak.
DPR menyebut Panglima TNI selanjutnya ada di tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi). “ Itu keputusan khusus Presiden,” kata anggota Komisi I DPR Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin, Sabtu (29/7/2023).
Idealnya Panglima TNI pengganti Yudo berurutan. Setelah Angkatan Laut (AL), kemudian berasal dari matra Angkatan Darat (AD) atau Angkatan Udara (AU).
Namun, di saat yang sama KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman memasuki masa purnatugas. Begitu juga dengan KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo yang mengakhiri pengabdian militer pada akhir April 2024.
Hanya, KSAL Laksamana Muhammad Ali yang masih lama bertugas yaitu sampai akhir April 2025. Dengan komposisi seperti itu bisa saja pengganti Yudo berasal dari matra laut karena menurut Undang-Undang tidak harus berurutan.
"Bisa saja KSAL Laksamana Ali dapat diangkat menjadi Panglima TNI. Tetapi apa mungkin dari laut geser ke laut lagi," kata Hasanuddin.
Jika dikomparasikan dengan metode perimbangan kekuatan matra dan pergiliran jabatan maka seharusnya Panglima TNI berikutnya dijabat perwira tinggi (pati) TNI AD.
Tapi, TNI AD atau TNI AU juga tidak mungkin karena KSAD dan KSAU memasuki masa pensiun. "Sehingga untuk menyiapkan jabatan Panglima TNI harus ada keputusan khusus dari Presiden sebagai pemegang hak prerogatif. Apalagi posisi KSAD dan Panglima TNI sangat strategis karena saat ini akan menghadapi Pemilu dan Pilpres," ujarnya.
Hasanuddin mengungkapkan untuk jabatan KSAD sebelum pensiun sudah harus ada serah terima kepada KSAD baru. "Siapa kira-kira penggantinya tentu yang memenuhi persyaratan. Ada tiga perwira tinggi berpangkat Letjen di TNI AD saat ini yang berpotensi masuk dalam bursa kandidat," katanya.
Yang pertama, Pangkostrad Letjen TNI Maruli Simanjuntak, lulusan Akademi Militer 1992, kelahiran 24 Februari 1970 dan bakal pensiun 1 Maret 2028.
Kemudian, Wakil KSAD Letjen TNI Agus Subiyanto, lulusan Akmil 1991, lahir 5 Agustus 1967 dan pensiun 1 September 2025.
"Ada juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, lulusan Akmil tahun 1989, lahir 8 September 1967 dan pensiun 1 Oktober 2025," ujarnya.
Dari tiga jenderal tersebut, Suharyanto yang paling senior. Hasanuddin memprediksi Suharyanto yang paling berpeluang menjadi KSAD.
"Kalau dari track record memang ketiga perwira ini sama-sama mumpuni dan berpeluang menduduki jabatan KSAD karena pernah menjabat di beberapa satuan komando, kesatuan teritorial dan tempat lain. Hanya saja, Suharyanto lebih senior dan sebagai Kepala BNPB memiliki pengalaman teritorial yang lebih dari yang lain sehingga paling berpeluang menjadi KSAD," ujarnya.
DPR menyebut Panglima TNI selanjutnya ada di tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi). “ Itu keputusan khusus Presiden,” kata anggota Komisi I DPR Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin, Sabtu (29/7/2023).
Idealnya Panglima TNI pengganti Yudo berurutan. Setelah Angkatan Laut (AL), kemudian berasal dari matra Angkatan Darat (AD) atau Angkatan Udara (AU).
Namun, di saat yang sama KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman memasuki masa purnatugas. Begitu juga dengan KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo yang mengakhiri pengabdian militer pada akhir April 2024.
Hanya, KSAL Laksamana Muhammad Ali yang masih lama bertugas yaitu sampai akhir April 2025. Dengan komposisi seperti itu bisa saja pengganti Yudo berasal dari matra laut karena menurut Undang-Undang tidak harus berurutan.
"Bisa saja KSAL Laksamana Ali dapat diangkat menjadi Panglima TNI. Tetapi apa mungkin dari laut geser ke laut lagi," kata Hasanuddin.
Jika dikomparasikan dengan metode perimbangan kekuatan matra dan pergiliran jabatan maka seharusnya Panglima TNI berikutnya dijabat perwira tinggi (pati) TNI AD.
Tapi, TNI AD atau TNI AU juga tidak mungkin karena KSAD dan KSAU memasuki masa pensiun. "Sehingga untuk menyiapkan jabatan Panglima TNI harus ada keputusan khusus dari Presiden sebagai pemegang hak prerogatif. Apalagi posisi KSAD dan Panglima TNI sangat strategis karena saat ini akan menghadapi Pemilu dan Pilpres," ujarnya.
Hasanuddin mengungkapkan untuk jabatan KSAD sebelum pensiun sudah harus ada serah terima kepada KSAD baru. "Siapa kira-kira penggantinya tentu yang memenuhi persyaratan. Ada tiga perwira tinggi berpangkat Letjen di TNI AD saat ini yang berpotensi masuk dalam bursa kandidat," katanya.
Yang pertama, Pangkostrad Letjen TNI Maruli Simanjuntak, lulusan Akademi Militer 1992, kelahiran 24 Februari 1970 dan bakal pensiun 1 Maret 2028.
Kemudian, Wakil KSAD Letjen TNI Agus Subiyanto, lulusan Akmil 1991, lahir 5 Agustus 1967 dan pensiun 1 September 2025.
"Ada juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, lulusan Akmil tahun 1989, lahir 8 September 1967 dan pensiun 1 Oktober 2025," ujarnya.
Dari tiga jenderal tersebut, Suharyanto yang paling senior. Hasanuddin memprediksi Suharyanto yang paling berpeluang menjadi KSAD.
"Kalau dari track record memang ketiga perwira ini sama-sama mumpuni dan berpeluang menduduki jabatan KSAD karena pernah menjabat di beberapa satuan komando, kesatuan teritorial dan tempat lain. Hanya saja, Suharyanto lebih senior dan sebagai Kepala BNPB memiliki pengalaman teritorial yang lebih dari yang lain sehingga paling berpeluang menjadi KSAD," ujarnya.
(jon)