Bangkit dari Pandemi, BNPB Tekankan Aspek Pencegahan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Deputi bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ), Bernardus Wisnu Widjaja menyatakan, pihaknya terus memantau dari sisi epidemiologi terhadap kurva penyebaran virus corona. Saat ini pihaknya memprioritaskan 8 wilayah dari 75% wilayah penyumbang kasus COVID-19 di Indonesia.
"Jadi kita masih dalam situasi COVID-nya masih tinggi, tapi pilihan kita, kita harus tetap beradaptasi dengan pilihan yang seperti ini. Karena apa, kalau tidak seperti itu, kita juga tidak produktif," kata Wisnu dalam webinar rangkaian ulang tahun SINDOnews ke-8 bertajuk 'Bangkit dari Pandemi', Selasa (28/7/2020).
Wisnu mengatakan, bicara bangkit dari pandemi, maka bukan hanya persoalan epidemiologi, melainkan akibat yang timbul di belakangnya seperti resesi ekonomi. Belum lagi dampak-dampak sosialnya. "Dan sekarang kalau bicara kita menurunkan itu ini dengan Peraturan Presiden No 82. Kita dua-duanya gabung saat ini aspek epidemiologi, masalah ekonomi dari Kemenkeu, nah masalah kesehatannya dari kami," ujarnya.( )
Khusus masalah kesehatan, lanjut Wisnu, saat ini pihaknya terus mengamati perilaku masyarakat Indonesia yang belum sepenuhnya patuh terhadap protokol kesehatan seperti kepatuhan memakai masker. Ia melihat aspek ini cukup penting karena penularan virus terjadi melalui interaksi sosial.
"Sebetulnya kekuatan bangsa kita itu kan gotong-royong. Kalau kita bisa saling mengingatkan kemudian kita saling membantu, contohnya kalau kita pergi ke mana-mana mestinya jangan bawa satu masker, tapi beberapa orang yang tidak pakai makser kita beri masker," ujarnya.
"Bukan apa, dia juga akan melindungi kita dari tertular penyebaran. Nah perilaku yang sederhana ini menjadi rumit karena belum terbiasa karena sesuatu yang terjadi seperti itu," katanya.(
)
Wisnu menyatakan bahwa BNPB yang ditugasi memimpin Satgas Penanganan COVID-19 telah memprioritaskan kepada enam tindakan, salah satunya tentang komunikasi protokol kesehatan yang terus digencarkan. "Dari seluruh masalah ini, kita akan prioritaskan pencegahannya. Ini oleh semua pihak. Kalau tidak ya kita sangat kuat dalam masalah ekonomi dan akan ada bencana di belakangnya," katanya.
"Jadi kita masih dalam situasi COVID-nya masih tinggi, tapi pilihan kita, kita harus tetap beradaptasi dengan pilihan yang seperti ini. Karena apa, kalau tidak seperti itu, kita juga tidak produktif," kata Wisnu dalam webinar rangkaian ulang tahun SINDOnews ke-8 bertajuk 'Bangkit dari Pandemi', Selasa (28/7/2020).
Wisnu mengatakan, bicara bangkit dari pandemi, maka bukan hanya persoalan epidemiologi, melainkan akibat yang timbul di belakangnya seperti resesi ekonomi. Belum lagi dampak-dampak sosialnya. "Dan sekarang kalau bicara kita menurunkan itu ini dengan Peraturan Presiden No 82. Kita dua-duanya gabung saat ini aspek epidemiologi, masalah ekonomi dari Kemenkeu, nah masalah kesehatannya dari kami," ujarnya.( )
Khusus masalah kesehatan, lanjut Wisnu, saat ini pihaknya terus mengamati perilaku masyarakat Indonesia yang belum sepenuhnya patuh terhadap protokol kesehatan seperti kepatuhan memakai masker. Ia melihat aspek ini cukup penting karena penularan virus terjadi melalui interaksi sosial.
"Sebetulnya kekuatan bangsa kita itu kan gotong-royong. Kalau kita bisa saling mengingatkan kemudian kita saling membantu, contohnya kalau kita pergi ke mana-mana mestinya jangan bawa satu masker, tapi beberapa orang yang tidak pakai makser kita beri masker," ujarnya.
"Bukan apa, dia juga akan melindungi kita dari tertular penyebaran. Nah perilaku yang sederhana ini menjadi rumit karena belum terbiasa karena sesuatu yang terjadi seperti itu," katanya.(
Baca Juga
Wisnu menyatakan bahwa BNPB yang ditugasi memimpin Satgas Penanganan COVID-19 telah memprioritaskan kepada enam tindakan, salah satunya tentang komunikasi protokol kesehatan yang terus digencarkan. "Dari seluruh masalah ini, kita akan prioritaskan pencegahannya. Ini oleh semua pihak. Kalau tidak ya kita sangat kuat dalam masalah ekonomi dan akan ada bencana di belakangnya," katanya.
(abd)