Riset LSI Denny JA: Pandemi Covid-19 Diprediksi Berakhir Juni

Rabu, 29 April 2020 - 16:45 WIB
loading...
A A A
"Kesimpulan ini katakanlah prediksi yang lebih aman karena menggunakan plus minus satu bulan sebagai margin of error dibandingkan yang dinyatakan Singapore University," paparnya.

Berdasarkan data Singapore University pula, dalam menangani virus corona untuk mencapai tuntas 99%, LSI Denny JA membagi tiga kategori. Kategori A (penanganan cepat), Kategori B (penanganan menengah), dan Kategori C (penanganan lambat).

Disebut cepat jika 99% tuntas itu terjadi paling telat di akhir Mei 2020. Disebut sedang jika 99% tuntas pada Juni 2020. Disebut lambat jika 99% tuntas terjadi setelah Juni 2020.

Indonesia termasuk negara kategori B yang menangani virus Corona dengan kecepatan menengah. Diprediksi pada Juni 2020, virus Corona tak lagi menjadi isu besar. Kehidupan hampir normal kembali, walau social distancing tetap harus dijaga karena vaksin belum ditemukan.

Bersama Indoenesia dalam kategori B (kecepatan menengah) adalah antara lain Singapura, India, Kanada, Iran, dan Denmark. Negara kategori A (penanganan cepat) antara lain China, Korea Selatan, Jerman, Inggris, Malaysia dan Amerika Serikat.

"Negara ini tergolong paling cepat di dunia, di luar China yang menuntaskan virus Corona 99 persen," urainya.

Negara Kategori C (penanganan kambat) antara lain Kolumbia, Bahrain, Argentina, dan Qatar. Kategori cepat lambat itu tak seluruhnya berarti tingkat kemampuan negara menangani virus Corona. Melainkn juga ditentukan oleh lebih awal atau lebih belakangan virus corona menyebar ke negara itu.

"Yang dimaksud dengan 99 persen tuntas adalah situasi dimana penambahan kasus baru hari per hari menunjukkan grafik yang konsisten menurun. Tidak berarti tak ada lagi korban baru yang terpapar virus. Namun jumlahnya dilihat dari grafik sudah sangat menurun," urainya.

Klaim 100% virus Corona dianggap tuntas hanya dilakukan ketika vaksin ditemukan. University of Singapore memprediksi 100% tercapai pada Desember 2020. Hanya dua negara yang 100% tuntas pada Feb-April 2021. Namun prediksi itu dilakukan semata berdasarkan proyeksi data.

Berbeda dengan Univesity of Singapore, LSI Denny JA mendasarkan 100% tuntas itu pada penemuan vaksin. Khusus 100% tuntas itu tidak dikembangkan dari model proyeksi data.

LSI Denny JA mengelaborasi banyak negara dan perusahan besar yang berlomba menemukan vaksin untuk virus corona. Diprediksi vaksin pertama yang bisa dipakai luas terjadi sekitar Mei-Juli 2021. Saat itulah 100% virus corona tidak menjadi masalah bagi manusia.

Walau prediksi yang dibuat LSI Denny JA berdasarkan metode ilmiah yang bisa dipertanggung jawabkan, namun model itu dibangun dengan aneka asumsi. "Dengan sendirinya jika asumsi itu dilanggar, prediksi tak terjadi," kata Denny JA.

Asumsi yang utama adalah protokol kesehatan yang ditetapkan WHO, aneka pemerintahan, termasuk pemerintah Indonesia, dipatuhi. Protokol kesehatan itu antara lain social distancing, physical distancing, menggunakan masker, mencuci tangan, dan lain sebagainya.

Asumsi lain, vaksin ditemukan pertengahan tahun depan jika kecepatan penelitian labolatorium sama seperti yang sekarang terjadi. Tidak pula lahir mutasi baru virus corona yang kembali menyerang. Ini asumsi berikutnya.

"Jik asumsi di atas terlanggar, dengan sendirinya aneka prediksi di atas tak berlaku. Pembaca diharap memberlakukan prediksi itu dengan hati-hati," katanya.

Menurut dia, Covid-19 menjadi ujian bagi peradaban modern. "Betapa kita sudah mampu terbang ke planet lain. Senjata nuklir kita bisa memusnahkan bumi berkali- kali. Artificial inteligence bisa mengalahkan otak manusia. Namun ternyata peradaban kita tak siap dengan serangan virus yang sangat kecil," katanya.

Kendati begitu, pandemi virus corona bakal berakhir dengan happy ending. Kehidupan sosial banyak negara, termasuk Indonesia bisa normal kembali sebelum vaksin ditemukan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1960 seconds (0.1#10.140)