6 Fakta Untung Syamsuri, Sosok Komando Operasional G30S yang Terlibat Pemberontakan PKI Madiun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Letkol Untung Syamsuri disebut-sebut sebagai sosok yang punya peran penting dalam peristiwa G30S PKI . Selain itu, muncul pula kabar bahwa dia memiliki kedekatan dengan Soeharto, yang membuat Presiden ke-2 Indonesia itu seringkali dikaitkan dengan tragedi 30 September.
Untung Syamsuri lahir pada 3 Juli 1926 di Bojongsari, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Ayah dan Ibunya telah berpisah semenjak Untung masih kecil, hal tersebut membuatnya diangkat oleh pamannya yang bernama Syamsuri.
Untung harus berhenti sekolah setelah lulus SD karena Jepang keburu datang ke Indonesia. Saat itulah dia secara terpaksa harus masuk ke militer dengan bergabung bersama Heiho.
Karena itulah batalion ini sempat dicari-cari oleh Gatot Subroto kala itu. Namun, kekacauan yang terjadi antara Indonesia dengan Belanda kala itu membuat pengejaran terhadap batalyon pemberontak ini terhenti. Sebab itulah yang membuat pasukan batalion ini bebas berkeliaran termasuk Untung.
Hubungan Soeharto dan Untung kembali terjalin ketika Soeharto ditunjuk sebagai Panglima Kostrad dan memimpin pembebasan Irian Barat pada 14 Agustus 1962.
Dalam Operasi Irian Barat, Untung memimpin kelompok kecil pasukan yang bertempur di hutan belantara Kaimana. Sebelum Operasi Mandala, Untung telah berpengalaman di bawah pimpinan Jenderal Ahmad Yani.
Untung pernah terlibat operasi penumpasan pemberontakan PRRI atau Permesta di Bukit Gombak, Batusangkar, Sumatera Barat, pada 1958.
Bahkan Soeharto, selaku panglima saat itu, hanya memperoleh Bintang Dharma, setingkat di bawah Bintang Sakti.
Hal yang menarik adalah, ketika Soeharto merekomendasikan dua kompi Batalyon Banteng Raiders masuk Tjakrabirawa. Karena siapa pun yang pernah bertugas di Jawa Tengah pastinya sudah mengetahui rekam jejak dari batalion ini.
Setelah menjalankan gerakan tersebut, Letkol Untung Syamsuri yang diduga sebagai pemimpin G30S berhasil ditangkap di Tegal.
Untung Syamsuri lahir pada 3 Juli 1926 di Bojongsari, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Ayah dan Ibunya telah berpisah semenjak Untung masih kecil, hal tersebut membuatnya diangkat oleh pamannya yang bernama Syamsuri.
Untung harus berhenti sekolah setelah lulus SD karena Jepang keburu datang ke Indonesia. Saat itulah dia secara terpaksa harus masuk ke militer dengan bergabung bersama Heiho.
6 Fakta Untung Syamsuri
Dalam karier militernya, Untung Syamsuri telah banyak mencatatkan fakta menarik. Mulai dari awal karier hingga terjerumus ke dalam kasus G30S.1. Terlibat Peristiwa PKI Madiun
Semasa perang kemerdekaan untung bergabung dengan Batalyon Sudigdo yang berada di Wonogiri. Batalion ini disebut-sebut sebagai satuan yang ikut PKI (Partai Komunis Indonesia). Bahkan batalion ini sempat terlibat dalam gerakan PKI Madiun pada 1948.Karena itulah batalion ini sempat dicari-cari oleh Gatot Subroto kala itu. Namun, kekacauan yang terjadi antara Indonesia dengan Belanda kala itu membuat pengejaran terhadap batalyon pemberontak ini terhenti. Sebab itulah yang membuat pasukan batalion ini bebas berkeliaran termasuk Untung.
2. Mulai Dekat dengan Soeharto Ketika Menjadi Anak Buahnya
Ketika Soeharto menggantikan Gatot Soebroto menjadi Panglima Divisi Diponegoro, Untung lalu dipindah ke Divisi Diponegoro. Banyak orang yang percaya bahwa kedekatan antara Soeharto dan Untung bermula di sini.Hubungan Soeharto dan Untung kembali terjalin ketika Soeharto ditunjuk sebagai Panglima Kostrad dan memimpin pembebasan Irian Barat pada 14 Agustus 1962.
3. Ikut Serta dalam Operasi Mandala
Dalam Operasi Mandala yang dipimpin Soeharto, Untung juga terlibat. Saat itu Untung adalah anggota Batalyon 454 Kodam Diponegoro, yang lebih dikenal dengan Banteng Raiders.Dalam Operasi Irian Barat, Untung memimpin kelompok kecil pasukan yang bertempur di hutan belantara Kaimana. Sebelum Operasi Mandala, Untung telah berpengalaman di bawah pimpinan Jenderal Ahmad Yani.
Untung pernah terlibat operasi penumpasan pemberontakan PRRI atau Permesta di Bukit Gombak, Batusangkar, Sumatera Barat, pada 1958.
4. Punya Penghargaan Bintang Sakti
Dalam sejarah militer, hanya beberapa prajurit saja yang pernah menerima penghargaan Bintang Sakti. Dua diantaranya adalah Benny Moerdani dan Untung Syamsuri, setelah tampil luar biasa dalam pembebasan Irian Barat.Bahkan Soeharto, selaku panglima saat itu, hanya memperoleh Bintang Dharma, setingkat di bawah Bintang Sakti.
5. Menjadi Anggota Tjakrabirawa
Dengan berbagai prestasi dan penghargaan yang dimiliki membuat Untuk dipercaya untuk menjadi anggota Tjakrabirawa pada pertengahan 1964. Soeharto yang kala itu menjabat sebagai Pangkostrad adalah orang yang merekomendasikan batalion mana saja yang diambil Tjakrabirawa.Hal yang menarik adalah, ketika Soeharto merekomendasikan dua kompi Batalyon Banteng Raiders masuk Tjakrabirawa. Karena siapa pun yang pernah bertugas di Jawa Tengah pastinya sudah mengetahui rekam jejak dari batalion ini.
6. Memimpin Pasukan G30S
Setahun setelah menjabat sebagai pasukan Tjakrabirawa, pria yang pernah terlibat dalam PKI Madiun ini kemudian menjadi salah satu pentolan gerakan G30S. Dalam pelaksanaan gerakan tersebut, Letkol Untung menunjuk Lettu Dul Arief untuk menjadi ketua pelaksana penculikan para petinggi TNI AD.Setelah menjalankan gerakan tersebut, Letkol Untung Syamsuri yang diduga sebagai pemimpin G30S berhasil ditangkap di Tegal.
(hab)