Survei INES: Masyarakat Ingin Prabowo Lanjutkan Program Jokowi
loading...
A
A
A
Selanjutnya, Ganjar 60,8 persen, Airlangga 59,8 persen, dan Anies 47,9 persen. Oleh karena itu, bagi setiap capres yang melakukan sosialisasi, tahap akseptabilitas menjadi moment crucial (paling penting) bagi kesuksesan menghadapi Pilpres 2024.
“Di sinilah nasib calon dipertaruhkan, berhasil atau gigit jari. Pada tahap ini pemilih mulai berpikir, siapa calon yang akan dielus. Agar berhasil melewatinya, calon harus berjuang ekstra keras,” ucapnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, akseptabilitas merupakan kemampuan untuk menerima atau merespons intervensi atau perlakuan tertentu. Kemampuan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang dimiliki, baik secara faktual maupun potensial yang mampu menggerakkan individu untuk menerima suatu tindakan atau perlakuan.
Akseptabilitas sangat dipengaruhi oleh persepektif terhadap konteks, konten, dan kualitas yang ada. Dalam tahap akseptabilitas, pemilih menerima seorang capres. Penerimaan ini merupakan proses alam bawah sadar berbentuk persepsi yang terbangun.
Baik itu penerimaan akan kualitas, kompetensi, integritas, profesionalitas, personalitas, perilaku, prestasi, reputasi, kepemimpinan, visi, dan lain-lain. Ada proses penilaian di sini, dimana proses ini melahirkan penerimaan (akseptabilitas) pemilih terhadap calon.
“Karena begitu banyaknya aspek yang dipertimbangkan, maka pada hakekatnya akseptabilitas adalah garis yang mengubungkan antara popularitas dan elektabilitas. Di sini kunci proses berpikir para pemilih nantinya. Proses akseptabilitas memerlukan waktu lebih lama dibandingkan popularitas, bahkan untuk elektabilitas,” pungkasnya.
Naiknya elektabilitas Prabowo sebagai Capres 2024 dalam survei terbaru INES, dinilai karena sosok Ketua Umum Partai Gerindra itu yang tetap tenang meskipun sering diterpa isu yang kurang baik. Bahkan, Menteri Pertahanan (Menhan) itu tetap menunjukkan wibawanya sebagai tokoh nasional dan juga sebagai capres.
“Saya melihat unggulnya elektabilitas Prabowo Subianto sebagai capres karena beliau tetap tenang meskipun sering diterpa isu negatif. Prabowo tetap menunjukkan sebagai tokoh nasional,” ujar pengamat politik dari Universitas Mulawarman Samarinda Kalimantan Timur Budiman kepada wartawan, Rabu (5/7/2023).
Ditanya peluang arah suara pendukung Jokowi pada Pilpres 2019, Budiman menyebutkan tentunya lebih memilih mendukung Prabowo Subianto. Sebab, pendukung Jokowi menganggap Prabowo lebih sering bersama Jokowi karena berada di kabinet.
“Apalagi Jokowi sering bersama Prabowo, itu sebagai bukti ada kedekatan emosional,” ucap Budiman.
Selain itu, kata Budiman, popularitas Prabowo saat ini sangat tinggi daripada kandidat capres lainnya dikarenakan Prabowo fokus bekerja sebagai Menteri Pertahanan dalam membantu Presiden Jokowi. “Dan ketika kandidat capres sibuk serang soal isu politik, justru Prabowo lebih tenang dan tidak terpengaruh dengan isu negatif tersebut,” tukasnya.
“Di sinilah nasib calon dipertaruhkan, berhasil atau gigit jari. Pada tahap ini pemilih mulai berpikir, siapa calon yang akan dielus. Agar berhasil melewatinya, calon harus berjuang ekstra keras,” ucapnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, akseptabilitas merupakan kemampuan untuk menerima atau merespons intervensi atau perlakuan tertentu. Kemampuan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang dimiliki, baik secara faktual maupun potensial yang mampu menggerakkan individu untuk menerima suatu tindakan atau perlakuan.
Akseptabilitas sangat dipengaruhi oleh persepektif terhadap konteks, konten, dan kualitas yang ada. Dalam tahap akseptabilitas, pemilih menerima seorang capres. Penerimaan ini merupakan proses alam bawah sadar berbentuk persepsi yang terbangun.
Baik itu penerimaan akan kualitas, kompetensi, integritas, profesionalitas, personalitas, perilaku, prestasi, reputasi, kepemimpinan, visi, dan lain-lain. Ada proses penilaian di sini, dimana proses ini melahirkan penerimaan (akseptabilitas) pemilih terhadap calon.
“Karena begitu banyaknya aspek yang dipertimbangkan, maka pada hakekatnya akseptabilitas adalah garis yang mengubungkan antara popularitas dan elektabilitas. Di sini kunci proses berpikir para pemilih nantinya. Proses akseptabilitas memerlukan waktu lebih lama dibandingkan popularitas, bahkan untuk elektabilitas,” pungkasnya.
Tenang dan Berwibawa
Naiknya elektabilitas Prabowo sebagai Capres 2024 dalam survei terbaru INES, dinilai karena sosok Ketua Umum Partai Gerindra itu yang tetap tenang meskipun sering diterpa isu yang kurang baik. Bahkan, Menteri Pertahanan (Menhan) itu tetap menunjukkan wibawanya sebagai tokoh nasional dan juga sebagai capres.
“Saya melihat unggulnya elektabilitas Prabowo Subianto sebagai capres karena beliau tetap tenang meskipun sering diterpa isu negatif. Prabowo tetap menunjukkan sebagai tokoh nasional,” ujar pengamat politik dari Universitas Mulawarman Samarinda Kalimantan Timur Budiman kepada wartawan, Rabu (5/7/2023).
Ditanya peluang arah suara pendukung Jokowi pada Pilpres 2019, Budiman menyebutkan tentunya lebih memilih mendukung Prabowo Subianto. Sebab, pendukung Jokowi menganggap Prabowo lebih sering bersama Jokowi karena berada di kabinet.
“Apalagi Jokowi sering bersama Prabowo, itu sebagai bukti ada kedekatan emosional,” ucap Budiman.
Selain itu, kata Budiman, popularitas Prabowo saat ini sangat tinggi daripada kandidat capres lainnya dikarenakan Prabowo fokus bekerja sebagai Menteri Pertahanan dalam membantu Presiden Jokowi. “Dan ketika kandidat capres sibuk serang soal isu politik, justru Prabowo lebih tenang dan tidak terpengaruh dengan isu negatif tersebut,” tukasnya.