Pimpinan Partai Koalisi Anies Baswedan Kumpul 9 Juli, Bahas Cawapres?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pimpinan parpol dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dijadwalkan akan kembali bertemu pada Minggu, 9 Juli 2023. Apakah mereka akan membahas cawapres pendamping Anies Baswedan , begini penjelasan Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Demokrat, Benny K Harman.
"Kita rapat tanggal 9 (Juli)," kata Benny kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (4/7/2023).
"Bukan (dengan Anies), belum, internal pimpinan partai," sambungnya.
Soal Yenny Wahid dan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang terpotret bersama dan disebut kandidat cawapres Anies, Benny menjelaskan, sebelum Anies berangkat ibadah haji, sudah diumumkan bahwa cawapres sudah di kantong Anies, dan akan diumumkan usai kembali dari ibadah haji.
Siapa sosoknya, ia pun mengaku tidak tahu, karena itu menjadi hak dari Anies. "Cawapres Pak anies sebelum beliau berangkat haji sudah diumumkan ke khalayak ramai bahwa calon wakil presidennya itu sudah ditentukan dan sudah ada di saku Pak Anies. Tinggal nanti diumumkan setelah nanti beliau kembali dari naik haji," ujarnya.
"Siapa itu kita enggak tahu karena hanya beliau yang tahu ya. Kita harus menghargai juga, itu privilege beliau, previlege beliau lah untuk menentukan itu. Kita hanya memberikan masukan kita hanya menberi pandangan prmikiran bahkan mengusulkan nama," sambungnya.
Menurut Benny, Anies pastinya mendengar banyak tokoh dan kalangan, juga mendengar suara rakyat, serta menimbang-nimbang sejumlah nama untuk dijadikan cawapresnya dan akan segera diumumkan. Jadi, jika muncul nama-nama baru, bukan berarti harus dikaitkan akan menjadi cawapres Anies.
"Bahwa masih ada upaya untuk mengusulkan nama ya saya rasa nama-nama itu tidak harus selalu dibaca untuk dalam konteks cawapresnya. Mungkin dalam konteks bagaimana membangun kebersamaan ke depannya bagaimana membangun kolaborasi untuk sama sama membangun indonesia masa depan yang lebih baik kan," terangnya.
Anggota Komisi III DPR ini menilai, nama-nama yang muncul itu karena Anies akan merangkul dan menjadi simbol bahwa dirinya bisa menjadi rumah bagi siapa saja yang ingin perubahan dan perbaikan yang dilakukan ke depannya.
"Perubahan dan perbaikan bukan untuk menegasikan apa yang sudah dilakukan oleh Pak Presiden Jokowi bukan itu maksudnya. Perubahan perbaikan itu saya rasa itu keniscayaan itu maksudnya tanggung jawab gitu," tutup Benny.
"Kita rapat tanggal 9 (Juli)," kata Benny kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (4/7/2023).
"Bukan (dengan Anies), belum, internal pimpinan partai," sambungnya.
Soal Yenny Wahid dan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang terpotret bersama dan disebut kandidat cawapres Anies, Benny menjelaskan, sebelum Anies berangkat ibadah haji, sudah diumumkan bahwa cawapres sudah di kantong Anies, dan akan diumumkan usai kembali dari ibadah haji.
Siapa sosoknya, ia pun mengaku tidak tahu, karena itu menjadi hak dari Anies. "Cawapres Pak anies sebelum beliau berangkat haji sudah diumumkan ke khalayak ramai bahwa calon wakil presidennya itu sudah ditentukan dan sudah ada di saku Pak Anies. Tinggal nanti diumumkan setelah nanti beliau kembali dari naik haji," ujarnya.
"Siapa itu kita enggak tahu karena hanya beliau yang tahu ya. Kita harus menghargai juga, itu privilege beliau, previlege beliau lah untuk menentukan itu. Kita hanya memberikan masukan kita hanya menberi pandangan prmikiran bahkan mengusulkan nama," sambungnya.
Menurut Benny, Anies pastinya mendengar banyak tokoh dan kalangan, juga mendengar suara rakyat, serta menimbang-nimbang sejumlah nama untuk dijadikan cawapresnya dan akan segera diumumkan. Jadi, jika muncul nama-nama baru, bukan berarti harus dikaitkan akan menjadi cawapres Anies.
"Bahwa masih ada upaya untuk mengusulkan nama ya saya rasa nama-nama itu tidak harus selalu dibaca untuk dalam konteks cawapresnya. Mungkin dalam konteks bagaimana membangun kebersamaan ke depannya bagaimana membangun kolaborasi untuk sama sama membangun indonesia masa depan yang lebih baik kan," terangnya.
Anggota Komisi III DPR ini menilai, nama-nama yang muncul itu karena Anies akan merangkul dan menjadi simbol bahwa dirinya bisa menjadi rumah bagi siapa saja yang ingin perubahan dan perbaikan yang dilakukan ke depannya.
"Perubahan dan perbaikan bukan untuk menegasikan apa yang sudah dilakukan oleh Pak Presiden Jokowi bukan itu maksudnya. Perubahan perbaikan itu saya rasa itu keniscayaan itu maksudnya tanggung jawab gitu," tutup Benny.
(maf)