Sejarah Hari Bhayangkara yang Diperingati 1 Juli

Sabtu, 01 Juli 2023 - 04:10 WIB
loading...
Sejarah Hari Bhayangkara yang Diperingati 1 Juli
Dalam rangka HUT ke-77 Bhayangkara, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo beserta Pejabat Utama (PJU) Mabes Polri berziarah serta tabur bunga ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (30/6/2023) pagi. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Tanggal 1 Juli diperingati sebagai Hari Bhayangkara . Hari Bhayangkara merupakan hari peringatan yang berhubungan dengan institusi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Apa itu Hari Bhayangkara dan bagaimana sejarahnya?

Merujuk pada informasi Divisi Humas Polri , kata 'Bhayangkara' merupakan istilah yang ada pada zaman Kerajaan Majapahit. Patih Gajah Mada yang kala itu berkuasa menggunakan kata ‘Bhayangkara’ untuk menamai pasukan pengamanan kerajaan. Bukan hanya memakai kata Bhayangkara peninggalan Gajah Mada sebagai nama pasukan kepolisian, Polri juga membangun patung Gajah Mada di depan Mabes Polri, Jakarta Selatan.

Hari Bhayangkara erat kaitannya dengan kepolisian. Pada masa kolonial Belanda, pasukan keamanan ditugaskan melindungi aset serta kekayaan orang-orang Eropa di Hindia Belanda. Pasukan tersebut terdiri dari orang pribumi. Terdapat sejumlah bentuk kepolisian pada masa kolonial Belanda, seperti Veld Politie (Polisi Lapangan), Stands Politie (Polisi Kota), Cultur Politie (Polisi Pertanian), dan Bestuurs Politie (Polisi Pamong Praja).

Tahun 1897-1920, Belanda juga membentuk kepolisian modern yang menjadi cikal bakal terbentuknya Polri. Lain halnya dengan masa pendudukan Jepang. Pada masa itu, Jepang membagi kepolisian Indonesia berdasarkan daerah-daerah di Indonesia. Misalnya, Kepolisian Jawa dan Madura berpusat di Jakarta.

Kemudian ada juga Kepolisian Sumatera yang berpusat di Bukittinggi, Kepolisian Kalimantan berpusat di Banjarmasin, dan Kepolisian wilayah Indonesia Timur berpusat di Makassar. Tiap kantor polisi di daerah tersebut dipimpin seorang pejabat kepolisian dari orang Indonesia, yang didampingi pejabat Jepang (sidookaan). Sidookaan dalam praktiknya memiliki kuasa yang lebih besar daripada kepala polisi.



Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, Jepang memutuskan bahwa polisi Indonesia tetap bertugas. Pada 17 Agustus 1945 atau Hari Kemerdekaan Indonesia, kepolisian tersebut resmi menjadi Kepolisian Indonesia yang merdeka. Dua hari setelah Indonesia merdeka, dibentuklah Badan Kepolisian Negara (BKN) oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Dikutip dari laman polri.go.id, Inspektur Kelas I (Letnan Satu) Polisi Mochammad Jassin, Komandan Polisi di Surabaya, pada tanggal 21 Agustus 1945 memproklamasikan Pasukan Polisi Republik Indonesia. Langkah awal yang dilakukan selain mengadakan pembersihan dan pelucutan senjata terhadap tentara Jepang yang kalah perang, juga membangkitkan semangat moral dan patriotik seluruh rakyat maupun satuan-satuan bersenjata yang sedang dilanda depresi dan kekalahan perang yang panjang.

Pada 29 September 1945, Presiden Soekarno melantik Raden Said Sukanto Tjokrodiatmodjo menjadi Kepala Kepolisian Negara (KKN). Kepolisian saat itu berada dalam lingkungan Kementerian Dalam Negeri dengan nama Djawatan Kepolisian Negara.

Kepolisian ini cuma bertanggung jawab dalam masalah administrasi. Sementara, terkait masalah operasional ditanggung oleh Jaksa Agung.

Pada 1 Juli 1946, Djawatan Kepolisian Negara resmi bertanggung jawab langsung kepada Perdana Menteri. Hal ini diperkuat melalui Penetapan Pemerintah Tahun 1946 No. 11/S.D. Sejak saat itu, tanggal 1 Juli ditetapkan sebagai Hari Bhayangkara yang diperingati bangsa Indonesia hingga saat ini.

Tema HUT ke-77 Bhayangkara

Berdasar laman resmi Polri, tema HUT ke-77 Bhayangkara yang diperingati pada Sabtu, 1 Juli 2023 ini adalah Polri Presisi untuk Negeri, Pemilu Damai Menuju Indonesia Maju.

Dalam rangka HUT ke-77 Bhayangkara, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo beserta Pejabat Utama (PJU) Mabes Polri berziarah serta tabur bunga ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (30/6/2023) pagi.

"Berziarah ke makam para pendahulu ini merupakan wujud untuk mengenang nilai-nilai perjuangan maupun keteladanan dari seluruh pahlawan negara Indonesia. Dengan demikian, kita harapkan nilai-nilai keteladanan tersebut menjadi motivasi, menjadi semangat bagi kita dalam menyongsong Hari Bhayangkara yang ke-77," ujar Sigit dalam keterangannya, Jumat (30/6/2023).

Dengan mengenang dan merefleksikan keteladanan serta perjuangan para pahlawan, kata Kapolri, bisa menjadi semangat untuk seluruh personel Polri dalam menghadapi seluruh tantangan maupun tugas ke depan. Apalagi, Indonesia akan melaksanakan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Diperlukan kerja keras dari jajaran Kepolisian maupun seluruh elemen masyarakat, untuk terus mengawal nilai persatuan dan kesatuan, demi mewujudkan Indonesia menjadi negara maju.

"Dan ke depan tentunya kita menghadapi berbagai macam tantangan dan tugas, termasuk kita akan memasuki tahun politik. Kita juga harus terus mengawal untuk mewujudkan Indonesia maju dan tentunya ini menjadi tugas kita bersama," ucap Sigit.

Polri juga menggelar doa bersama dalam rangka Hari Bhayangkara ke-77 di Lapangan Bhayangkara Jakarta, Jumat (30/6/2023). Dalam kegiatan ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo hadir bersama-sama dengan perwakilan dari TNI, OKP, ormas, elemen masyarakat, dan seluruh perwakilan lintas agama.
(zik)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1175 seconds (0.1#10.140)