Sihir yang Cantik

Sabtu, 24 Juni 2023 - 12:06 WIB
loading...
A A A
Yang Berputar-putar di Otak Kita

Seperti ungkapan “… beribadah dengan dengan akal budimu!” yang tertulis di halaman 247, kita pun harus pandai membaca dengan akal budi. Dan, kita pun tahu, membaca di sini bukan melulu tulisan, tetapi juga situasi.

Bicara soal membaca, ketika menengok daftar isi, saya cukup terkejut. Mungkin Anda juga akan mengalami hal yang sama. Atau mungkin juga tidak terkejut, mengingat judul buku ini saja sudah memberi tahu isinya. Yap, something magical―sesuatu yang ajaib. Dan, betulan ajaib. Sebab, dari sebagian judul yang beraroma horor, ternyata meninggalkan sesuatu yang benar-benar lain ketika selesai membacanya. Beberapa lainnya mungkin akan membuat Anda senyum-senyum sendiri, atau malah tertawa terbahak-bahak seperti yang saya alami.

Anda mungkin juga akan segera tahu bahwa sejatinya penulis tidak bermaksud menakut-nakuti. Aroma horor dan seram memang tetap menggantung di udara, tetapi tidak membuat Anda lantas tersesat. Saya berani jamin itu

Sasti Gotama dalam pengantarnya mengatakan bahwa ini adalah jenis ketersesatan yang membuat pembaca tidak tersesat. Bagi saya, ini humor yang tidak diniatkan awalnya untuk membuat pembaca tertawa. Akan tetapi, itu terjadi. Kalaupun tidak terbahak-bahak, lengkung senyum mestilah terbit.

baca juga: Buku dan Kertas Berlalu

Saya juga setuju dengan pendapat Sasti lainnya, bahwa buku ini sarat pelajaran tanpa nada menggurui. Dan, tentunya, tiap pembaca akan menyerap pelajaran atau tafsir yang berbeda, bergantung kepada seberapa dalam kisah itu menyentuhnya.

Tenang saja. Tidak semua cerpen di sini disampaikan secara jenaka. Ada beberapa yang cukup serius sejak awal sampai akhir. Misalnya saja cerpen Kuburan Anjing, Ventriloquist, dan Cahaya Rembulan Malam Ini Dikalahkan Mendung. Bagi yang pernah membaca dwilogi Saman dan Larung karya Ayu Utami, cerpen Cahaya Rembulan Malam Ini Dikalahkan Mendung memiliki relasi after taste yang dekat sekali.

Permainan pikiran menjadi daya tarik utama dari penulis. Pembaca akan diajak masuk ke dalam labirin imajinasinya. Sebuah dunia yang tampak familiar, tetapi sesungguhnya amat berbeda dari yang mungkin pernah kita jumpai. Seperti pada cerpen Ular di Kaki San Wardan dan Syirik. Pembaca akan digiring ke sana kemari sebelum diturunkan di terminal antah-berantah.

Saya sendiri merasa ada yang betah berputar-putar di otak. Kadang, seperti orang lain, saya merancang opsi-opsi sendiri di kepala, yang akhirnya membuat saya kembali senyum-senyum sendiri.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1617 seconds (0.1#10.140)