Profil Hendropriyono, Mertua Andika Perkasa yang Jadi Guru Besar Ilmu Filsafat Pertama di Dunia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jenderal TNI Abdullah Mahmud Hendropriyono merupakan mantan perwira tinggi TNI AD sekaligus politisi Indonesia. Jabatan terakhir yang melekat padanya, yakni sebagai Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia.
Jabatan tersebut disematkan kepadanya mulai tahun 2016 hingga 2018. Namun sebelum itu, Profesor di bidang ilmu Filsafat Intelijen pertama di dunia ini juga tercatat memiliki jabatan penting baik dalam kemiliteran maupun pemerintahan.
Usai menamatkan pendidikan SMA, ia melanjutkan pendidikan di Akademi Militer Nasional (AMN) Magelang dan lulus pada tahun 1967 dari kecabangan Infanteri Kopassus. Kemudian ia juga menempuh pendidikan militer lainnya seperti US Army Command and General Staff College, Sesko ABRI hingga KSA VI Lemhannas.
Sementara itu, Hendropriyono juga banyak menempuh pendidikan tinggi lainnya. Seperti sarjana bidang administrasi dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara (STIA-LAN), Sarjana Hukum dari Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM), Sarjana Ilmu Politik dari Universitas Terbuka (UT) Jakarta, hingga meraih gelar magister administrasi niaga dari University of the City of Manila, Filipina.
Selain memperoleh pendidikan tinggi dalam negeri dan luar negeri, Mertua dari mantan Panglima TNI Andika Perkasa ini juga menjadi satu-satunya dan pertama di dunia yang menjadi Guru Besar Intelijen.
Atas gelar ini, ia tercatat masuk dalam Museum Rekor Indonesia (MURI). Pengukuhan ini sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 2576f/A4.3/KP/2014.
Berangkat dari sejumlah pendidikan yang dimilikinya itu, karier Hendropriyono dimulai sejak ia ditunjuk menjadi Komandan Peleton dengan Pangkat Letnan Dua Infanteri di Kopassus.
Sejak saat itu karier militernya pun melejit, Hendropriyono ditunjuk mengisi banyak jabatan penting kemiliteran mulai dari Komandan Detasemen Tempur 13, Danrem 043/Garuda Hitam Lampung, Panglima Kodam Jayakarta Hingga menjadi Komandan Kodiklat TNI AD tahun 1996.
Jabatan tersebut disematkan kepadanya mulai tahun 2016 hingga 2018. Namun sebelum itu, Profesor di bidang ilmu Filsafat Intelijen pertama di dunia ini juga tercatat memiliki jabatan penting baik dalam kemiliteran maupun pemerintahan.
Profil Abdullah Mahmud Hendropriyono
Pria yang akrab disebut A.M Hendropriyono ini lahir di Yogyakarta, pada masa pendudukan Jepang tanggal 7 Mei 1945. Namun ia banyak memperoleh pendidikan formalnya di Jakarta, mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).Usai menamatkan pendidikan SMA, ia melanjutkan pendidikan di Akademi Militer Nasional (AMN) Magelang dan lulus pada tahun 1967 dari kecabangan Infanteri Kopassus. Kemudian ia juga menempuh pendidikan militer lainnya seperti US Army Command and General Staff College, Sesko ABRI hingga KSA VI Lemhannas.
Sementara itu, Hendropriyono juga banyak menempuh pendidikan tinggi lainnya. Seperti sarjana bidang administrasi dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara (STIA-LAN), Sarjana Hukum dari Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM), Sarjana Ilmu Politik dari Universitas Terbuka (UT) Jakarta, hingga meraih gelar magister administrasi niaga dari University of the City of Manila, Filipina.
Selain memperoleh pendidikan tinggi dalam negeri dan luar negeri, Mertua dari mantan Panglima TNI Andika Perkasa ini juga menjadi satu-satunya dan pertama di dunia yang menjadi Guru Besar Intelijen.
Atas gelar ini, ia tercatat masuk dalam Museum Rekor Indonesia (MURI). Pengukuhan ini sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 2576f/A4.3/KP/2014.
Berangkat dari sejumlah pendidikan yang dimilikinya itu, karier Hendropriyono dimulai sejak ia ditunjuk menjadi Komandan Peleton dengan Pangkat Letnan Dua Infanteri di Kopassus.
Sejak saat itu karier militernya pun melejit, Hendropriyono ditunjuk mengisi banyak jabatan penting kemiliteran mulai dari Komandan Detasemen Tempur 13, Danrem 043/Garuda Hitam Lampung, Panglima Kodam Jayakarta Hingga menjadi Komandan Kodiklat TNI AD tahun 1996.