TGB: Kerja Sama Politik Krusial Mendukung Indonesia Emas 2045
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Harian Nasional DPP Perindo TGB Muhammad Zainul Majdi mengingatkan bahwa kerjasama politik merupakan faktor krusial untuk membangun konsensus dalam jangka panjang. Apalagi, rancangan akhir RPJMN ‘Indonesia Emas 2045’ baru saja diluncurkan pada 15 Juni lalu.
“Pihak yang memiliki kerja sama politik wajib bicara tentang rancangan tersebut. Apalagi bila mau mengajukan bacawapres bagi Ganjar Pranowo. Mengapa penting? Karena masa kepresidenan 2024-2029 akan mengawali kerangka 20 tahunan perencanaan pembangunan bangsa kedepan,” kata TGB.
PDIP sebagai pemenang Pemilu 2019 lalu, jelas dia, dalam posisi yang absolut. Karena itu, diksi yang tepat digunakan adalah kerja sama, bukan koalisi.
"Maka digunakanlah diksi kerjasama politik, bukan koalisi. Sebab PDIP tidak memerlukan tiket pembulat untuk memenuhi syarat mengusung capres-cawapres. Artinya seluruh parpol peserta kerja sama politik dengan PDIP, sesungguhnya memiliki posisi yang setara di hadapan PDIP sebagai sohibul bait," jelas dia.
Dari kerja sama itu, jelas TGB, yang terpenting adalah bagaimana mampu membentuk konsensus dan konsistensi. Sehingga penyelenggaraan pembangunan secara 20 tahunan yang telah disiapkan dengan cermat oleh Presiden Joko Widodo dapat terwujud.
“Dengan kerangka akselerasi atau percepatan yang akan dilakukan oleh Mas Ganjar Pranowo jika Insyaallah terpilih secara gilang-gemilang nanti," papar dia.
Sementara, menanggapi kemunculan namanya sebagai kandidat yang masuk dalam daftar pertimbangan Cawapres, TGB lebih memilih menjelaskan sosok PDI P dan Megawati. Dijelaskannya, Megawati dan PDIP adalah sosok dan partai politik yang sangat ideologis.
“Dapat dipastikan bahwa tokoh-tokoh yang masuk pertimbangan, bukanlah sosok yang lahir dari proses transaksional kepentingan jangka pendek, atau semata-mata konsesi titip-menitip. Tidak ada ceritanya Ibu Megawati bisa didesak-desak dengan cara-cara non-ideologis," ungkap TGB.
Oleh sebab itu, jelas dia, alangkah baiknya menunggu bagaimana pemikiran, arahan, dan keputusan final dari Megawati. “Kita jangan terlalu banyak berasumsi apalagi berandai-andai. Kedua, kami memberikan apresiasi kepada publik secara luas yang turut menambah nama-nama alternatif dari yang selama ini sudah berkembang," papar di.
Lebih jauh TGB memastikan berkomitmen untuk mensukseskan kontestasi Pemilu 2024 secara utuh dalam satu rangkaian Pileg, Pilpres, dan Pilkada pada kerjasama Politik dengan PDIP. Hal itu seperti yang telah tertuang dalam Dokumen Kerjasama Politik antara PDIP - Perindo.
“Untuk Pileg tentunya ada harapan besar bagi Partai Perindo agar memenuhi ambang batas parlemen dengan kursi yang signifikan. Untuk Pilpres tentu adalah kemenangan satu putaran bagi GP dan untuk Pilkada adalah bagaimana Kerjasama Politik ini bisa terbangun secara satu nafas antara kepemimpinan di seluruh provinsi dan kabupaten/kota dengan kepemimpinan nasional kedepan,” tutup TGB.
“Pihak yang memiliki kerja sama politik wajib bicara tentang rancangan tersebut. Apalagi bila mau mengajukan bacawapres bagi Ganjar Pranowo. Mengapa penting? Karena masa kepresidenan 2024-2029 akan mengawali kerangka 20 tahunan perencanaan pembangunan bangsa kedepan,” kata TGB.
PDIP sebagai pemenang Pemilu 2019 lalu, jelas dia, dalam posisi yang absolut. Karena itu, diksi yang tepat digunakan adalah kerja sama, bukan koalisi.
"Maka digunakanlah diksi kerjasama politik, bukan koalisi. Sebab PDIP tidak memerlukan tiket pembulat untuk memenuhi syarat mengusung capres-cawapres. Artinya seluruh parpol peserta kerja sama politik dengan PDIP, sesungguhnya memiliki posisi yang setara di hadapan PDIP sebagai sohibul bait," jelas dia.
Dari kerja sama itu, jelas TGB, yang terpenting adalah bagaimana mampu membentuk konsensus dan konsistensi. Sehingga penyelenggaraan pembangunan secara 20 tahunan yang telah disiapkan dengan cermat oleh Presiden Joko Widodo dapat terwujud.
“Dengan kerangka akselerasi atau percepatan yang akan dilakukan oleh Mas Ganjar Pranowo jika Insyaallah terpilih secara gilang-gemilang nanti," papar dia.
Sementara, menanggapi kemunculan namanya sebagai kandidat yang masuk dalam daftar pertimbangan Cawapres, TGB lebih memilih menjelaskan sosok PDI P dan Megawati. Dijelaskannya, Megawati dan PDIP adalah sosok dan partai politik yang sangat ideologis.
“Dapat dipastikan bahwa tokoh-tokoh yang masuk pertimbangan, bukanlah sosok yang lahir dari proses transaksional kepentingan jangka pendek, atau semata-mata konsesi titip-menitip. Tidak ada ceritanya Ibu Megawati bisa didesak-desak dengan cara-cara non-ideologis," ungkap TGB.
Oleh sebab itu, jelas dia, alangkah baiknya menunggu bagaimana pemikiran, arahan, dan keputusan final dari Megawati. “Kita jangan terlalu banyak berasumsi apalagi berandai-andai. Kedua, kami memberikan apresiasi kepada publik secara luas yang turut menambah nama-nama alternatif dari yang selama ini sudah berkembang," papar di.
Lebih jauh TGB memastikan berkomitmen untuk mensukseskan kontestasi Pemilu 2024 secara utuh dalam satu rangkaian Pileg, Pilpres, dan Pilkada pada kerjasama Politik dengan PDIP. Hal itu seperti yang telah tertuang dalam Dokumen Kerjasama Politik antara PDIP - Perindo.
“Untuk Pileg tentunya ada harapan besar bagi Partai Perindo agar memenuhi ambang batas parlemen dengan kursi yang signifikan. Untuk Pilpres tentu adalah kemenangan satu putaran bagi GP dan untuk Pilkada adalah bagaimana Kerjasama Politik ini bisa terbangun secara satu nafas antara kepemimpinan di seluruh provinsi dan kabupaten/kota dengan kepemimpinan nasional kedepan,” tutup TGB.
(muh)