Elektabilitas PAN Geser PKS, IPO Sebut Dampak Kinerja Positif Mendag Zulhas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kinerja positif yang ditunjukkan Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan (Mendag) turut mendongkrak elektabilitas Partai Amanat Nasional (PAN) yang dipimpinnya. Dalam survei terbaru Indonesian Political Opinion (IPO), elektabilitas PAN telah menggeser posisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) .
Direktur Indonesian Political Opinion Dedi Kurnia Syah mengatakan bahwa Kementerian Perdagangan (Kemendag) meraih 52,1% tingkat kepuasan masyarakat. Keberhasilan kementerian pimpinan Zulhas itu turut mendongkrak elektabilitas PAN menggeser PKS dalam survei itu.
“Kementerian Perdagangan 52,1%,” ujar Dedi dalam rilis survei dengan Peta Elektoral Koalisi Partai dan Capres-Cawapres Jelang Pemilu 2024, Jumat (16/6/2023).
Dalam survei itu, tercatat bahwa PAN berhasil menyalip PKS dengan perolehan suara 5,0%. PKS sendiri hanya mencatatkan perolehan suara sebesar 4,8%.
Koresponden sendiri ditanyakan terkait pertanyaan kepada responden 'apabila hari ini dilaksanakan Pemilihan Umum (Pemilu), maka partai politik manakah yang akan dipilih?'
“Partai Amanat Nasional (PAN) 5,0%; Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 4,8%,” jelas dia dalam survei itu.
Tindakan-tindakan politik Zulhas tersebut, menurut Dedi, sangat berdampak positif bagi popularitas dan elektabilitas PAN. "Berkaca dari hasil tadi, semestinya PAN tetap melanjutkan inisiasi-inisiasinya, misalnya membentuk poros keempat, keluar dari Prabowo, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo, karena Golkar dan PAN sudah cukup untuk mengusung capres sendiri," terangnya.
Hadirnya poros keempat, lanjut Dedi, akan berdampak baik bagi kedua parpol tersebut, terlebih jika mengusung kader sendiri karena akan menjaga loyalitas kader untuk memilih Capres dari partainya sendiri.
"Artinya meskipun peluang Airlangga-Zulhas menang pilpres minim tapi mereka dapat mempertahankan suara untuk calon anggota legislatifnya. Hal demikian yang saat ini diinginkan oleh banyak parpol lainnya," jelasnya.
Untuk diketahui, hasil survei terbaru IPO, tingkat elektabilitas parpol untuk 10 besar ketika responden disodorkan pertanyaan jika pilpres diselenggarakan hari ini, partai politik manakah yang akan bapak/ibu pilih, yaitu (10 besar): PDIP 21,5%, Partai Gerindra 19,7%, Partai Golkar 9,3%, Demokrat 9,2%, PKB 7,7%, Nasdem 7,5%, PAN 5,0%, PKS 4,8%, Perindo 4,5%, PPP 2,1%.
Sementara ketika responden disodorkan pertanyaan jika hari ini dilaksanakan pilpres, apakah bapak/ibu mengenali logo dan nama dari parpol di bawah ini, hasilnya adalah (10 besar): PDIP 97,5%, Partai Gerindra 95,7%, Partai Golkar 92,3%, Partai Demokrat 73,6%, PAN 72,5%, Partai Perindo 72,2%, PKB 70,7%, Partai Nasdem 68,8%, PKS 64,9%, PPP 52,1%.
Survei IPO tersebut menggunakan teknik wawancara penelitian hybrid secara tatap muka sebanyak 480 responden dan sambungan telepon sebanyak 720 responden sehingga total ada 1.200 responden.
Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) 2,90%, dengan tingkat akurasi data 95%. Setting pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling (MRS) atau pengambilan sampel bertingkat. Survei ini berhasil mengambil representasi sampel yang tersebar proporsional dalam skala nasional.
Direktur Indonesian Political Opinion Dedi Kurnia Syah mengatakan bahwa Kementerian Perdagangan (Kemendag) meraih 52,1% tingkat kepuasan masyarakat. Keberhasilan kementerian pimpinan Zulhas itu turut mendongkrak elektabilitas PAN menggeser PKS dalam survei itu.
“Kementerian Perdagangan 52,1%,” ujar Dedi dalam rilis survei dengan Peta Elektoral Koalisi Partai dan Capres-Cawapres Jelang Pemilu 2024, Jumat (16/6/2023).
Dalam survei itu, tercatat bahwa PAN berhasil menyalip PKS dengan perolehan suara 5,0%. PKS sendiri hanya mencatatkan perolehan suara sebesar 4,8%.
Koresponden sendiri ditanyakan terkait pertanyaan kepada responden 'apabila hari ini dilaksanakan Pemilihan Umum (Pemilu), maka partai politik manakah yang akan dipilih?'
“Partai Amanat Nasional (PAN) 5,0%; Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 4,8%,” jelas dia dalam survei itu.
Tindakan-tindakan politik Zulhas tersebut, menurut Dedi, sangat berdampak positif bagi popularitas dan elektabilitas PAN. "Berkaca dari hasil tadi, semestinya PAN tetap melanjutkan inisiasi-inisiasinya, misalnya membentuk poros keempat, keluar dari Prabowo, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo, karena Golkar dan PAN sudah cukup untuk mengusung capres sendiri," terangnya.
Hadirnya poros keempat, lanjut Dedi, akan berdampak baik bagi kedua parpol tersebut, terlebih jika mengusung kader sendiri karena akan menjaga loyalitas kader untuk memilih Capres dari partainya sendiri.
"Artinya meskipun peluang Airlangga-Zulhas menang pilpres minim tapi mereka dapat mempertahankan suara untuk calon anggota legislatifnya. Hal demikian yang saat ini diinginkan oleh banyak parpol lainnya," jelasnya.
Untuk diketahui, hasil survei terbaru IPO, tingkat elektabilitas parpol untuk 10 besar ketika responden disodorkan pertanyaan jika pilpres diselenggarakan hari ini, partai politik manakah yang akan bapak/ibu pilih, yaitu (10 besar): PDIP 21,5%, Partai Gerindra 19,7%, Partai Golkar 9,3%, Demokrat 9,2%, PKB 7,7%, Nasdem 7,5%, PAN 5,0%, PKS 4,8%, Perindo 4,5%, PPP 2,1%.
Sementara ketika responden disodorkan pertanyaan jika hari ini dilaksanakan pilpres, apakah bapak/ibu mengenali logo dan nama dari parpol di bawah ini, hasilnya adalah (10 besar): PDIP 97,5%, Partai Gerindra 95,7%, Partai Golkar 92,3%, Partai Demokrat 73,6%, PAN 72,5%, Partai Perindo 72,2%, PKB 70,7%, Partai Nasdem 68,8%, PKS 64,9%, PPP 52,1%.
Survei IPO tersebut menggunakan teknik wawancara penelitian hybrid secara tatap muka sebanyak 480 responden dan sambungan telepon sebanyak 720 responden sehingga total ada 1.200 responden.
Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) 2,90%, dengan tingkat akurasi data 95%. Setting pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling (MRS) atau pengambilan sampel bertingkat. Survei ini berhasil mengambil representasi sampel yang tersebar proporsional dalam skala nasional.
(kri)