Pangdam Hasanuddin yang Kariernya Melejit hingga Jenderal Bintang 4, Nomor 1 Panglima ABRI
loading...
A
A
A
Sebagai jenderal lapangan, Jusuf kenyang dengan pengalaman tempur. Berbagai palagan telah dilaluinya mulai dari zaman Revolusi Kemerdekaan, meredam pemberontakan bersenjata Permesta, DI/TII Kahar Muzakar, penumpasan G30S/PKI, hingga operasi di Timor-Timor sekarang bernama Timor Leste.
Sebagai orang nomor satu di ABRI saat itu, pria kelahiran Bone 23 Juni 1928 ini dikenal sangat dekat dengan prajurit. Jusuf dikenal sebagai pemimpin yang sangat peduli dengan kesejahteraan prajuritnya. Begitu perhatiannya, Jusuf tidak segan-segan mengecek rumah tangga dan makanan para prajuritnya. Tak heran, jika sosok Jusuf begitu dicintai prajuritnya.
”Jenderal M Jusuf sangat dihormati. Bahkan, sampai dicium tangannya oleh anak buah. Belum ada lagi Panglima seperti beliau,” ujar Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dalam buku biografinya berjudul ‘Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto’.
Tidak hanya kepeduliannya terhadap anak buahnya yang membuat banyak orang terkesan. Jusuf juga merupakan sosok jenderal yang sederhana dan bersahaja. Ketika itu, Prabowo yang baru saja pecah bintang menjadi Brigjen TNI mengunjungi kediaman M Jusuf di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.
”Saya mengunjungi Jenderal Jusuf setelah saya melakukan laporan korps kenaikan pangkat pada Panglima ABRI (Pangab) yang ketika itu dijabat Jenderal Feisal Tanjung serta setelah mendatangi orang tua saya dan Pak Harto,” kata Prabowo.
Ketika tiba di kediaman Jusuf, Prabowo mengaku terkejut mendapati rumah orang nomor satu di TNI tersebut dalam keadaan gelap dan tanpa penjagaan. Setelah memencet bel, seorang pembantu keluar. Selanjutnya, pembantu tersebut membawanya ke ruang tamu yang juga gelap.
Setelah lampu menyala, betapa kagetnya Prabowo karena tidak ada yang berubah dengan perabot di rumah Jenderal M Jusuf. Bahkan beberapa di antaranya sudah terlihat kusam.
Sesungguhnya karier militer Jusuf terakhir hanya sebagai Pangdam Hasanuddin. Setelah itu dia ditarik Bung Karno untuk masuk kabinet. Di era Soeharto, Jusuf juga kembali dipercaya sebagai menteri.
Dia pernah menduduki sejumlah jabatan penting di pemerintahan Presiden Soeharto seperti, Menteri Perdagangan, Menhankam/Pangab selama 5 tahun, dan Menteri Perindustrian selama 10 tahun.
Kendati demikian, statusnya masih militer aktif. Tak mengherankan, penunjukannya sebagai Panglima ABRI pada 1978 dianggap kejutan besar. Jusuf orang pertama yang telah melepas baju dinas militer selama belasan tahun, tiba-tiba dipanggil untuk menjadi pemegang tongkat komando tertinggi ABRI.
Sebagai orang nomor satu di ABRI saat itu, pria kelahiran Bone 23 Juni 1928 ini dikenal sangat dekat dengan prajurit. Jusuf dikenal sebagai pemimpin yang sangat peduli dengan kesejahteraan prajuritnya. Begitu perhatiannya, Jusuf tidak segan-segan mengecek rumah tangga dan makanan para prajuritnya. Tak heran, jika sosok Jusuf begitu dicintai prajuritnya.
”Jenderal M Jusuf sangat dihormati. Bahkan, sampai dicium tangannya oleh anak buah. Belum ada lagi Panglima seperti beliau,” ujar Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dalam buku biografinya berjudul ‘Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto’.
Tidak hanya kepeduliannya terhadap anak buahnya yang membuat banyak orang terkesan. Jusuf juga merupakan sosok jenderal yang sederhana dan bersahaja. Ketika itu, Prabowo yang baru saja pecah bintang menjadi Brigjen TNI mengunjungi kediaman M Jusuf di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat.
”Saya mengunjungi Jenderal Jusuf setelah saya melakukan laporan korps kenaikan pangkat pada Panglima ABRI (Pangab) yang ketika itu dijabat Jenderal Feisal Tanjung serta setelah mendatangi orang tua saya dan Pak Harto,” kata Prabowo.
Ketika tiba di kediaman Jusuf, Prabowo mengaku terkejut mendapati rumah orang nomor satu di TNI tersebut dalam keadaan gelap dan tanpa penjagaan. Setelah memencet bel, seorang pembantu keluar. Selanjutnya, pembantu tersebut membawanya ke ruang tamu yang juga gelap.
Setelah lampu menyala, betapa kagetnya Prabowo karena tidak ada yang berubah dengan perabot di rumah Jenderal M Jusuf. Bahkan beberapa di antaranya sudah terlihat kusam.
Sesungguhnya karier militer Jusuf terakhir hanya sebagai Pangdam Hasanuddin. Setelah itu dia ditarik Bung Karno untuk masuk kabinet. Di era Soeharto, Jusuf juga kembali dipercaya sebagai menteri.
Dia pernah menduduki sejumlah jabatan penting di pemerintahan Presiden Soeharto seperti, Menteri Perdagangan, Menhankam/Pangab selama 5 tahun, dan Menteri Perindustrian selama 10 tahun.
Kendati demikian, statusnya masih militer aktif. Tak mengherankan, penunjukannya sebagai Panglima ABRI pada 1978 dianggap kejutan besar. Jusuf orang pertama yang telah melepas baju dinas militer selama belasan tahun, tiba-tiba dipanggil untuk menjadi pemegang tongkat komando tertinggi ABRI.