Revitalisasi Studio Rekaman Lokananta, Merawat Warisan Bung Karno

Rabu, 07 Juni 2023 - 09:12 WIB
loading...
Revitalisasi Studio...
Salah satu sudut Lokananta, studio rekaman pertama di Indonesia, hasil revitalisasi. FOTO/ANTARA/Mohammad Ayudha
A A A
JAKARTA - Revitalisasi studio rekaman pertama di Indonesia, Lokananta yang berada di Kota Solo, Jawa Tengah telah rampung pada Sabtu (3/6/2023) pekan lalu. Revitalisasi Lokananta merupakan upaya menjaga warisan budaya nasional di era Presiden Soekarno.

Rampungnya revitalisasi ditandai dengan Festival Lokananta 2023 yang diselenggarakan pada Sabtu-Minggu (3-4/6/2023). Acara ini dengan menghadirkan 21 penyanyi papan atas lintas generasi.

Menteri BUMN Erick Thohir yang hadir dalam acara tersebut menuturkan, Lokananta memiliki sejarah yang panjang. Dalam salah satu plakat yang dipajang di Museum Lokananta disebutkan bahwa Lokananta adalah titik nol dalam perjalanan usaha negara untuk mendokumentasikan, mempromosikan, dan memodernisasi kebudayaan Indonesia yang dilakukan Bung Karno.



Pembangunan Lokananta didasari keresahan atas dominasi lagu-lagu Barat yang diputar di Radio Republik Indonesia (RRI) pascakemerdekaan atau sekitar awal 1950-an. Saban hari yang diputar adalah lagu-lagu yang dinyanyikan antara lain oleh Elvis Presley, Frank Sinatra dan lainnya. Sementara lagu Indonesia masih berupa lagu-lagu daerah.

"Lokananta punya sejarah panjang. Cikal bakal musik Indonesia ketika presiden pertama kita Pak Soekarno untuk mendorong agar musik Indonesia naik dan mengurangi dominasi musik Barat," kata Erick Thohir dalam keterangan tertulis, Rabu (7/6/2023).

Direktur RRI saat itu, Raden Maladi, kemudian berinisiatif membuat pabrik piringan hitam milik pemerintah untuk rekaman pada 1956. Hasil rekaman kemudian diedarkan ke seluruh daerah dengan label "Indra Vox" atau Indonesia Raya Vox. Tak disangka, nama itu ditolak oleh Bung Karno lantaran dinggap kebarat-baratan, sehingga akhirnya, lahirlah nama Lokananta.

Keresahan atas dominasi lagu-lagu Barat saat itu disinggung Bung Karno saat menyampaikan pidato pada 17 Agustus 1959 yang dikenal sebagai "Manifesto Usdek". Salah satu isinya menyinggung lagu-lagu Barat yang disebut sebagai imperialisme kebudayaan.



Sejak itu, RRI tak lagi memutar lagu-lagu Barat beraliran rock n' roll, cha-cha, tango atau mambo. Sebagai gantinya, Lokananta merilis rekaman yang kental dengan muatan musik dan budaya lokal dari berbagai daerah di Indonesia. Lokananta juga memproduksi ulang pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan untuk disebar ke stasiun RRI di daerah.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1553 seconds (0.1#10.140)