Isu Ekonomi Dianggap Paling Penting Pascapandemi, Prabowo Diuntungkan

Senin, 29 Mei 2023 - 19:10 WIB
loading...
Isu Ekonomi Dianggap Paling Penting Pascapandemi, Prabowo Diuntungkan
Ratusan warga Pacitan, Jawa Timur yang didominasi emak-emak antusiasme menyambut kedatangan Menhan Prabowo Subianto. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Menjelang Pilpres 2024, isu ekonomi dianggap paling penting oleh publik pasca tiga tahun pandemi Covid-19. Situasi ini dinilai lebih menguntungkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dibandingkan capres lain.

Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa menjelaskan, sebelum pandemi, tepatnya pada 2019, survei LSI Denny JA menemukan pemilih yang menyatakan isu ekonomi sebagai hal yang paling penting sebesar 42,3%. Disusul isu hukum sebesar 14,5%; isu politik 11,7%; isu budaya 8,6%; dan isu hubungan international sebagai hal paling penting sebesar 5,7%.

"Setelah pandemi, survei terbaru LSI Denny JA Mei 2023 menemukan pemilih yang menyatakan isu ekonomi sebagai hal yang paling penting, meningkat menjadi 64,7%," kata Ardian Sopa saat liris hasil survei LSI Denny JA di Jakarta, Senin (29/5/2023).



Selanjutnya, pemilih yang menyatakan isu hukum sebagai hal paling penting sebesar 10,7%; isu politik 8,2%; isu budaya 5,3%; dan isu hubungan international sebesar 3,1%.

"Dengan kata lain, pentingnya isu ekonomi akibat Covid-19 mengalami kenaikan sebesar 22,4%, dari 42,3% (September 2019) ke 64,7% (Mei 2023)," kata Ardian.

Menurut temuan LSI Denny JA, tiga tahun Covid-19 membuat publik tidak puas di tiga isu atau di bawah 50%. Pertama, ketidakpuasan terhadap pembukaan lapangan pekerjaan. Kepuasan publik pada bidang ini hanya sebesar 38,1%.

Kedua, isu mengurangi kemiskinan. Kepuasan pubik terhadap isu ini sebesar 43,5%. Ketiga, kesejahteraan petani, buruh, dan nelayan. Kepuasan publik terhadap isu ini sebesar 44.6%.



Dari situasi tersebut, kebutuhan strong leader untuk menumbuhkan ekonomi sangat tinggi mencapai 85,6%. Kemudian pemilih yang menyatakan biasa sebesar 10,1% dan pemilih yang menyatakan tidak penting terhadap strong leader untuk menumbuhkan ekonomi hanya 2,1%.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0994 seconds (0.1#10.140)