Bio Farma: Waktu Uji Klinis Fase 3 Vaksin Sinovac Memakan Waktu 6 Bulan
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Bio Farma (Persero) menggandeng Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad), Bandung untuk melakukan uji klinis tahap ketiga vaksin COVID-19 produksi Sinovac Biotech, Ltd asal China. Waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui apakah vaksin itu berhasil atau gagal memakan waktu selama enam bulan.
"Jadi ada masa inkubasi yan tidak kita bisa tawar menawar. Jadi secara scientific enam bulan itu adalah waktyu yang optimal untuk melihat reaksi dari vaksin ini," ujar Head of Corporate Communication PT Bio Farma (Persero) Iwan Setiawan dalam acara Market Review di IDX Channel, Kamis (23/7/2020). (Baca juga: DPR Kritisi Aliran Dana dari Kemenhan ke Rekening Pribadi Rp48 Miliar)
Dia mengaku akan menjunjung tinggi aspek keamananan dan kualitas dari vaksin tersebut. Selain itu, menentukan waktu selama enam bulan itu dinilai sesuai dengan regulasi yang berlaku dalam sebuah pengujian vaksin.
"Saya pikir enam bulan itu sudah maksimal. Uji klinis harus mempertikan safety dan kualitasnya," katanya.
Dia berharap proses perjalanan uji klinis terakhir ini berjalan lancar sehingga awal tahun 2021 sudah bisa diproduksi secara massal. "Semoga ini berjalan lancar dan di tahun 2021 bisa berpdoduksi secara massal," ucap dia. (Baca juga: Redmi Note 9 versi Up-grade Mau Diguyur Xiaomi dengan Lebih Banyak RAM)
Sebagai informasi, PT Bio Farma menerima pasokan vaksin dari Sinovac sebanyak 2.400 vaksin. Nantinya, pengujian vaksin ini dilakukan ke 1.620 subjek dengan rentang usia 18-59 tahun dan dengan kondisi tertentu. Kemudian, sisanya akan digunakan untuk uji lab di beberapa lab lain di Bio Farma dan Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN).
"Jadi ada masa inkubasi yan tidak kita bisa tawar menawar. Jadi secara scientific enam bulan itu adalah waktyu yang optimal untuk melihat reaksi dari vaksin ini," ujar Head of Corporate Communication PT Bio Farma (Persero) Iwan Setiawan dalam acara Market Review di IDX Channel, Kamis (23/7/2020). (Baca juga: DPR Kritisi Aliran Dana dari Kemenhan ke Rekening Pribadi Rp48 Miliar)
Dia mengaku akan menjunjung tinggi aspek keamananan dan kualitas dari vaksin tersebut. Selain itu, menentukan waktu selama enam bulan itu dinilai sesuai dengan regulasi yang berlaku dalam sebuah pengujian vaksin.
"Saya pikir enam bulan itu sudah maksimal. Uji klinis harus mempertikan safety dan kualitasnya," katanya.
Dia berharap proses perjalanan uji klinis terakhir ini berjalan lancar sehingga awal tahun 2021 sudah bisa diproduksi secara massal. "Semoga ini berjalan lancar dan di tahun 2021 bisa berpdoduksi secara massal," ucap dia. (Baca juga: Redmi Note 9 versi Up-grade Mau Diguyur Xiaomi dengan Lebih Banyak RAM)
Sebagai informasi, PT Bio Farma menerima pasokan vaksin dari Sinovac sebanyak 2.400 vaksin. Nantinya, pengujian vaksin ini dilakukan ke 1.620 subjek dengan rentang usia 18-59 tahun dan dengan kondisi tertentu. Kemudian, sisanya akan digunakan untuk uji lab di beberapa lab lain di Bio Farma dan Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPOMN).
(kri)