Menakar Kans Ganjar Pranowo-Nasaruddin Umar: Duet Trengginas atau Tak Bertaji?

Sabtu, 20 Mei 2023 - 06:24 WIB
loading...
Menakar Kans Ganjar...
Menakar kans duet Ganjar Pranowo-Nasaruddin Umar untuk Pilpres 2024 diulas dalam artikel ini. Foto/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Menakar kans duet Ganjar Pranowo -Nasaruddin Umar untuk Pilpres 2024 diulas dalam artikel ini. Imam Besar Masjid Istiqlal itu menjadi salah satu nama yang didorong menjadi calon wakil presiden ( cawapres ) pendamping Ganjar.

Nasaruddin Umar tampak mendampingi Ganjar pada sebuah acara halalbihalal di Manado, Sulawesi Utara, Kamis (18/5/2023). Ganjar mengaku sudah lama mengenal Nasaruddin Umar.

Karena itu, hubungannya dengan Nasaruddin Umar baik. Saat disinggung kabar cawapres untuk mendampingi dirinya, Ganjar mengatakan belum ada pembahasan.





"Belum, cawapres mah antarpartai nanti akan bicara. Jadi, pada saatnya, ketika kerja sama antarpartai sudah mulai terjadi, mengerucut, pasti akan dibicarakan (tentang cawapres)," ujar Ganjar, dikutip dari Antara.

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengaku mengantongi daftar nama cawapres pendamping Ganjar. "Banyak kok, saya sudah punya di sini. Berapa tuh, 10 apa, lebih," kata Megawati dalam konferensi pers usai pertemuan PDIP dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (30/4/2022).

Nama Nasaruddin Umar muncul sebagai salah satu kandidat cawapres pendamping Ganjar Pranowo sejak dua pekan lalu. Saat itu, dia langsung membantah kabar dirinya menjadi bakal cawapres Ganjar Pranowo.



Bantahan itu disampaikan Nasaruddin menanggapi kabar Megawati Soekarnoputri memilih dirinya menjadi pendamping Ganjar di Pilpres 2024. "Enggak pernah. Saya baru dengar," kata Nasaruddin saat dihubungi, Kamis (4/5/2023).

Dia menegaskan belum berminat untuk terjun ke dunia politik. Ia mengaku hanya ingin mengurus Masjid Istiqlal Jakarta. "Enggak, enggak, enggak. Saya urus Istiqlal saja," ujar mantan Wakil Menteri Agama (Wamenag) ini.

Sementara itu, PPP mengaku menyodorkan nama Nasaruddin Umar kepada PDIP untuk menjadi cawapres pendamping Ganjar. "Kiai Nasaruddin Umar termasuk tokoh bangsa yang sedang kita elus-elus untuk menjadi cawapres Mas Ganjar," kata Ketua Majelis Pertimbangan PPP M Romahurmuziy dalam keterangannya, Selasa (16/5/2023).



Menurut pria yang akrab disapa Rommy ini, Kiai Nasaruddin memiliki kriteria yang cocok untuk mendampingi Ganjar. "Karena Kiai Nasar memiliki kriteria yang sesuai, yaitu tokoh luar Jawa, memiliki warna keagamaan yang moderat, Rais Syuriah PB Nahdlatul Ulama, dan bisa diterima luas oleh banyak kalangan," kata Rommy.

Lalu, bagaimana kans duet Ganjar Pranowo-Nasaruddin Umar untuk Pilpres 2024?

Ganjar Pranowo-Nasaruddin Umar Bisa Jadi Duet Trengginas


“Ganjar-Nasaruddin (GaNas) bisa trengginas. Saya melihat pasangan ini adalah pilihan out of the box, dalam artian tidak mengikuti arus informasi versi survei,” kata pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA) Fadhli Harahab kepada SINDOnews, Jumat (19/5/2023).

Karena, kata dia, Kiai Nasaruddin tidak pernah masuk radar sebagai cawapres potensial. “Tetapi apakah dia punya peluang itu? Tentu ya. Karena secara eksplisit yang menentukan itu adalah parpol atau gabungan parpol. Ya, kalau sudah jadi nominasi, tentu sudah punya peluang, tinggal bagaimana memolesnya,” tuturnya.



Adapun kelebihan duet Ganjar Pranowo-Nasaruddin Umar (GaNas) ini, kata dia, merepresentasikan nasionalis-religius. Dia menuturkan, Nasaruddin Umar cukup komplet sebagai seorang tokoh.

“Dia akademisi, punya pengalaman pemerintahan, ormas, punya jaringan Islam global, dan yang paling menarik dan unik, saya kira tidak dimiliki kandidat lain adalah beliau seorang filosof sekaligus pengagum tokoh-tokoh sufi, mirip Gus Dur gitulah,” ucapnya.

Kelebihan lainnya, lanjut dia, duet Ganjar Pranowo-Nasaruddin Umar mewakili sentimen kelompok Jawa-luar Jawa seperti Joko Widodo (Jokowi) ketika berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK). Sedangkan kekurangannya, menurut dia, Nasaruddin belum terlalu populer dibandingkan kandidat cawapres lainnya seperti Erick Thohir, Sandiaga Uno, atau Ridwan Kamil.

“Tetapi menurut saya, itu hanya persoalan teknis, bagaimana mempopulerkan beliau. Kalau pasangan ini (Ganjar Pranowo-Nasaruddin Umar, red) jadi nyata di pilpres mendatang, saya menilai bisa trengginas. Karena dengan karakter terbuka yang dimiliki Kiai Nas akan mengatrol suara umat Islam untuk Ganjar,” pungkasnya.

Nasaruddin Umar Bisa Tutup Isu-isu Agama terhadap Ganjar


Pendapat berbeda disampaikan oleh Analis Komunikasi Politik Universitas Padjadjaran Kunto Adi Wibowo. Dia menilai peluang Nasaruddin Umar kecil berpasangan dengan Ganjar Pranowo.

“Walaupun dia (Nasaruddin Umar, red) dari Nahdlatul Ulama, Islam, dan kemudian jadi pasangan nasionalis-religius, tapi sepertinya peluang beliau kecil,” imbuhnya.

Sebab, kata dia, posisi Ganjar saat ini tidak seperti periode kedua Jokowi yang berpasangan dengan Ma’ruf Amin, tidak butuh konsolidasi elite yang kuat. “Pak Ganjar sekarang butuh konsolidasi elite yang kuat dan Pak Nasaruddin Umar ini secara politik agak repot, pegangannya cuma PPP, kalaupun menang agak susah nanti konsolidasi elitenya,” ujarnya.

Namun, diakuinya bahwa Nasaruddin Umar bisa menutup serangan atau isu-isu agama terhadap Ganjar. Menurut dia, hal tersebut sisi positifnya jika Nasaruddin Umar menjadi cawapres pendamping Ganjar. “Ini bisa jadi formulasi yang sama ketika Pak Jokowi dan Pak Ma’ruf Amin berpasangan, tapi kan kondisinya berbeda hari ini,” pungkasnya.



Sekadar informasi, Jokowi berpasangan dengan Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019. Partai-partai pendukung pasangan nomor urut 1 ini bergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK).

Partai-partai pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin adalah PDIP, Partai Golkar, Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, Partai Nasdem, Partai Hanura, PKPI, dan Partai Bulan Bintang (PBB).

Pasangan Jokowi-Ma'ruf ditetapkan sebagai pemenang Pilpres 2019. Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS), Jokowi-Ma'ruf meraih 85.607.362 suara atau 55,50 persen.
(rca)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2535 seconds (0.1#10.140)