Perindo Kecam Penembakan Kantor MUI: Kekerasan Bertendensi Agama Harus Segera Diatasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Bidang Keagamaan DPP Partai Persatuan Indonesia ( Perindo ) Abdul Khaliq Ahmad mengecam aksi penembakan di Kantor Pusat Majelis Ulama Indonesia ( MUI ), Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (2/5/2023). Penembakan ini menyebabkan dua pegawai MUI terluka.
Menurut Abdul Khaliq aksi kekerasan yang bertendensi agama kerap kali terjadi, sehingga perlu ada pencegahan.
"Ini harus dicegah, karena fenomena aksi kekerasan bertendensi agama itu akan pasti terus berlanjut kalau tidak segera diatasi," kata Khaliq saat ditemui di Kantor DPP Partai Perindo, Jalan Diponegoro Nomor 29, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/5/2023).
Yang bisa dilakukan sebagai upaya mencegah kekerasan adalah pihak-pihak yang terkait keagamaan untuk menggelar pertemuan reguler guna mengevaluasi stabilitas keagamaan dan sosial. Menurut Abdul Khaliq, selama ini pertemuan antarpihak terkait yang dimaksud sebatas reaktif setelah terjadi aksi kekerasan bertendensi agama.
"Saya kira pertemuan reguler ini harus dilakukan ada atau tidak ada kasus tetap ini bisa dilakukan," ujarnya.
Kemudian, instansi terkait juga perlu menggencarkan fungsi edukasi kepada masyarakat. Edukasi bisa lebih dalam menyasar bagaimana terciptanya perdamaian dan persatuan bangsa yang menjadi kunci dalam bernegara.
"Dengan persatuan dan perdamaian itu maka kita bisa mewujudkan Indonesia sejahtera, jadi ini yang paling penting," katanya.
Selain instansi pemerintah, pencegahan juga dapat dimulai dari masyarakat dengan pendalaman ilmu agama masing-masing. Dengan tingginya literasi agama, maka masyarakat mampu menepis provokasi yang berasal dari sumber tidak kredibel.
Menurut Abdul Khaliq aksi kekerasan yang bertendensi agama kerap kali terjadi, sehingga perlu ada pencegahan.
"Ini harus dicegah, karena fenomena aksi kekerasan bertendensi agama itu akan pasti terus berlanjut kalau tidak segera diatasi," kata Khaliq saat ditemui di Kantor DPP Partai Perindo, Jalan Diponegoro Nomor 29, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/5/2023).
Yang bisa dilakukan sebagai upaya mencegah kekerasan adalah pihak-pihak yang terkait keagamaan untuk menggelar pertemuan reguler guna mengevaluasi stabilitas keagamaan dan sosial. Menurut Abdul Khaliq, selama ini pertemuan antarpihak terkait yang dimaksud sebatas reaktif setelah terjadi aksi kekerasan bertendensi agama.
"Saya kira pertemuan reguler ini harus dilakukan ada atau tidak ada kasus tetap ini bisa dilakukan," ujarnya.
Kemudian, instansi terkait juga perlu menggencarkan fungsi edukasi kepada masyarakat. Edukasi bisa lebih dalam menyasar bagaimana terciptanya perdamaian dan persatuan bangsa yang menjadi kunci dalam bernegara.
"Dengan persatuan dan perdamaian itu maka kita bisa mewujudkan Indonesia sejahtera, jadi ini yang paling penting," katanya.
Selain instansi pemerintah, pencegahan juga dapat dimulai dari masyarakat dengan pendalaman ilmu agama masing-masing. Dengan tingginya literasi agama, maka masyarakat mampu menepis provokasi yang berasal dari sumber tidak kredibel.