Situasi Kondusif, Kapolri Dinilai Berhasil Tangani Aksi Buruh
loading...
A
A
A
JAKARTA - Aksi buruh atau May Day di Indonesia yang diperingati setiap tanggal 1 Mei dinilai berlangsung kondusif. Kondisi tersebut dianggap keberhasilan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, dalam mengatasi massa buruh.
Pandangan ini disampaikan oleh Dosen Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya), Ali Asghar. Menurutnya, dengan kondisi demikian, menunjukkan bahwa institusi Kepolisian di bawah pimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit, sudah bekerja dengan amanah dan tuntutan sosial.
"Setelah dua tahun terakhir ada beberapa kasus oknum, Polri merespons tuntutan masyarakat dan survei menunjukkan ada peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap Polri. Kepercayaan masyarakat terhadap Polri itulah kuncinya," kata Ali dalam keterangannya, Selasa (2/5/2023).
Kata Ali, Polisi itu cerminan masyarakat, sehingga membutuhkan kepercayaan masyarakat. "Nah, kalau kepercayaan dan dukungan masyarakat sudah ada, ini akan membantu kinerja Polri," ucapnya.
"Jadi dengan adanya tuntutan masyarakat itulah polisi tidak lagi bekerja menggunakan cara-cara kekerasan. Menurut saya itulah salah satu bentuk bahwa masyarakat masih percaya terhadap institusi Polri di tengah rentetan dinamika yang melanda institusi Polisi itu," sambungnya.
Kedua katanya, tidak lagi menggunakan cara-cara tradisional dalam mengamankan aksi-aksi buruh. Ini menunjukan bahwa institusi Polri, khususnya Kapolri mencoba menormalisasikan kritik atau saran terhadap institusi Polri ditanggapi secara normal.
"Bagian dari upaya untuk tidak dimusnahkan. Jadi, masyarakat boleh mengkritik nampaknya dari cara komunikasinya, Kapolri itu mencoba menormalisasi kritik dari masyarakat itu," tuturnya.
"Bisa dilihat Twitter atau media sosial, bahkan para stafnya Pak Hani Suta juga responsif, menampung saran masyarakat. Ini cara komunikasi penting oleh Polri dan harus dilanjutkan," tambahnya.
Jadi menurutnya, sudah tepat yang dilakukan oleh Polri dalam mengamankan aksi. Di mana tidak lagi menggunakan cara kekerasan, tetapi juga tidak menurunkan kapasitas dan kapabilitas Polisi untuk menciptakan rasa aman di tengah aksi massa buruh.
Ali menegaskan, pada hari buruh pada 1 Mei 2023 karena Polisinya baik, maka massa pun 'welcome'. Pengamanan tersebut menunjukkan kesedian Polisi untuk benar-benar memenuhi ekspektasi masyarakat dalam hal melindungi dan mengayomi.
"Jadi pengamanan kemarin, Polri menunjukan dia bersedia memenuhi dan memenuhi ekspektasi masyarakat itu," tegasnya.
Sebelumnya, Kapolri mengungkapkan, aksi unjuk rasa memperingati Hari Buruh atau May Day pada 1 Mei berjalan aman dan kondusif. Di mana ada 116 titik di Indonesia yang melakukan aksi itu.
"Terus perjuangkan aspirasi buruh, laksanakan dengan tertib, laksanakan dengan damai, jaga iklim investasi agar investasi Indonesia menjadi investasi yang ramah. Dan tentunya investor akan berlomba-lomba untuk masuk dan akan membuka ruang untuk meningkatkan kesejahteraan buruh," kata Kapolri dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/5/2023).
Pandangan ini disampaikan oleh Dosen Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya), Ali Asghar. Menurutnya, dengan kondisi demikian, menunjukkan bahwa institusi Kepolisian di bawah pimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit, sudah bekerja dengan amanah dan tuntutan sosial.
"Setelah dua tahun terakhir ada beberapa kasus oknum, Polri merespons tuntutan masyarakat dan survei menunjukkan ada peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap Polri. Kepercayaan masyarakat terhadap Polri itulah kuncinya," kata Ali dalam keterangannya, Selasa (2/5/2023).
Kata Ali, Polisi itu cerminan masyarakat, sehingga membutuhkan kepercayaan masyarakat. "Nah, kalau kepercayaan dan dukungan masyarakat sudah ada, ini akan membantu kinerja Polri," ucapnya.
"Jadi dengan adanya tuntutan masyarakat itulah polisi tidak lagi bekerja menggunakan cara-cara kekerasan. Menurut saya itulah salah satu bentuk bahwa masyarakat masih percaya terhadap institusi Polri di tengah rentetan dinamika yang melanda institusi Polisi itu," sambungnya.
Kedua katanya, tidak lagi menggunakan cara-cara tradisional dalam mengamankan aksi-aksi buruh. Ini menunjukan bahwa institusi Polri, khususnya Kapolri mencoba menormalisasikan kritik atau saran terhadap institusi Polri ditanggapi secara normal.
"Bagian dari upaya untuk tidak dimusnahkan. Jadi, masyarakat boleh mengkritik nampaknya dari cara komunikasinya, Kapolri itu mencoba menormalisasi kritik dari masyarakat itu," tuturnya.
"Bisa dilihat Twitter atau media sosial, bahkan para stafnya Pak Hani Suta juga responsif, menampung saran masyarakat. Ini cara komunikasi penting oleh Polri dan harus dilanjutkan," tambahnya.
Jadi menurutnya, sudah tepat yang dilakukan oleh Polri dalam mengamankan aksi. Di mana tidak lagi menggunakan cara kekerasan, tetapi juga tidak menurunkan kapasitas dan kapabilitas Polisi untuk menciptakan rasa aman di tengah aksi massa buruh.
Ali menegaskan, pada hari buruh pada 1 Mei 2023 karena Polisinya baik, maka massa pun 'welcome'. Pengamanan tersebut menunjukkan kesedian Polisi untuk benar-benar memenuhi ekspektasi masyarakat dalam hal melindungi dan mengayomi.
"Jadi pengamanan kemarin, Polri menunjukan dia bersedia memenuhi dan memenuhi ekspektasi masyarakat itu," tegasnya.
Sebelumnya, Kapolri mengungkapkan, aksi unjuk rasa memperingati Hari Buruh atau May Day pada 1 Mei berjalan aman dan kondusif. Di mana ada 116 titik di Indonesia yang melakukan aksi itu.
"Terus perjuangkan aspirasi buruh, laksanakan dengan tertib, laksanakan dengan damai, jaga iklim investasi agar investasi Indonesia menjadi investasi yang ramah. Dan tentunya investor akan berlomba-lomba untuk masuk dan akan membuka ruang untuk meningkatkan kesejahteraan buruh," kata Kapolri dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/5/2023).
(maf)