Beranda
Nasional
Internasional
Metro
Daerah
Lifestyle
Sports
Ekonomi Bisnis
Teknologi
Sains
Otomotif
Edukasi
Kalam
GenSINDO
Infografis
Video
Foto
Indeks
Cawapres Ganjar Pranowo Belum Dibahas, Megawati: Banyak juga yang Malu-malu Kucing
loading...
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku telah meminta Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono untuk tidak membahas cawapres untuk Ganjar dalam waktu dekat. Foto/Tangkapan layar YouTube PDIP
A
A
A
JAKARTA - Nama calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 tidak dibahas dalam pertemuan tertutup Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tadi. Pertemuan tertutup itu digelar di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Minggu (30/4/2023).
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku telah meminta Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono untuk tidak membahas cawapres untuk Ganjar dalam waktu dekat. Sebab, banyak yang antre untuk mendaftar sebagai cawapres pendamping Ganjar.
"Saya bilang ke Pak Mardiono tunggu dulu kok kayak-kayaknya ini akan banyak yang antre ya," kata Megawati dalam konferensi pers usai rapat kerja sama politik PDIP dengan PPP.
Megawati juga menyinggung saat dirinya memimpin PDIP pada 2004. Ketika itu Megawati menganalogikan baru sanggup membangun rel kereta dengan tujuan Indonesia merdeka.
“Nah ternyata tadinya 1 gerbong, lho sekarang ini kok saya umpamakan gerbongnya 20 saja itu sudah penuh sesak. Yang mau ikut banyak banget. Cuma banyak juga yang malu-malu kucing," tuturnya.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengaku telah meminta Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono untuk tidak membahas cawapres untuk Ganjar dalam waktu dekat. Sebab, banyak yang antre untuk mendaftar sebagai cawapres pendamping Ganjar.
"Saya bilang ke Pak Mardiono tunggu dulu kok kayak-kayaknya ini akan banyak yang antre ya," kata Megawati dalam konferensi pers usai rapat kerja sama politik PDIP dengan PPP.
Megawati juga menyinggung saat dirinya memimpin PDIP pada 2004. Ketika itu Megawati menganalogikan baru sanggup membangun rel kereta dengan tujuan Indonesia merdeka.
“Nah ternyata tadinya 1 gerbong, lho sekarang ini kok saya umpamakan gerbongnya 20 saja itu sudah penuh sesak. Yang mau ikut banyak banget. Cuma banyak juga yang malu-malu kucing," tuturnya.
(rca)
Explore More