Muhammadiyah Lebaran Besok, Ini 3 Pesan Haedar Nashir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Muhammadiyah telah menetapkan Hari Raya Idulfitri jatuh pada Jumat, 21 April 2023. Keputusan ini berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan tiga pesan kepada kaum muslimin dan bangsa Indonesia pasca Ramadan 1444 H.
Pertama, seluruh pendisiplinan diri melalui berbagai ibadah di bulan Ramadan diharapkan teraktualisasi dalam kehidupan nyata. Kaum muslimin diharapkan menjadi insan yang bertakwa secara otentik, terutama saat membawa misi Rahmatan Lil Alamin.
“Insan yang mutaqqin, yang bertakwa, harus menjadi manusia terbaik dalam jiwa, pikiran, dan tindakan. Sebagai insan-insan yang uswah hasanah, menjadi teladan terbaik sekaligus juga menjadi insan yang selalu berbuat ihsan kepada sesama dan lingkungan. Dan semua itu adalah manifestasi dari taqarub ilallah, mendekatkan diri kepada Allah yang melahirkan jiwa takwa yang otentik,” kata Haedar dalam keterangan, Kamis (21/4/2023).
Kemudian dalam kehidupan kolektif, Idulfitri juga diharapkan menjadi momen perekat ukhuwah. Serta usaha-usaha memajukan kehidupan, kemanusiaan, dan kemasyarakatan yang dilandasi oleh nilai-nilai agama sehingga nanti menjadi umat terbaik (khairu ummah).
“Dengan Idulfitri, kami harapkan kita kaum muslimin yang menjalankan puasa dengan seluruh rangkaian ibadah selama satu bulan lamanya menjadi insan-insan yang semakin bertakwa, yakni insan yang selalu menjalankan perintah Allah, menjauhi larangan-Nya dan membuahkan kesalehan bagi kehidupan keluarga, diri, masyarakat, bangsa dan kemanusiaan semesta,” ujarnya.
Kedua, Haedar Nashir berharap agar Idulfitri menjadi momentum menguatkan keadaban bangsa Indonesia yang berbasis pada agama, Pancasila, dan kebudayaan luhur bangsa.
“Lebih-lebih setelah berpuasa bagi kaum muslimin sebagai mayoritas di negeri ini, jadilah sinar penerang, jadilah pencerdas dan jadilah perekat kebersamaan hidup dalam kebhinnekaan. Jika ada perbedaan dalam beridulfitri dan dalam kegiatan-kegiatan ibadah yang bersifat furuiyah dan ikhtilaf, maka kedepankan tasamuh, saling toleran, menghargai dengan penuh kedewasaan,”kata dia.
Menurut dia, dengan idulfitri yang juga sudah menjadi tradisi dalam kehidupan bangsa dimana adanya mudik, syawalan, dan silaturahmi. Maka dia meminta agar menjadikan Idulfitri sebagai kekuatan persatuan bangsa.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan tiga pesan kepada kaum muslimin dan bangsa Indonesia pasca Ramadan 1444 H.
Pertama, seluruh pendisiplinan diri melalui berbagai ibadah di bulan Ramadan diharapkan teraktualisasi dalam kehidupan nyata. Kaum muslimin diharapkan menjadi insan yang bertakwa secara otentik, terutama saat membawa misi Rahmatan Lil Alamin.
“Insan yang mutaqqin, yang bertakwa, harus menjadi manusia terbaik dalam jiwa, pikiran, dan tindakan. Sebagai insan-insan yang uswah hasanah, menjadi teladan terbaik sekaligus juga menjadi insan yang selalu berbuat ihsan kepada sesama dan lingkungan. Dan semua itu adalah manifestasi dari taqarub ilallah, mendekatkan diri kepada Allah yang melahirkan jiwa takwa yang otentik,” kata Haedar dalam keterangan, Kamis (21/4/2023).
Kemudian dalam kehidupan kolektif, Idulfitri juga diharapkan menjadi momen perekat ukhuwah. Serta usaha-usaha memajukan kehidupan, kemanusiaan, dan kemasyarakatan yang dilandasi oleh nilai-nilai agama sehingga nanti menjadi umat terbaik (khairu ummah).
“Dengan Idulfitri, kami harapkan kita kaum muslimin yang menjalankan puasa dengan seluruh rangkaian ibadah selama satu bulan lamanya menjadi insan-insan yang semakin bertakwa, yakni insan yang selalu menjalankan perintah Allah, menjauhi larangan-Nya dan membuahkan kesalehan bagi kehidupan keluarga, diri, masyarakat, bangsa dan kemanusiaan semesta,” ujarnya.
Kedua, Haedar Nashir berharap agar Idulfitri menjadi momentum menguatkan keadaban bangsa Indonesia yang berbasis pada agama, Pancasila, dan kebudayaan luhur bangsa.
“Lebih-lebih setelah berpuasa bagi kaum muslimin sebagai mayoritas di negeri ini, jadilah sinar penerang, jadilah pencerdas dan jadilah perekat kebersamaan hidup dalam kebhinnekaan. Jika ada perbedaan dalam beridulfitri dan dalam kegiatan-kegiatan ibadah yang bersifat furuiyah dan ikhtilaf, maka kedepankan tasamuh, saling toleran, menghargai dengan penuh kedewasaan,”kata dia.
Menurut dia, dengan idulfitri yang juga sudah menjadi tradisi dalam kehidupan bangsa dimana adanya mudik, syawalan, dan silaturahmi. Maka dia meminta agar menjadikan Idulfitri sebagai kekuatan persatuan bangsa.