Kompak! PPP dan Golkar Ingin KIB Mendapat Jatah Capres atau Cawapres di Koalisi Besar

Rabu, 19 April 2023 - 19:06 WIB
loading...
A A A
Sarmuji juga setuju pilihan KIB bergabung dengan Koalisi Besar dapat terwujud karena didukung oleh mesin partai yang kuat. KIB perlu mendorong kader internal mereka untuk diusung menjadi capres atau cawapres dalam Koalisi Besar.

Hal ini sebagai bagian dari power sharing dengan koalisi lain yang akan melebur menjadi Koalisi Besar. Sebelumnya, pengamat politik dan pendiri Indonesia Political Power Ikhwan Arif menilai wacana KIB bergabung dengan Koalisi Besar dapat terwujud. Sebab, didukung oleh mesin partai yang kuat.

Menurut dia, KIB perlu mendorong kader internal untuk diusung menjadi capres atau cawapres dalam koalisi besar. "KIB bisa saja menyusun langkah power sharing dengan mengusung salah satu kader untuk menjadi capres atau cawapres dan kemudian disodorkan ke dalam Koalisi Besar," ujar Ikhwan.

Arif mengatakan, rekomendasi capres atau cawapres dari KIB mempermudah wacana peleburan koalisi besar semakin terwujud. Peleburan KIB-KIR menjadi koalisi besar tidak lepas dari peran Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Restu Jokowi akan membuat kedua koalisi bersatu dan menjadi kekuatan besar. Kekuatan ini mampu menghadapi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) meski Jokowi adalah kader PDIP.

Artinya, Koalisi Besar yang direstui Jokowi akan berhadapan dengan PDIP sebagai koalisi tunggal yang mengusung capres dari garis keturunan Soekarno. "PDIP ingin merapat ke Koalisi Besar lantaran muncul narasi Prabowo-Airlangga dan PDIP tidak mau ketinggalan sebagai salah satu partai pendukung pemerintah," ujarnya.

Dia mengatakan, PDIP menyadari berpotensi kalah jika koalisi besar terbentuk. Keyakinan PDIP sebagai tuan rumah koalisi merupakan respons dari ketakutan PDIP ditinggalkan koalisi pemerintah.

"Sehingga PDIP harus mengambil langkah percaya diri sebagai tuan rumah dari koalisi," imbuhnya.

Di satu sisi, Jokowi merestui capres dari Koalisi Besar yang sepertinya mengarah kepada figur Prabowo Subianto. Arif menambahkan, jika restu Jokowi sudah diperoleh Prabowo, bisa saja posisi wakilnya akan jatuh pada KIB, yaitu Airlangga atau bisa saja sebaliknya.

Karena itu, masuknya PDIP dalam wacana peleburan Koalisi Besar semakin mempersulit konsolidasi partai jika partai itu mendorong capres Koalisi Besar dari kadernya sendiri. "PDIP tentu akan meminta jatah capres atau cawapres, sementara Koalisi Besar kemungkinan akan mengusung Prabowo-Airlangga. Posisi capres akan sulit didapatkan PDIP karena sudah jatahnya Prabowo atau Airlangga untuk maju," pungkasnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1217 seconds (0.1#10.140)