Tim Penyelamat Pilot Susi Air Diserang di Papua, Panglima TNI: KKB Manfaatkan Masyarakat

Rabu, 19 April 2023 - 04:28 WIB
loading...
Tim Penyelamat Pilot...
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mengungkap fakta baru, dalam peristiwa penyerangan yang dilakukan KKB kepada Tim Operasi SAR pilot Susi Air. Foto/MPI
A A A
JAKARTA - Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono mengungkap fakta baru dalam peristiwa penyerangan Kelompok Separatis Terorisme (KST) kepada Tim Operasi SAR pilot Susi Air. Penyerangan tersebut terjadi di wilayah Mugi-Mam Kabupaten Nduga pada Sabtu 15 April 2023.

Ternyata, KST atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) memanfaatkan masyarakat terutama ibu-ibu dan anak-anak untuk mengepung prajurit TNI.

Setelah penyerangan, kata Panglima TNI , sempat terjadi kontak senjata dan mengakibatkan satu prajurit tewas dan jatuh ke jurang sedalam 15 meter, ia adalah Pratu Miftahul Arifin.



Saat prajurit lain hendak mengevakuasi Pratu Arifin, Yudo mengatakan, di saat itulah KST memanfaatkan ibu-ibu dan anak-anak untuk mengepung prajurit. Sehingga pihaknya, kata Yudo, sulit membedakan antara KST dan masyarakat.

"Yang tadi saya sampaikan ada masyarakat kemudian anak-anak yang dengan teriak-teriak, peluit dan sebagainya, seolah-olah seperti menakut-nakuti dengan masyarakat tadi," kata Panglima TNI di Base Ops Lanudal Juanda, Jawa Timur, Selasa (18/4/2023).

Dalam situasi seperti itu, Yudo menjelaskan bahwa prajuritnya kebingungan. Karena tidak ingin salah sasaran maka sikap bertahanlah yang dilakukan.

"Kenapa saya sampaikan ini, karena tadi dua orang yang selamat tadi saya perintahkan datang ke Timika, saya tanya, bagaiama sih posisimu kemarin bisa sampai seperti itu? Mereka menceritakan bahwa kami dikepung bersama masyarakat dan anak-anak dengan teriak-teriak," katanya.

"Kemudian dari tiga sisi melaksanakan tembakan. Itu yang mereka mungkin menjadi apa, kalau orang itu bingung di atas itu, antara harus menembak senjata karena yang dihadapi ini masyarakat yang ngeroyok begitu," sambungnya.

KST, kata Yudo, sengaja menggunakan ibu-ibu dan anak-anak, sebab mereka tahu bahwa TNI tidak akan melayangkan tembakan yang dapat membahayakan masyarakat.

"Mereka tidak pernah menghadapi hal seperti itu sampai melibatkan masyarakat, melibatkan anak-anak. Kita selalu menghindari sebenarnya jangan sampai ada korban. Saya selalu sampaikan kan. Saya tidak mau represif yang mengakibatkan korban masyarakat ataupun anak-anak," katanya.

"Tapi ternyata mereka menggunakan itu. Mungkin yang saya sampaikan ini malah digunakan dia untuk itu. Ini yang sangat saya sayangkan sehingga prajurit kita jadi seperti itu," tutupnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1726 seconds (0.1#10.140)