Ukur Kepuasaan Jemaah Haji 2023, Kemenag-BPS Survei Enam Jenis Pelayanan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) akan melakukan survei kepuasan jemaah pada penyelenggaraan ibadah haji 1444H/2023. Setidaknya, ada enam pelayanan yang akan disurvei.
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama (Kemenag) Subhan Cholid menjelaskan, dalam 11 tahun terakhir BPS selalu melakukan survei kepuasaan jemaah Indonesia setiap penyelenggaraan ibadah haji di Arab Saudi. Survei yang sama juga akan kembali dilakukan dalam operasional ibadah haji 1444H/2023M.
Menurut Subhan, salah satu tahapannya adalah menyusun instrumen survei. Instrumen ini dibahas bersama Tim Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag dan BPS di Bekasi, 16 - 18 April 2023. “Survei Indeks Kepuasaan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI) digelar pertama kali pada 2010. Saat itu, indeks kepuasannya mencapai 81,45 atau masuk kategori memuaskan,” katanya, Selasa (18/4/2023).
Menurut Subhan, IKJHI di tahun-tahun berikutnya mengalami kenaikan dan penurunan, namun masih dalam rentang kategori memuaskan. IKJH kali pertama masuk kategori sangat memuaskan kali pertama diraih pada 2018 (85,23) lalu dipertahankan pada 2019 (85,91).
“IKJHI memuncak pada musim haji 1443 H/2022 M hingga mencapai 90,45. Ini merupakan kategori sangat memuaskan kali pertama dengan indeks lebih dari 90,” ucapnya.
Subhan menyebut, Kemenag pada penyelenggaraan haji tahun ini akan berupaya mempertahankan IKJHI yang telah diraih sebelumnya. “Pelaksanaan survei guna mendukung peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji," ujarnya.
Ada enam layanan yang disurvei. Pertama, pelayanan akomodasi. Menurut Subhan pelayanan akomodasi mengacu pada aspek kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan kemudahan jemaah haji beserta barang bawaannya, serta memiliki kemudahan akses ke Masjidil Haram dan Nabawi.
Kedua, layanan konsumsi. Menurut dia, layanan konsumsi diberikan kepada jemaah yang menempati pemondokan di wilayah Mekkah dan Madinah, Bandara Jeddah, serta Masyair dengan mengacu kepada aspek kesehatan, kebutuhan gizi, tepat waktu dan tepat jumlah.
Ketiga, transportasi, baik bus shalawat maupun antar kota perhajian. Transportasi Shalawat diberikan kepada seluruh jemaah haji Indonesia di Makkah dengan memperhatikan aspek keamanan, keselamatan, kenyamanan, dan efisiensi serta melaksanakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tiga layanan lainnya yang disurvei selama ini adalah, bimbingan ibadah, layanan petugas, serta layanan kesehatan. Untuk tahun ini, survei juga dilakukan untuk memotret kepuasaan terhadap layanan jemaah lansia dan layanan dalam negeri. “Kami harap jemaah tahun ini juga puas atas beragam layanan yang mereka dapatkan. Kami berharap dapat mempertahankan indeks kepuasan pada kategori sangat memuaskan,” tandasnya.
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama (Kemenag) Subhan Cholid menjelaskan, dalam 11 tahun terakhir BPS selalu melakukan survei kepuasaan jemaah Indonesia setiap penyelenggaraan ibadah haji di Arab Saudi. Survei yang sama juga akan kembali dilakukan dalam operasional ibadah haji 1444H/2023M.
Menurut Subhan, salah satu tahapannya adalah menyusun instrumen survei. Instrumen ini dibahas bersama Tim Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag dan BPS di Bekasi, 16 - 18 April 2023. “Survei Indeks Kepuasaan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI) digelar pertama kali pada 2010. Saat itu, indeks kepuasannya mencapai 81,45 atau masuk kategori memuaskan,” katanya, Selasa (18/4/2023).
Menurut Subhan, IKJHI di tahun-tahun berikutnya mengalami kenaikan dan penurunan, namun masih dalam rentang kategori memuaskan. IKJH kali pertama masuk kategori sangat memuaskan kali pertama diraih pada 2018 (85,23) lalu dipertahankan pada 2019 (85,91).
“IKJHI memuncak pada musim haji 1443 H/2022 M hingga mencapai 90,45. Ini merupakan kategori sangat memuaskan kali pertama dengan indeks lebih dari 90,” ucapnya.
Subhan menyebut, Kemenag pada penyelenggaraan haji tahun ini akan berupaya mempertahankan IKJHI yang telah diraih sebelumnya. “Pelaksanaan survei guna mendukung peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji," ujarnya.
Ada enam layanan yang disurvei. Pertama, pelayanan akomodasi. Menurut Subhan pelayanan akomodasi mengacu pada aspek kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan kemudahan jemaah haji beserta barang bawaannya, serta memiliki kemudahan akses ke Masjidil Haram dan Nabawi.
Kedua, layanan konsumsi. Menurut dia, layanan konsumsi diberikan kepada jemaah yang menempati pemondokan di wilayah Mekkah dan Madinah, Bandara Jeddah, serta Masyair dengan mengacu kepada aspek kesehatan, kebutuhan gizi, tepat waktu dan tepat jumlah.
Ketiga, transportasi, baik bus shalawat maupun antar kota perhajian. Transportasi Shalawat diberikan kepada seluruh jemaah haji Indonesia di Makkah dengan memperhatikan aspek keamanan, keselamatan, kenyamanan, dan efisiensi serta melaksanakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tiga layanan lainnya yang disurvei selama ini adalah, bimbingan ibadah, layanan petugas, serta layanan kesehatan. Untuk tahun ini, survei juga dilakukan untuk memotret kepuasaan terhadap layanan jemaah lansia dan layanan dalam negeri. “Kami harap jemaah tahun ini juga puas atas beragam layanan yang mereka dapatkan. Kami berharap dapat mempertahankan indeks kepuasan pada kategori sangat memuaskan,” tandasnya.
(cip)