Jenazah Pratu Miftahul Arifin, Prajurit Gugur Ditembak KKB Belum Berhasil Dievakuasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengakui jenazah Pratu Miftahul Arifin belum bisa dievakuasi. Prajurit TNI ini gugur akibat diserang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau Kelompok Separatis dan Teroris (KST) di Nduga, Papua Pegunungan.
"Saat ini kami konsentrasi yang meninggal, kemarin disampaikan jatuh di jurang dan ini kita usahakan evakuasi. Sampai saat ini belum berhasil karena cuaca," kata Panglima TNI saat konferensi pers di Lanud Yohanis Kapiau Timika, Papua Tengah, Selasa (18/4/2023). Ikut mendampingi Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman, Pangkostrad Letjen TNI Maruli Simanjuntak, dan Danjen Kopassus Mayjen Deddy Suryadi, dan jajaran TNI lainnya.
Laksamana Yudo menjelaskan, kejadian itu berawal dari 36 prajurit TNI melakukan patroli pencarian pilot Susi Air Kapten Philips Mark Merthens yang disandera oleh KKB. Di tengah jalan, pasukan diadang oleh KKB, sehingga terjadi kontak tembak. Dari 36 prajurit, ada satu yang meninggal atas nama Pratu Miftahul Arifin.
Dalam pelaksanaan evakuasi prajurit gugur yang tertembak dan jatuh ke dalam jurang sedalam 15 meter, KKB terus melancarkan serangan. Hal itu membuat empat prajurit lain terkena luka tembak. Panglima TNI memastikan empat TNI yang luka tembak telah berhasil dievakuasi dan selamat.
"Ada empat orang yang kena luka tembak yang tadi baru dievakuasi semuanya, alhamdulillah mereka selamat semua. Dan yang belum terkonfirmasi sampai saat ini ada empat personel dan sedangkan dilakukan pencarian," kata Panglima TNI.
Laksamana Yudo mengakui hingga saat ini evakuasi prajurit gugur belum berhasil dilakukan karena cuaca dan konsentrasi tim mengevakuasi prajurit luka tembak. Namun ia memastikan evakuasi prajurit gugur akan menjadi prioritas berikutnya.
"Kita konsentrasi atau prioritaskan mereka yang luka dan ini kita bisa angkut semua ke sini. Alhamdulillah sudah kita terima dan akan kita rawat ke rumah sakit," katanya.
"Saat ini kami konsentrasi yang meninggal, kemarin disampaikan jatuh di jurang dan ini kita usahakan evakuasi. Sampai saat ini belum berhasil karena cuaca," kata Panglima TNI saat konferensi pers di Lanud Yohanis Kapiau Timika, Papua Tengah, Selasa (18/4/2023). Ikut mendampingi Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman, Pangkostrad Letjen TNI Maruli Simanjuntak, dan Danjen Kopassus Mayjen Deddy Suryadi, dan jajaran TNI lainnya.
Laksamana Yudo menjelaskan, kejadian itu berawal dari 36 prajurit TNI melakukan patroli pencarian pilot Susi Air Kapten Philips Mark Merthens yang disandera oleh KKB. Di tengah jalan, pasukan diadang oleh KKB, sehingga terjadi kontak tembak. Dari 36 prajurit, ada satu yang meninggal atas nama Pratu Miftahul Arifin.
Dalam pelaksanaan evakuasi prajurit gugur yang tertembak dan jatuh ke dalam jurang sedalam 15 meter, KKB terus melancarkan serangan. Hal itu membuat empat prajurit lain terkena luka tembak. Panglima TNI memastikan empat TNI yang luka tembak telah berhasil dievakuasi dan selamat.
"Ada empat orang yang kena luka tembak yang tadi baru dievakuasi semuanya, alhamdulillah mereka selamat semua. Dan yang belum terkonfirmasi sampai saat ini ada empat personel dan sedangkan dilakukan pencarian," kata Panglima TNI.
Laksamana Yudo mengakui hingga saat ini evakuasi prajurit gugur belum berhasil dilakukan karena cuaca dan konsentrasi tim mengevakuasi prajurit luka tembak. Namun ia memastikan evakuasi prajurit gugur akan menjadi prioritas berikutnya.
"Kita konsentrasi atau prioritaskan mereka yang luka dan ini kita bisa angkut semua ke sini. Alhamdulillah sudah kita terima dan akan kita rawat ke rumah sakit," katanya.
(abd)