Dansat-81 Kopassus Peraih Adhi Makayasa, Nomor 3 Pendiri Sekaligus Kepercayaan Jokowi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Satuan 81 Kopassus merupakan pasukan elite Korps Baret Merah. Mereka terdiri prajurit-prajurit terpilih yang memiliki kemampuan khusus.
Dikutip dari buku berjudul “Kopassus untuk Indonesia” dijelaskan, Sat-81 Kopassus ini mampu melaksanakan operasi lawan terorisme atau counter terrorism, penjinakan bom, bantuan intelijen teknik, perang kota, pengamanan VVIP, serta melaksanakan sabotase dan lawan sabotase.
Tugas operasi pasukan antiteror yang dilengkapi dengan perlengkapan khusus ini untuk melakukan tindakan cepat dan tepat mengatasi aksi teror terhadap sasaran strategis terpilih baik di dalam maupun di luar wilayah yuridiksi nasional Indonesia.
Baca juga: Jenderal Benny Moerdani, Pencetus Pasukan Antiteror Kopassus yang Disegani Dunia
Satuan yang memiliki semboyan “Siap, Setia, Berani” ini bermarkas di Cijantung, Jakarta Timur. Satuan ini terdiri dari dua batalyon yakni, Batalyon 811 Sat-81 Kopassus dan Batalyon 812 Sat-81 Kopassus. Kedua batalyon ini dipimpin seorang perwira berpangkat Mayor.
Menengok ke belakang, Sat-81 Kopassus yang sebelumnya bernama Sat-81 Gultor Kopassus dibentuk pada 30 Juni 1982. Pembentukan pasukan khusus penanggulangan teror ini dinisiasi oleh Asisten Intelijen Hankam/Kepala Pusat Intelijen Strategis/Asisten Intelijen Kopkamtib Letjen TNI Leonardus Benjamin Moerdani.
Dalam buku yang ditulis Julius Pour, berjudul “Benny Moerdani: Profil Prajurit Negarawan” Benny menyebut perlunya membuat pasukan khusus guna menghadapi ancaman terorisme. Ancaman teroris tersebut muncul dalam bentuk pembajakan pesawat. Apalagi, di era 1970 an, aksi pembajakan pesawat dan penyanderaan seringkali dilakukan para teroris di berbagai negara karena dinilai efektif untuk menarik perhatian dunia internasional.
Untuk mewujudkan gagasannya itu, mantan Panglima TNI ini kemudian memanggil dan memerintahkan Kapten Infanteri Prabowo Subianto yang saat ini menjabat Menteri Pertahanan (Menhan) dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang saat itu berpangkat Mayor Infanteri untuk sekolah antiteror GSG9 di Jerman Barat.
”Kita harus punya pasukan antiteror. Kalian berdua berangkat ke sana belajar dan kembali. Sesudah itu kalian membentuk dan melatih pasukan antiteror kita,” kata Prabowo menirukan ucapan Benny Moerdani Dikutip dari buku berjudul “Kepemimpinan Militer Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto”.
"Pada 1981 sejak kembali dari Amerika, saya bersama Pak Luhut dipanggil Pak Benny Moerdani. Kami diperintahkan untuk sekolah ke Jerman, sekolah antiteror GSG9. Setelah sekolah itu, kami diperintahkan membentuk pasukan antiteror yang kemudian diberi nama Detasemen 81 karena dibentuk pada 1981. Tidak lama kemudian, Detasemen 81 berhasil dalam operasi pembebasan sandera di Woyla. Ini adalah salah satu peristiwa pembebasan sandera yang paling terkenal di dunia pada saat itu,” kenang Prabowo.
Menjelang pembentukan pasukan antiteror, Benny kemudian meminta Mayor Infanteri Luhut untuk menanyakan kepada Panglima ABRI Jenderal TNI M. Jusuf nama unit pasukan khusus antiteror saat berkunjung ke Markas Kopassandha di Cijantung, Jakarta Timur.
Mayor Luhut dan Kapten Prabowo kemudian menghadap dan mengusulkan nama Detasemen 81/Antiteror. Alasannya, karena dibentuk pada akhir 1981. Meskipun secara resmi Den-81/Antiteror ini berdiri pada 30 Juni 1982. ”Itu sudah betul. Saya setuju nama Detasemen 81/Antiteror,” jawab M. Jusuf.
Persetujuan itu diberikan karena angka 81 bila dijumlahkan hasilnya 9 di mana pesawat Hercules yang digunakan Jenderal M. Jusuf memiliki call sign A-1314. “Jumlah angkanya juga 9. Angka paling bagus itu,” kata Luhut menirukan ucapan M Jusuf.
“Itulah inti pasukan pilihan di antara pasukan pilihan di Kopassus pada waktu itu,” kata Luhut yang dinobatkan sebagai komandan pertama Den 81/Gultor dengan wakilnya Kapten Infanteri Prabowo Subianto.
Seiring perjalanan waktu, terjadi perubahan organisasi dari Den 81/Gultor Kopassus menjadi Sat 81/Gultor Kopassus lalu kemudian kini menjadi Satuan 81 Kopassus.
Saat ini, Dansat-81 Kopassus dijabat oleh Kolonel Inf. Charles Alling. Lulusan terbaik pendidikan Komando ini memimpin Sat-81 Kopassus sejak 25 Februari 2023. Sejak dibentuk, Sat-81 Kopassus ini sudah dipimpin 19 Komandan Satuan (Dansat). Dari jumlah tersebut tiga di antaranya merupakan peraih Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama.
I Nyoman Cantiasa merupakan salah satu Dansat-81 Kopassus yang meraih penghargaan Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama dan dinobatkan sebagai lulusan terbaik Akademi Militer (Akmil) 1990. I Nyoman tercatat sebagai Dansat-81 Kopassus ke 9 yang menjabat selama dua tahun sejak 2010 hingga 2012
Selama mengabdi di Kopassus, pria kelahiran Buleleng, Bali 26 Juni 1967 ini merupakan prajurit Korps Baret Merah yang kenyang dengan pengalaman tugas operasi di antaranya, Operasi Mapenduma pada 1996. Operasi yang dipimpin Danjen Kopassus Prabowo Subianto ini merupakan operasi militer membebaskan 26 peneliti yang tergabung dalam Ekspedisi Lorentz 95 yang disandera Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Kelly Kwalik.
Kemudian operasi penanganan konflik sosial di Ambon, Maluku pada 2001 silam. Termasuk operasi pembebasan anak buah kapal MV Sinar Kudus yang dibajak perompak di perairan Somalia pada 2011 lalu.
Karier militer pria kelahiran Buleleng, Bali pada 26 Juni 1967 ini terbilang moncer. Berbagai posisi strategis pernah diembannya, di antaranya, Wadansubtim Den-81 Gultor/Kopassus, Dan Unit Den 81 Gultor/Kopassus, kemudian Dansubtim 2 Den 81 Gultor /Kopassus serta Dantim Den 81 Gultor/Kopassus.
Saat berpangkat Letnan Kolonel (Letkol), I Nyoman diangkat menjadi Wadansat-81 Kopassus. Kemudian naik menjadi Dansat-81 Kopassus yang diikuti kenaikan pangkat menjadi Kolonel. Selanjutnya, Danpusdikpassus. Sempat memimpin territorial dengan menjabat sebagai Danrem 163/Wirasatya kemudian Danrem 173/Praja Vira Braja, I Nyoman Cantiasa kembali ditarik ke Kopassus menjadi Danjen Kopassus.
Kariernya terus menanjak, setelah menjabat sebagai Pangdam XVIII/Kasuari, I Nyoman Cantiasa dipercaya mengemban jabatan sebagai Pangkogabwilhan III. Dengan tugas barunya tersebut, bintang emas di pundaknya bertambah menjadi tiga atau Letjen TNI.
Mayjen TNI (Purn) I Made Agra Sudiantara tercatat sebagai Dansat 81 Kopassus ke 6. Lulusan terbaik Akmil 1985 ini juga merupakan peraih Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama dari kesatuan Infanteri Kopassus.
Bersama juniornya I Nyoman Cantiasa, pria kelahiran Klungkung, Bali pada 26 Maret 1962 ini juga pernah terlibat dalam Operasi Mapenduma di Papua. Selama mengabdi sebagai tentara, I Made Agra Sudiantara pernah menduduki sejumlah jabatan strategis di Korps Baret Merah dan TNI.
Di antaranya, Komandan Yonif 403/Wirasada Pratista, Danyon 400/Raider, kemudian Dandim 0703/Cilacap serta Komandan Satuan (Dansat) 81 Gultor/Kopassus.
Selanjutnya diangkat menjadi Asops Kasdam Jaya, Dandrindam Iskandar Muda, Danrem 173/Praja Vira Braja, Pamen Den Mabesad, Waasops KSAD. Karier militernya terus menanjak dengan menjabat sebagai Kasdam XVII/Cenderawasih, Staf Khusus KSAD dan terakhir Komandan Pussenif Kodiklat AD.
Luhut Binsar Pandjaitan merupakah tokoh militer yang sangat disegani di Indonesia. Pria yang kini menduduki jabatan Menko Marves juga merupakan peraih Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama sebagai lulusan terbaik Akmil 1970 dari kesatuan Infanteri Kopassus.
Hampir sebagian besar hidup pria kelahiran Toba Samosir, Sumatera Utara (Sumut) pada 28 September 1947 dihabiskan di Korps Baret Merah. Selama 30 tahun menjadi prajurit pasukan elite TNI Angkatan Darat (AD) tersebut, Luhut menorehkan banyak prestasi. Lewat tangan dinginnya, Luhut berhasil melakukan reorganisasi Kopassus.
Di antaranya, mendirikan sekaligus menjadi komandan pertama Detasemen 81 Antiteror Kopassus yang kini bernama Sat 81 Kopassus (Dansat-81 Kopassus). Termasuk membentuk dan menjadi komandan pertama Sekolah Pertempuran Khusus (Sepursus) Detasemen 81/Antiteror Kopassus di Pusdikpassus.
Bukan cuma itu, Luhut juga kenyang dengan pengalaman di medan tempur. Berbagai operasi telah dijalaninya mulai dari Operasi di Papua, Operasi di Aceh dan Operasi Seroja di Timor Timur (Timtim) yang saat ini bernama Timor Leste. Termasuk operasi khusus pengamanan Presiden Soeharto di KTT ASEAN III di Filipina pada 1987.
Selama mengabdi di Korps Baret Merah, Luhut menduduki sejumlah jabatan strategis di antaranya, Danton I/A Group 1 Para Komando, Kopassandha. Danton Siliwangi di Kalimantan Barat, Pada Operasi Pemberantasan dan Penumpasan PGRS/Paraku. Kemudian, Komandan Kompi A Pasukan Kontingen Garuda (KONGA VI) Wilayah Port Said, Port Fuad, Port Suez, Mesir.
Selain itu, menjadi Komandan Tim C Group 1 Para Komando Satuan Lintas Udara Pada Operasi Seroja, Kopassandha. Komandan Kompi Pasukan Pemburu Kopasshanda pada Satgas Tempur Khusus, dalam Operasi Seroja. Saat itu Luhut meraih prestasi dan predikat sebagai komandan kompi terbaik dalam Operasi Seroja.
Prestasi dan dedikasinya dalam menjalankan tugas membuat Luhut dipercaya membentuk dan mendirikan Detasemen 81 Gultor Kopassus sekaligus menjadi Komandan pertama Danden 81 Gultor/Kopassus. Tidak hanya itu, Luhut juga dipercaya menduduki jabatan sebagai Asops Danjen Kopassus, Dangroup 3/Sandhi Yudha Kopassus serta Danpusdikpassus.
Sempat memimpin territorial dengan menjabat sebagai Danrem 081/Dhirotsaha Jaya, Luhut kembali meraih prestasi sebagai Danrem terbaik se Indonesia. Luhut pecah bintang saat diangkat sebagai Wadan Pussenif, kemudian naik menjadi Danpussenif hingga akhirnya diangkat menjadi Dankodiklatad.
Dikutip dari buku berjudul “Kopassus untuk Indonesia” dijelaskan, Sat-81 Kopassus ini mampu melaksanakan operasi lawan terorisme atau counter terrorism, penjinakan bom, bantuan intelijen teknik, perang kota, pengamanan VVIP, serta melaksanakan sabotase dan lawan sabotase.
Tugas operasi pasukan antiteror yang dilengkapi dengan perlengkapan khusus ini untuk melakukan tindakan cepat dan tepat mengatasi aksi teror terhadap sasaran strategis terpilih baik di dalam maupun di luar wilayah yuridiksi nasional Indonesia.
Baca juga: Jenderal Benny Moerdani, Pencetus Pasukan Antiteror Kopassus yang Disegani Dunia
Satuan yang memiliki semboyan “Siap, Setia, Berani” ini bermarkas di Cijantung, Jakarta Timur. Satuan ini terdiri dari dua batalyon yakni, Batalyon 811 Sat-81 Kopassus dan Batalyon 812 Sat-81 Kopassus. Kedua batalyon ini dipimpin seorang perwira berpangkat Mayor.
Menengok ke belakang, Sat-81 Kopassus yang sebelumnya bernama Sat-81 Gultor Kopassus dibentuk pada 30 Juni 1982. Pembentukan pasukan khusus penanggulangan teror ini dinisiasi oleh Asisten Intelijen Hankam/Kepala Pusat Intelijen Strategis/Asisten Intelijen Kopkamtib Letjen TNI Leonardus Benjamin Moerdani.
Dalam buku yang ditulis Julius Pour, berjudul “Benny Moerdani: Profil Prajurit Negarawan” Benny menyebut perlunya membuat pasukan khusus guna menghadapi ancaman terorisme. Ancaman teroris tersebut muncul dalam bentuk pembajakan pesawat. Apalagi, di era 1970 an, aksi pembajakan pesawat dan penyanderaan seringkali dilakukan para teroris di berbagai negara karena dinilai efektif untuk menarik perhatian dunia internasional.
Untuk mewujudkan gagasannya itu, mantan Panglima TNI ini kemudian memanggil dan memerintahkan Kapten Infanteri Prabowo Subianto yang saat ini menjabat Menteri Pertahanan (Menhan) dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang saat itu berpangkat Mayor Infanteri untuk sekolah antiteror GSG9 di Jerman Barat.
”Kita harus punya pasukan antiteror. Kalian berdua berangkat ke sana belajar dan kembali. Sesudah itu kalian membentuk dan melatih pasukan antiteror kita,” kata Prabowo menirukan ucapan Benny Moerdani Dikutip dari buku berjudul “Kepemimpinan Militer Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto”.
"Pada 1981 sejak kembali dari Amerika, saya bersama Pak Luhut dipanggil Pak Benny Moerdani. Kami diperintahkan untuk sekolah ke Jerman, sekolah antiteror GSG9. Setelah sekolah itu, kami diperintahkan membentuk pasukan antiteror yang kemudian diberi nama Detasemen 81 karena dibentuk pada 1981. Tidak lama kemudian, Detasemen 81 berhasil dalam operasi pembebasan sandera di Woyla. Ini adalah salah satu peristiwa pembebasan sandera yang paling terkenal di dunia pada saat itu,” kenang Prabowo.
Menjelang pembentukan pasukan antiteror, Benny kemudian meminta Mayor Infanteri Luhut untuk menanyakan kepada Panglima ABRI Jenderal TNI M. Jusuf nama unit pasukan khusus antiteror saat berkunjung ke Markas Kopassandha di Cijantung, Jakarta Timur.
Mayor Luhut dan Kapten Prabowo kemudian menghadap dan mengusulkan nama Detasemen 81/Antiteror. Alasannya, karena dibentuk pada akhir 1981. Meskipun secara resmi Den-81/Antiteror ini berdiri pada 30 Juni 1982. ”Itu sudah betul. Saya setuju nama Detasemen 81/Antiteror,” jawab M. Jusuf.
Persetujuan itu diberikan karena angka 81 bila dijumlahkan hasilnya 9 di mana pesawat Hercules yang digunakan Jenderal M. Jusuf memiliki call sign A-1314. “Jumlah angkanya juga 9. Angka paling bagus itu,” kata Luhut menirukan ucapan M Jusuf.
“Itulah inti pasukan pilihan di antara pasukan pilihan di Kopassus pada waktu itu,” kata Luhut yang dinobatkan sebagai komandan pertama Den 81/Gultor dengan wakilnya Kapten Infanteri Prabowo Subianto.
Seiring perjalanan waktu, terjadi perubahan organisasi dari Den 81/Gultor Kopassus menjadi Sat 81/Gultor Kopassus lalu kemudian kini menjadi Satuan 81 Kopassus.
Saat ini, Dansat-81 Kopassus dijabat oleh Kolonel Inf. Charles Alling. Lulusan terbaik pendidikan Komando ini memimpin Sat-81 Kopassus sejak 25 Februari 2023. Sejak dibentuk, Sat-81 Kopassus ini sudah dipimpin 19 Komandan Satuan (Dansat). Dari jumlah tersebut tiga di antaranya merupakan peraih Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama.
Berikut ini tiga Dansat-81 Kopassus lulusan terbaik Akademi Militer (Akmil):
1. Letjen TNI I Nyoman Cantiasa
Letjen TNI I Nyoman Cantiasa saat ini menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III. Jabatan tersebut diembannya sejak 21 Januari 2022.I Nyoman Cantiasa merupakan salah satu Dansat-81 Kopassus yang meraih penghargaan Adhi Makayasa-Tri Sakti Wiratama dan dinobatkan sebagai lulusan terbaik Akademi Militer (Akmil) 1990. I Nyoman tercatat sebagai Dansat-81 Kopassus ke 9 yang menjabat selama dua tahun sejak 2010 hingga 2012
Selama mengabdi di Kopassus, pria kelahiran Buleleng, Bali 26 Juni 1967 ini merupakan prajurit Korps Baret Merah yang kenyang dengan pengalaman tugas operasi di antaranya, Operasi Mapenduma pada 1996. Operasi yang dipimpin Danjen Kopassus Prabowo Subianto ini merupakan operasi militer membebaskan 26 peneliti yang tergabung dalam Ekspedisi Lorentz 95 yang disandera Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Kelly Kwalik.
Kemudian operasi penanganan konflik sosial di Ambon, Maluku pada 2001 silam. Termasuk operasi pembebasan anak buah kapal MV Sinar Kudus yang dibajak perompak di perairan Somalia pada 2011 lalu.
Karier militer pria kelahiran Buleleng, Bali pada 26 Juni 1967 ini terbilang moncer. Berbagai posisi strategis pernah diembannya, di antaranya, Wadansubtim Den-81 Gultor/Kopassus, Dan Unit Den 81 Gultor/Kopassus, kemudian Dansubtim 2 Den 81 Gultor /Kopassus serta Dantim Den 81 Gultor/Kopassus.
Saat berpangkat Letnan Kolonel (Letkol), I Nyoman diangkat menjadi Wadansat-81 Kopassus. Kemudian naik menjadi Dansat-81 Kopassus yang diikuti kenaikan pangkat menjadi Kolonel. Selanjutnya, Danpusdikpassus. Sempat memimpin territorial dengan menjabat sebagai Danrem 163/Wirasatya kemudian Danrem 173/Praja Vira Braja, I Nyoman Cantiasa kembali ditarik ke Kopassus menjadi Danjen Kopassus.
Kariernya terus menanjak, setelah menjabat sebagai Pangdam XVIII/Kasuari, I Nyoman Cantiasa dipercaya mengemban jabatan sebagai Pangkogabwilhan III. Dengan tugas barunya tersebut, bintang emas di pundaknya bertambah menjadi tiga atau Letjen TNI.
2. Mayjen TNI (Purn) I Made Agra Sudiantara
Mayjen TNI (Purn) I Made Agra Sudiantara tercatat sebagai Dansat 81 Kopassus ke 6. Lulusan terbaik Akmil 1985 ini juga merupakan peraih Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama dari kesatuan Infanteri Kopassus.
Bersama juniornya I Nyoman Cantiasa, pria kelahiran Klungkung, Bali pada 26 Maret 1962 ini juga pernah terlibat dalam Operasi Mapenduma di Papua. Selama mengabdi sebagai tentara, I Made Agra Sudiantara pernah menduduki sejumlah jabatan strategis di Korps Baret Merah dan TNI.
Di antaranya, Komandan Yonif 403/Wirasada Pratista, Danyon 400/Raider, kemudian Dandim 0703/Cilacap serta Komandan Satuan (Dansat) 81 Gultor/Kopassus.
Selanjutnya diangkat menjadi Asops Kasdam Jaya, Dandrindam Iskandar Muda, Danrem 173/Praja Vira Braja, Pamen Den Mabesad, Waasops KSAD. Karier militernya terus menanjak dengan menjabat sebagai Kasdam XVII/Cenderawasih, Staf Khusus KSAD dan terakhir Komandan Pussenif Kodiklat AD.
3. Jenderal TNI (HOR) Luhut Binsar Pandjaitan
Luhut Binsar Pandjaitan merupakah tokoh militer yang sangat disegani di Indonesia. Pria yang kini menduduki jabatan Menko Marves juga merupakan peraih Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama sebagai lulusan terbaik Akmil 1970 dari kesatuan Infanteri Kopassus.
Hampir sebagian besar hidup pria kelahiran Toba Samosir, Sumatera Utara (Sumut) pada 28 September 1947 dihabiskan di Korps Baret Merah. Selama 30 tahun menjadi prajurit pasukan elite TNI Angkatan Darat (AD) tersebut, Luhut menorehkan banyak prestasi. Lewat tangan dinginnya, Luhut berhasil melakukan reorganisasi Kopassus.
Di antaranya, mendirikan sekaligus menjadi komandan pertama Detasemen 81 Antiteror Kopassus yang kini bernama Sat 81 Kopassus (Dansat-81 Kopassus). Termasuk membentuk dan menjadi komandan pertama Sekolah Pertempuran Khusus (Sepursus) Detasemen 81/Antiteror Kopassus di Pusdikpassus.
Bukan cuma itu, Luhut juga kenyang dengan pengalaman di medan tempur. Berbagai operasi telah dijalaninya mulai dari Operasi di Papua, Operasi di Aceh dan Operasi Seroja di Timor Timur (Timtim) yang saat ini bernama Timor Leste. Termasuk operasi khusus pengamanan Presiden Soeharto di KTT ASEAN III di Filipina pada 1987.
Selama mengabdi di Korps Baret Merah, Luhut menduduki sejumlah jabatan strategis di antaranya, Danton I/A Group 1 Para Komando, Kopassandha. Danton Siliwangi di Kalimantan Barat, Pada Operasi Pemberantasan dan Penumpasan PGRS/Paraku. Kemudian, Komandan Kompi A Pasukan Kontingen Garuda (KONGA VI) Wilayah Port Said, Port Fuad, Port Suez, Mesir.
Selain itu, menjadi Komandan Tim C Group 1 Para Komando Satuan Lintas Udara Pada Operasi Seroja, Kopassandha. Komandan Kompi Pasukan Pemburu Kopasshanda pada Satgas Tempur Khusus, dalam Operasi Seroja. Saat itu Luhut meraih prestasi dan predikat sebagai komandan kompi terbaik dalam Operasi Seroja.
Prestasi dan dedikasinya dalam menjalankan tugas membuat Luhut dipercaya membentuk dan mendirikan Detasemen 81 Gultor Kopassus sekaligus menjadi Komandan pertama Danden 81 Gultor/Kopassus. Tidak hanya itu, Luhut juga dipercaya menduduki jabatan sebagai Asops Danjen Kopassus, Dangroup 3/Sandhi Yudha Kopassus serta Danpusdikpassus.
Sempat memimpin territorial dengan menjabat sebagai Danrem 081/Dhirotsaha Jaya, Luhut kembali meraih prestasi sebagai Danrem terbaik se Indonesia. Luhut pecah bintang saat diangkat sebagai Wadan Pussenif, kemudian naik menjadi Danpussenif hingga akhirnya diangkat menjadi Dankodiklatad.
(cip)