Dampak Piala Dunia U-20 Batal, Survei JJI: Elektabilitas Ganjar Turun, Airlangga Menguat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia ternyata sangat mempengaruhi elektabilitas bakal calon presiden (capres) dan partai politik (parpol) peserta Pemilu 2024. Hasil survei terbaru Jaringan Jurnalis Indonesia (JJI), elektabilitas Airlangga Hartarto dan Partai Golkar semakin naik.
Koordinator JJI Agusta Irawan mengatakan, dampak penolakan Timnas Israel di Piala Dunia U-20, sangat memengaruhi elektabilitas bakal capres dan parpol.
"Jika pencoblosan diadakan saat ini, Partai Golkar berhasil menggeser posisi PDIP sebagai pemenang pemilu. Elektabilitas Partai Golkar mencapai 21,3 persen, disusul Partai Gerindra 15,3 persen," kata Agusta, Jumat (14/4/2023).
PDIP kata dia, terpental ke urutan ketiga dengan tingkat keterpilihan 10,2 persen, atau anjlok dari hasil survei JJI sebelumnya di urutan kedua dengan tingkat keterpilihan 16,9 persen.
"Selanjutnya, Demokrat 8,4 persen, PKB 7,3 persen, NasDem 6,2 persen, PPP 5,6 persen, Perindo 4,2 persen, PKS 3,2 persen, dan PAN 2,9 persen. Gabungan Parpol Lainnya 6,2 persen, dan yang tidak memilih sebanyak 9,2 persen," ujar Agus.
Survei juga menunjukkan jika penolakan Timnas Israel yang mengakibatkan gagalnya Piala Dunia U-20 digelar di Indonesia berdampak signifikan terhadap pilihan publik terhadap tokoh bakal capres.
Elektabilitas Ganjar Pranowo yang ikut menolak Timnas Israel U-20 melorot tajam.
Elektabilitas Ganjar Pranowo pada survei JJI bulan Februari 2023 sebesar 12,6 persen, turun menjadi 8,1 persen.
"Publik memandang bahwa tokoh -tokoh seperti Ganjar Pranowo dan PDI Perjuangan dan PKS telah melakukan politisasi sepakbola, sehingga mayoritas publik kecewa. mereka beralih pilihannya ke tokoh dan parpol yang tidak melakukan politisasi sepakbola Piala Dunia U-20," ucap Agus.
Untuk preferensi publik terhadap elektabilitas tokoh terkait pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia, bursa capres masih didominasi oleh lima nama. Mereka adalah Airlangga Hartarto, Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Puan Maharani.
"Dalam survei ini nama Airlangga Hartarto menempati urutan pertama tokoh kandidat capres jika pilpres digelar saat ini. Tingkat elektabilitas Airlangga sebesar 29,2 persen dan di urutan kedua Prabowo Subianto yang mencatatkan tingkat elektabilitas sebesar 20,6 persen," tuturnya.
Lalu elektabilitas Anies Baswedan di urutan ketiga dengan 10,2 persen, Ganjar Pranowo 8,1 persen, Puan Maharani 7,2 persen, serta secara berurutan ada nama Andika Perkasa 5,4 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 4,3 persen, Muhaimin Iskandar 2,7 persen, dan yang tidak memilih sebanyak 12,3 persen.
Masih dari hasil survei JJI, publik mengharapkan Pilpres 2024 menjadi pemilu yang menarik dan penuh pertarungan gagasan serta ide, tanpa membawa politik identitas yang membuat masyarakat terpolarisasi.
Sebanyak 92,2 persen responden menginginkan kriteria presiden merupakan tokoh yang mampu menyatukan komponen bangsa, dan tidak berideologi politik identitas sebagai tema kampanyenya.
"Masyarakat menginginkan presiden yang mampu mengelola perekonomian dan sudah punya rekam jejak yang jelas dalam mengelola perekonomian nasional," ucapnya
Survei JJI bertajuk "Preferensi Publik Terhadap Elektabilitas Tokoh Bakal Capres dan Parpol Terkait Pembatalan Piala Dunia U-20, melibatkan 2.081 responden yang merupakan Warga Negara Indonesia. Survei dilakukan periode 29 Maret hingga 10 April 2023 pada 420 kabupaten/kota di 34 provinsi Indonesia.
Populasi survei ini sudah berusia 17 tahun dengan jumlah sampel 2.100 responden berpendidikan SMA hingga iniversitas. Sementara 100 responden berpendidikan SMP dan sebanyak 80 respoden berpendidikan SD.
Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan Margin of Error kurang lebih 3,1 persen dan memiliki tingkat kepercayaan 96 persen.
Menanggapi hasil survei JJI ini, Ketua Umum Masyarakat Sepak Bola Indonesia (MSBI) dan Ketua Alumni Sepak Bola Universitas Indonesia Sarman El Hakim mengatakan bahwa dampak penolakan Timnas Israel U-20 itu memang sangat besar terhadap Indonesia di mata dunia.
Sarman menilai, penolakan yang dilakukan Ganjar Pranowo dan PDIP berdampak pada dukungan politik. Hal ini menjadi peluang bagi Airlangga dan Golkar untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat.
"Kalau saya lihat, pembatalan Piala Dunia U-20 terhadap Ganjar Pranowo dan PDIP pastinya akan berdampak. Apalagi masyarakat Indonesia hampir semua menggemari sepakbola," ujar Sarman.
Kata Sarman, momentum ini peluang bagi Golkar dan Airlangga untuk mendapatkan hati masyarakat. Pasalnya, Airlangga dinilai sosok yang tepat sebagai pengganti Jokowi yang akan membuat sepakbola Indonesia menjadi maju. Sarman berharap Airlangga mampu membawa perubahan pada bidang olahraga, khususnya sepakbola Indonesia.
"Saya harap Airlangga bisa meneruskan program Jokowi yang mendukung majunya sepakbola Indonesia. Hal ini membuat Airlangga mendapat dukungan dari masyarakat Indonesia yang ingin sepakbola maju," tuturnya.
Menurut dia, batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia karena berbagai faktor, salah satunya karena sarat dengan kepentingan politik. Maka itu, Airlangga harus bisa membawa sepakbola Indonesia lepas dari kepentingan, baik politik dan lainnya.
"Kalau Airlangga jadi presiden, maka Ketua Umum Golkar itu harus mampu membawa sepakbola Indonesia lepas dari kepentingan apapun, demi majunya sepakbola kita," ucapnya.
Sementara itu, pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menilai, anjloknya elektabilitas Ganjar Pranowo dan PDIP tak lepas dari adanya pengaruh penolakan Timnas Israel di Piala Dunia U-20.
Jika PDIP dan Ganjar tidak melakukan evaluasi, kata dia, maka perolehan suara akan tergerus dan ini menjadi peluang untuk Airlangga atau Golkar menang di Pilpres 2024.
"Kalau Ganjar dan PDIP tidak ada evaluasi, maka suara PDIP dan Ganjar akan tergerus di Pilpres 2024 dan bisa menjadi peluang Airlangga atau Golkar untuk menguasai suara di Pilpres 2024," pungkasnya.
Koordinator JJI Agusta Irawan mengatakan, dampak penolakan Timnas Israel di Piala Dunia U-20, sangat memengaruhi elektabilitas bakal capres dan parpol.
"Jika pencoblosan diadakan saat ini, Partai Golkar berhasil menggeser posisi PDIP sebagai pemenang pemilu. Elektabilitas Partai Golkar mencapai 21,3 persen, disusul Partai Gerindra 15,3 persen," kata Agusta, Jumat (14/4/2023).
PDIP kata dia, terpental ke urutan ketiga dengan tingkat keterpilihan 10,2 persen, atau anjlok dari hasil survei JJI sebelumnya di urutan kedua dengan tingkat keterpilihan 16,9 persen.
"Selanjutnya, Demokrat 8,4 persen, PKB 7,3 persen, NasDem 6,2 persen, PPP 5,6 persen, Perindo 4,2 persen, PKS 3,2 persen, dan PAN 2,9 persen. Gabungan Parpol Lainnya 6,2 persen, dan yang tidak memilih sebanyak 9,2 persen," ujar Agus.
Survei juga menunjukkan jika penolakan Timnas Israel yang mengakibatkan gagalnya Piala Dunia U-20 digelar di Indonesia berdampak signifikan terhadap pilihan publik terhadap tokoh bakal capres.
Elektabilitas Ganjar Pranowo yang ikut menolak Timnas Israel U-20 melorot tajam.
Elektabilitas Ganjar Pranowo pada survei JJI bulan Februari 2023 sebesar 12,6 persen, turun menjadi 8,1 persen.
"Publik memandang bahwa tokoh -tokoh seperti Ganjar Pranowo dan PDI Perjuangan dan PKS telah melakukan politisasi sepakbola, sehingga mayoritas publik kecewa. mereka beralih pilihannya ke tokoh dan parpol yang tidak melakukan politisasi sepakbola Piala Dunia U-20," ucap Agus.
Untuk preferensi publik terhadap elektabilitas tokoh terkait pembatalan Piala Dunia U-20 di Indonesia, bursa capres masih didominasi oleh lima nama. Mereka adalah Airlangga Hartarto, Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Puan Maharani.
"Dalam survei ini nama Airlangga Hartarto menempati urutan pertama tokoh kandidat capres jika pilpres digelar saat ini. Tingkat elektabilitas Airlangga sebesar 29,2 persen dan di urutan kedua Prabowo Subianto yang mencatatkan tingkat elektabilitas sebesar 20,6 persen," tuturnya.
Lalu elektabilitas Anies Baswedan di urutan ketiga dengan 10,2 persen, Ganjar Pranowo 8,1 persen, Puan Maharani 7,2 persen, serta secara berurutan ada nama Andika Perkasa 5,4 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 4,3 persen, Muhaimin Iskandar 2,7 persen, dan yang tidak memilih sebanyak 12,3 persen.
Masih dari hasil survei JJI, publik mengharapkan Pilpres 2024 menjadi pemilu yang menarik dan penuh pertarungan gagasan serta ide, tanpa membawa politik identitas yang membuat masyarakat terpolarisasi.
Sebanyak 92,2 persen responden menginginkan kriteria presiden merupakan tokoh yang mampu menyatukan komponen bangsa, dan tidak berideologi politik identitas sebagai tema kampanyenya.
"Masyarakat menginginkan presiden yang mampu mengelola perekonomian dan sudah punya rekam jejak yang jelas dalam mengelola perekonomian nasional," ucapnya
Survei JJI bertajuk "Preferensi Publik Terhadap Elektabilitas Tokoh Bakal Capres dan Parpol Terkait Pembatalan Piala Dunia U-20, melibatkan 2.081 responden yang merupakan Warga Negara Indonesia. Survei dilakukan periode 29 Maret hingga 10 April 2023 pada 420 kabupaten/kota di 34 provinsi Indonesia.
Populasi survei ini sudah berusia 17 tahun dengan jumlah sampel 2.100 responden berpendidikan SMA hingga iniversitas. Sementara 100 responden berpendidikan SMP dan sebanyak 80 respoden berpendidikan SD.
Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan Margin of Error kurang lebih 3,1 persen dan memiliki tingkat kepercayaan 96 persen.
Menanggapi hasil survei JJI ini, Ketua Umum Masyarakat Sepak Bola Indonesia (MSBI) dan Ketua Alumni Sepak Bola Universitas Indonesia Sarman El Hakim mengatakan bahwa dampak penolakan Timnas Israel U-20 itu memang sangat besar terhadap Indonesia di mata dunia.
Sarman menilai, penolakan yang dilakukan Ganjar Pranowo dan PDIP berdampak pada dukungan politik. Hal ini menjadi peluang bagi Airlangga dan Golkar untuk mendapatkan perhatian dari masyarakat.
"Kalau saya lihat, pembatalan Piala Dunia U-20 terhadap Ganjar Pranowo dan PDIP pastinya akan berdampak. Apalagi masyarakat Indonesia hampir semua menggemari sepakbola," ujar Sarman.
Kata Sarman, momentum ini peluang bagi Golkar dan Airlangga untuk mendapatkan hati masyarakat. Pasalnya, Airlangga dinilai sosok yang tepat sebagai pengganti Jokowi yang akan membuat sepakbola Indonesia menjadi maju. Sarman berharap Airlangga mampu membawa perubahan pada bidang olahraga, khususnya sepakbola Indonesia.
"Saya harap Airlangga bisa meneruskan program Jokowi yang mendukung majunya sepakbola Indonesia. Hal ini membuat Airlangga mendapat dukungan dari masyarakat Indonesia yang ingin sepakbola maju," tuturnya.
Menurut dia, batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia karena berbagai faktor, salah satunya karena sarat dengan kepentingan politik. Maka itu, Airlangga harus bisa membawa sepakbola Indonesia lepas dari kepentingan, baik politik dan lainnya.
"Kalau Airlangga jadi presiden, maka Ketua Umum Golkar itu harus mampu membawa sepakbola Indonesia lepas dari kepentingan apapun, demi majunya sepakbola kita," ucapnya.
Sementara itu, pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menilai, anjloknya elektabilitas Ganjar Pranowo dan PDIP tak lepas dari adanya pengaruh penolakan Timnas Israel di Piala Dunia U-20.
Jika PDIP dan Ganjar tidak melakukan evaluasi, kata dia, maka perolehan suara akan tergerus dan ini menjadi peluang untuk Airlangga atau Golkar menang di Pilpres 2024.
"Kalau Ganjar dan PDIP tidak ada evaluasi, maka suara PDIP dan Ganjar akan tergerus di Pilpres 2024 dan bisa menjadi peluang Airlangga atau Golkar untuk menguasai suara di Pilpres 2024," pungkasnya.
(maf)