BNPB Catat 835 Kejadian Bencana Sejak Januari 2023, Paling Banyak Banjir dan Longsor

Jum'at, 14 April 2023 - 11:04 WIB
loading...
BNPB Catat 835 Kejadian Bencana Sejak Januari 2023, Paling Banyak Banjir dan Longsor
Banjir di Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, Jumat (17/3/2023). Foto/Antara
A A A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB ) mencatat sebanyak 835 kejadian bencana melanda Indonesia sejak Januari hingga awal April 2023. Jumlah itu pun dilaporkan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di Gedung Nusantara II DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta Rabu (12/4/2023).

Dalam rapat itu, Kepala BNPB hadir beserta jajaran pejabat tinggi lainnya membahas pelaksanaan program yang telah dilakukan mencakup capaian penyerapan anggaran dan luaran hingga awal April 2023, dan rencana kerja yang akan dilakukan hingga akhir tahun. “Kami akan paparkan kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing kedeputian dan unit kerja yang ada di BNPB, serta capaian anggaran kita,” kata Suharyanto dalam keterangan resminya, Jumat (14/4/2023).

“Sebagai informasi, hingga 12 April 2023 jumlah kejadian bencana yang terjadi mencapai 835 kejadian dan didominasi oleh bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, tanah longsor dan cuaca ekstrem,” katanya membuka penjelasan.





Dia mengatakan bahwa BNPB masih dipercaya sebagai Koordinator Penanganan Covid-19 dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). “Terkait penanganan Covid dan PMK, meskipun situasi relatif terkendali, Satgas Covid dan PMK masih ada dan digabung menjadi satu dengan masa tugas hingga akhir Juni 2023,” ujar Suharyanto yang juga sebagai Ketua Satgas Covid-19 dan PMK ini.

Dia menuturkan, BNPB juga diminta secara langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan penggantian bagi sawah masyarakat yang gagal panen akibat bencana banjir pada triwulan pertama 2023. “BNPB mendapat tugas dari bapak Presiden, untuk mengganti sawah petani yang gagal panen akibat sawahnya terendam banjir. Penggantian yang dimaksud adalah biaya produksi, sehingga diharapkan petani dapat memulai lagi produksi di musim berikutnya,” tuturnya.

Dia menegaskan, yang mendapat penggantian biaya produksi hanya sawah yang gagal panen akibat bencana banjir. “Yang diganti ialah yang terendam banjir, bukan puso karena hama atau lainnya,” tegasnya.

Bahkan, kini BNPB sedang menyusun perencanaan, melakukan sosialisasi dan pendataan petani yang sawahnya rusak akibat terendam banjir ke masing-masing provinsi terdampak.
(rca)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1216 seconds (0.1#10.140)