Kisah Menarik Syaukat Banjaransari, Jenderal TNI yang Sering Dorong Sepeda Soeharto saat Kecil
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sosok Syaukat Banjaransai mungkin terdengar asing bagi sebagian masyarakat umum di Tanah Air. Padahal, dia merupakan salah seorang purnawirawan militer yang cukup dikenal di eranya.
Mayor Jenderal TNI (Purn) Syaukat Banjaransari adalah salah seorang purnawirawan perwira tinggi (pati) TNI Angkatan Darat. Dalam riwayat kariernya, dia pernah menduduki sejumlah posisi penting, termasuk di antaranya adalah Sekretaris Militer Presiden periode 1989-1993.
Pada perjalanan hidupnya, Syaukat memiliki sebuah kisah menarik yang sulit dilupakan. Uniknya, cerita ini berhubungan dengan Presiden Kedua Indonesia, yakni Soeharto.
Suatu hari di tahun 1948, Syaukat masih berusia sekitar 12 tahun. Saat itu, dia tengah mengasah grip atau alat tulis di zaman dulu.
Tiba-tiba, Soeharto melintasi menggunakan sebuah sepeda. Sekadar informasi, saat itu Soeharto sendiri telah bergabung dengan militer dan memiliki pangkat Letnan Kolonel (Letkol).
Saat melintas dengan sepedanya, Soeharto melalui jalan menanjak. Melihat Syaukat, dia lantas meminta tolong untuk membantu mendorong sepedanya.
"Ayo le surung, surung (ayo dorong nak, dorong)," ucap Soeharto seperti dituturkan Syaukat dalam buku Pak Harto The Untold Stories seperti dikutip, Jumat (7/4/2023).
Melihat permintaan tersebut, Syaukat tak berpikir lama dan langsung membantu mendorong sepeda yang dinaiki Soeharto. Pada akhirnya, sepeda tersebut berhasil naik sampai ke puncak jalan.
Tak berhenti disitu saja, Soeharto pun lantas berterima kasih atas bantuan Syaukat. “Kesuwun, le” ucapnya.
Uniknya, kejadian tidak hanya berlaku sekali saja. Saat ada hal serupa, Syaukat selalu datang kembali dan membantu Soeharto bersama sepedanya untuk bisa naik ke ujung tanjakan.
Seiring waktu, Syaukat Banjaransari telah menjadi dewasa. Pasca lulus pendidikan menengah, dia memutuskan bergabung dengan militer dan masuk Akademi Militer Nasional (AMN).
Pada perjalanan kariernya, Syaukat memiliki riwayat yang terbilang moncer dengan sejumlah jabatan strategis diembannya. Salah satunya adalah Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres).
Jabatan Sesmilpres didudukinya sekitar tahun 1989 hingga 1993. Sebelumnya, dia juga sempat menjadi Atase Pertahanan RI di India dan Sri Lanka.
Singkatnya, Syaukat yang telah menjadi anggota TNI pun bertemu kembali dengan Soeharto yang berstatus sebagai Presiden Indonesia. Sesekali, keduanya pun turut mengenang kisah menarik kala mendorong sepeda.
"Oh, itu kamu to," ucap Soeharto kepada Syaukat yang menceritakan peristiwa mendorong sepeda di tanjakan di masa lalu.
"Iya, Pak. Sampai sekarang saya juga masih nyurung-nyurung (mendorong-dorong) Bapak," kata Syaukat Banjaransari sambil bercanda.
Mayor Jenderal TNI (Purn) Syaukat Banjaransari adalah salah seorang purnawirawan perwira tinggi (pati) TNI Angkatan Darat. Dalam riwayat kariernya, dia pernah menduduki sejumlah posisi penting, termasuk di antaranya adalah Sekretaris Militer Presiden periode 1989-1993.
Pada perjalanan hidupnya, Syaukat memiliki sebuah kisah menarik yang sulit dilupakan. Uniknya, cerita ini berhubungan dengan Presiden Kedua Indonesia, yakni Soeharto.
Kisah Menarik Mayjen Syaukat Banjaransari
Singkatnya, Syaukat Banjaransari dulunya merupakan tetangga Soeharto yang saat itu tinggal di Jalan Merbabu, Yogyakarta. Jika Soeharto berada di rumah nomor 2, Syaukat tepat di nomor 5.Suatu hari di tahun 1948, Syaukat masih berusia sekitar 12 tahun. Saat itu, dia tengah mengasah grip atau alat tulis di zaman dulu.
Tiba-tiba, Soeharto melintasi menggunakan sebuah sepeda. Sekadar informasi, saat itu Soeharto sendiri telah bergabung dengan militer dan memiliki pangkat Letnan Kolonel (Letkol).
Saat melintas dengan sepedanya, Soeharto melalui jalan menanjak. Melihat Syaukat, dia lantas meminta tolong untuk membantu mendorong sepedanya.
"Ayo le surung, surung (ayo dorong nak, dorong)," ucap Soeharto seperti dituturkan Syaukat dalam buku Pak Harto The Untold Stories seperti dikutip, Jumat (7/4/2023).
Melihat permintaan tersebut, Syaukat tak berpikir lama dan langsung membantu mendorong sepeda yang dinaiki Soeharto. Pada akhirnya, sepeda tersebut berhasil naik sampai ke puncak jalan.
Tak berhenti disitu saja, Soeharto pun lantas berterima kasih atas bantuan Syaukat. “Kesuwun, le” ucapnya.
Uniknya, kejadian tidak hanya berlaku sekali saja. Saat ada hal serupa, Syaukat selalu datang kembali dan membantu Soeharto bersama sepedanya untuk bisa naik ke ujung tanjakan.
Seiring waktu, Syaukat Banjaransari telah menjadi dewasa. Pasca lulus pendidikan menengah, dia memutuskan bergabung dengan militer dan masuk Akademi Militer Nasional (AMN).
Pada perjalanan kariernya, Syaukat memiliki riwayat yang terbilang moncer dengan sejumlah jabatan strategis diembannya. Salah satunya adalah Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres).
Jabatan Sesmilpres didudukinya sekitar tahun 1989 hingga 1993. Sebelumnya, dia juga sempat menjadi Atase Pertahanan RI di India dan Sri Lanka.
Singkatnya, Syaukat yang telah menjadi anggota TNI pun bertemu kembali dengan Soeharto yang berstatus sebagai Presiden Indonesia. Sesekali, keduanya pun turut mengenang kisah menarik kala mendorong sepeda.
"Oh, itu kamu to," ucap Soeharto kepada Syaukat yang menceritakan peristiwa mendorong sepeda di tanjakan di masa lalu.
"Iya, Pak. Sampai sekarang saya juga masih nyurung-nyurung (mendorong-dorong) Bapak," kata Syaukat Banjaransari sambil bercanda.
(bim)