Pesan Sandi ke Generasi Muda agar Optimistis dan Jaga Kesehatan

Minggu, 19 Juli 2020 - 11:41 WIB
loading...
A A A
"Misalnya pada saat crisis pandemi, introvert akan happy-happy aja. Akan tetapi, jika mereka ekstrovert maka mereka akan stress dan cari cara untuk mengkompensasi kenyamanan mereka seperti kontak temen via phone call sana sini," kata Nuniek.

Selain dikotomi introvert dan ekstrovert, Nuniek juga sempat membahas lebih bagaimana personality sesorang dalam dimensi dari MBTI terpengaruh oleh pandemi sepeti misalnya bagaimana cara seseorang menangkap informasi (Sensing/Intuition), bagaimana seseorang mengambil keputusan (Intuition/Sensing), dan bagaimana mereka menghadapi dunia mereka sendiri (Judging/Perceiving).

"Dengan mempelajari MBTI, kita bisa lebih self-aware tentang kecenderungan, sumber stress yang kita hadapi dan maka dari itu akan lebih mudah untuk kita untuk mengatasi masalah kesehatan mental," ujar Nuniek.

Selain melalui MBTI, menurut pandangan Nunik, ada pula tiga tahap utama yang bisa kita lakukan dalam menghadapi stress yang bersumber krisis selama pandemic. Pertama, be aware atau sadar akan adanya permasalahan. Langkah kedua adalah, accept, yaitu dengan kita sadar dengan adanya permasalahan maka kita harus menerima faktanya secara realistis dan sebisa mungkin hindari denial. Langkah terakhir dari tahapan preventif terhadap stress adalah beradaptasi sebagai bentuk penerimaan dari keadaan.

"Misalnya dunia sedang menghadapi pandemi, kita harus terima bahwa kita ngga sebebas dulu lagi dan untuk secara damai menyikapinya, kita butuh cara-cara baru misalnya seperti fokus berkegiatan di rumah atau quality time dengan orang-orang yang kita anggap penting," ungkap Nuniek.

"Kenali diri kita, aware adapt accept, don’t be too hard on yourself. If you can’t take it anymore, please seek help ke temen, orang terdekat dan konselor. Jangan sampai cerita ke orang yang salah," sambungnya.

Dalam kesempatan yang sama, Tiara Puspita, selaku psikolog profesional mengatakan orang yang sehat mental, tidak hanya bebas dari gangguan mental tapi juga harus mampu mengelola emosi dengan baik dan mampu mengelola stress dengan baik.

Menurut Tiara, MBTI sangat berguna dalam membantu memetakan masalah sehingga dapat mengurangi beban psikis selama pandemi. "Setiap orang punya stress yang berbeda-beda dan cara menangani stress juga pasti berbeda. Penting sekali untuk mengetahui kebutuhan kita dan cara mengelolanya sebelum stressor untuk menumpuk," jelas Tiara.

Namun demikian, Tiara punya cara tersendiri dalam menangani permasalahan kesehatan mental. Pertama, yaitu dengan mengenali stressor kita untuk pahami aspek kehidupannya. "Jika kita sudah paham masalahnya dimana, makanya akan lebih mudah untuk kita mencari solusi sebelum masalah-masalah kecil tersebut menumpuk dan mengakibatkan penyakit mental yang lebih besar," ujar Tiara.

Selain itu, Tiara juga menekankan pentingnya support system dalam menjaga kesehatan mental di kala pandemi. "Komunikasikan masalah ini untuk mendapatkan support dan bantuan dari orang terdekat. Also, Don’t push yourself dalam menghadapi masalah ini. Take your time or else orang lain juga akan terdampak jika kamu terbebani dalam masalah ini," kata Tiara
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1121 seconds (0.1#10.140)