Survei Indikator: Ridwan Kamil Raih Dukungan Terbanyak sebagai Cawapres
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjadi calon wakil presiden (cawapres) terkuat di Pilpres 2024. Hal ini terpotret dari hasil survei terbaru Indikator Politik Indonesia.
Meski ada penurunan elektabilitas, namun hasil survei yang dibuka kepada publik pada Minggu, 26 Maret 2023 menunjukkan elektabilitas pria yang akrab disapa RK sebagai cawapres masih lebih tinggi dari kandidat lainnya.
Dalam survei yang dilaksanakan pada Februari dan Maret 2023 tersebut, RK dinilai paling pantas menjadi cawapres. Dia unggul dalam survei dengan simulasi 18 nama, 8 nama, maupun simulasi 5 nama.
Baca juga: Elektabilitas Erick Thohir sebagai Cawapres Melesat
Pada ketiga simulasi itu, elektabilitas RK selalu berada di atas 20%. Unggul dari nama-nama lain seperti Sandiaga Salahuddin Uno, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Erick Thohir yang elektabilitasnya masih di bawah 20%.
Pada simulasi 18 nama cawapres, hasil survei Indikator Politik Indonesia memotret responden yang memilih RK sebanyak 20,3%. Sementara responden yang memilih Sandi Uno 14,2%, AHY 13,4%, dan Erick Thohir 12,9 persen.
"Ridwan Kamil peringkat pertama. Tapi, selisihnya tidak terlalu jauh dibanding Sandiaga, AHY, dan Erick Thohir," ungkap Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, Minggu (25/3/2023).
Pada simulasi sembilan nama cawapres, RK lagi-lagi unggul dengan 21,2%. Angka itu menempatkan mantan wali kota Bandung tersebut sebagai cawapres paling kuat bila dibandingkan dengan Sandi Uno yang mendapat 16,4%, AHY dengan 14,5%, serta Erick Thohir dengan 14,5%.
Baca juga: Survei Indikator: Ganjar Unggul, Prabowo dan Anies Terpaut Tipis
Sementara itu, pada simulasi lima nama cawapres, responden yang memilih RK sebagai cawapres juga yang tertinggi. Rinciannya, 22% responden menilai RK paling pantas jadi cawapres, kemudian 17,6% memilih Erick Thohir, dan 17,2% memilih AHY, sementara 16,3% memilih Sandi Uno.
"Dalam survei tersebut dukungan terhadap Erick Thohir meningkat. Namun demikian, angkanya masih berada di bawah RK," ucapnya.
Tidak hanya muncul dalam jajaran cawapres yang paling banyak dipilih, kata Burhanuddin, sosok RK juga masuk dalam hasil survei capres. Perolehan dukungan untuk RK hanya kalah dari Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
"Dalam simulasi 34 nama capres, RK menduduki posisi empat dengan 6,3% pemilih. Dalam simulasi 19 nama, RK juga berada di posisi empat dengan 7% pemilih. Dalam simulasi sepuluh nama, RK pun masih berada di posisi empat dengan 8,3% pemilih," katanya.
Burhanuddin menyatakan, meski tiga besar capres masih diisi nama yang sama, namun belum ada satupun capres yang dominan mendapat pemilih. Karena itu, walau posisi mereka nyaris tidak akan tergeser sampai Pemilu 2024 nanti, para capres tersebut butuh cawapres yang tepat.
”Maka penting untuk kita melihat bakal calon wakil presiden yang mampu menutupi kelemahan elektoral dari tiga nama teratas tadi,” bebernya.
Dalam survei tersebut, Indikator Politik Indonesia hanya menanyai responden yang sudah berumur 17 tahun atau lebih. Penarikan sampel mereka lakukan dengan metode multistage random sampling.
Survei yang dilakukan pada 9-16 Februari 2023 dilakukan terhadap 1.220 responden dengan margin of error sekitar 2,9%. Sementara survei yang dilakukan pada 12-18 Maret dilakukan terhadap 800 responden dengan margin of error sekitar 3,5%.
Meski ada penurunan elektabilitas, namun hasil survei yang dibuka kepada publik pada Minggu, 26 Maret 2023 menunjukkan elektabilitas pria yang akrab disapa RK sebagai cawapres masih lebih tinggi dari kandidat lainnya.
Dalam survei yang dilaksanakan pada Februari dan Maret 2023 tersebut, RK dinilai paling pantas menjadi cawapres. Dia unggul dalam survei dengan simulasi 18 nama, 8 nama, maupun simulasi 5 nama.
Baca juga: Elektabilitas Erick Thohir sebagai Cawapres Melesat
Pada ketiga simulasi itu, elektabilitas RK selalu berada di atas 20%. Unggul dari nama-nama lain seperti Sandiaga Salahuddin Uno, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Erick Thohir yang elektabilitasnya masih di bawah 20%.
Pada simulasi 18 nama cawapres, hasil survei Indikator Politik Indonesia memotret responden yang memilih RK sebanyak 20,3%. Sementara responden yang memilih Sandi Uno 14,2%, AHY 13,4%, dan Erick Thohir 12,9 persen.
"Ridwan Kamil peringkat pertama. Tapi, selisihnya tidak terlalu jauh dibanding Sandiaga, AHY, dan Erick Thohir," ungkap Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, Minggu (25/3/2023).
Pada simulasi sembilan nama cawapres, RK lagi-lagi unggul dengan 21,2%. Angka itu menempatkan mantan wali kota Bandung tersebut sebagai cawapres paling kuat bila dibandingkan dengan Sandi Uno yang mendapat 16,4%, AHY dengan 14,5%, serta Erick Thohir dengan 14,5%.
Baca juga: Survei Indikator: Ganjar Unggul, Prabowo dan Anies Terpaut Tipis
Sementara itu, pada simulasi lima nama cawapres, responden yang memilih RK sebagai cawapres juga yang tertinggi. Rinciannya, 22% responden menilai RK paling pantas jadi cawapres, kemudian 17,6% memilih Erick Thohir, dan 17,2% memilih AHY, sementara 16,3% memilih Sandi Uno.
"Dalam survei tersebut dukungan terhadap Erick Thohir meningkat. Namun demikian, angkanya masih berada di bawah RK," ucapnya.
Tidak hanya muncul dalam jajaran cawapres yang paling banyak dipilih, kata Burhanuddin, sosok RK juga masuk dalam hasil survei capres. Perolehan dukungan untuk RK hanya kalah dari Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
"Dalam simulasi 34 nama capres, RK menduduki posisi empat dengan 6,3% pemilih. Dalam simulasi 19 nama, RK juga berada di posisi empat dengan 7% pemilih. Dalam simulasi sepuluh nama, RK pun masih berada di posisi empat dengan 8,3% pemilih," katanya.
Burhanuddin menyatakan, meski tiga besar capres masih diisi nama yang sama, namun belum ada satupun capres yang dominan mendapat pemilih. Karena itu, walau posisi mereka nyaris tidak akan tergeser sampai Pemilu 2024 nanti, para capres tersebut butuh cawapres yang tepat.
”Maka penting untuk kita melihat bakal calon wakil presiden yang mampu menutupi kelemahan elektoral dari tiga nama teratas tadi,” bebernya.
Dalam survei tersebut, Indikator Politik Indonesia hanya menanyai responden yang sudah berumur 17 tahun atau lebih. Penarikan sampel mereka lakukan dengan metode multistage random sampling.
Survei yang dilakukan pada 9-16 Februari 2023 dilakukan terhadap 1.220 responden dengan margin of error sekitar 2,9%. Sementara survei yang dilakukan pada 12-18 Maret dilakukan terhadap 800 responden dengan margin of error sekitar 3,5%.
(abd)