Anies Nilai Politik Identitas Tak Terhindarkan, Pengamat: Harus Hindari
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bakal calon presiden (Capres) 2024 Anies Baswedan menyebutkan, setiap calon yang bersaing di kontes politik akan selalu memiliki identitas. Karena itu, Anies menilai munculnya politik identitas tak bisa dihindari.
Pakar Komunikasi Politik Emrus Sihombing berharap para kandidat capres maupun cawapres harus konsisten menolak politik identitas pada saat Pilpres 2024.
"Supaya itu enggak berkembang. Tapi ketika para kandidat itu membiarkan, ya sama saja, dia bagian dari politik identitas yang tidak sesuai dengan Pancasila itu, Bhinneka Tunggal Ika," kata Emrus, Jumat (24/3/2023).
Emrus mengingatkan, jangan sampai polarisasi kembali terjadi, yang membuat masyarakat terbelah karena politik identitas. Soal pernyataan Anies Baswedan bahwa politik identitas tidak bisa dihindari dalam kontestasi politik, menurutnya, kemungkinan itu bisa saja terjadi.
"Kalau muncul dari perspektif yang positif boleh, tapi jika muncul dari perspektif negatif bisa saja. Misalnya, dari keturunan A, keturunan yang minoritas di negara ini. Bisa saja diangkat. Itu tidak baik, hindari, enggak boleh," ujarnya.
Menurut Emrus, sebaiknya para kandidat maupun bakal calon nantinya lebih mengedepankan program dan gagasan dalam kontes politik.
Baca juga: Kiai Said Aqil Siroj Sebut Anies Baswedan Santri Nasionalis
Selain itu, Emrus berpendapat, politik identitas kemungkinan dapat dimunculkan oleh sekelompok masyarakat yang berada di luar lingkaran kandidat calon, partai politik, maupun dari para tim sukses.
"Tapi apakah akan muncul eksklusivitas tadi, politik identitas yang sempit? Saya berhipotesa itu akan muncul, tapi yang akan menggelorakan itu nanti bisa saja sekelompok masyarakat atau aktor politik yang tidak berada pada tim sukses resmi, yang bukan dari para kandidat calon, tidak partai politik," katanya.
Pakar Komunikasi Politik Emrus Sihombing berharap para kandidat capres maupun cawapres harus konsisten menolak politik identitas pada saat Pilpres 2024.
"Supaya itu enggak berkembang. Tapi ketika para kandidat itu membiarkan, ya sama saja, dia bagian dari politik identitas yang tidak sesuai dengan Pancasila itu, Bhinneka Tunggal Ika," kata Emrus, Jumat (24/3/2023).
Emrus mengingatkan, jangan sampai polarisasi kembali terjadi, yang membuat masyarakat terbelah karena politik identitas. Soal pernyataan Anies Baswedan bahwa politik identitas tidak bisa dihindari dalam kontestasi politik, menurutnya, kemungkinan itu bisa saja terjadi.
"Kalau muncul dari perspektif yang positif boleh, tapi jika muncul dari perspektif negatif bisa saja. Misalnya, dari keturunan A, keturunan yang minoritas di negara ini. Bisa saja diangkat. Itu tidak baik, hindari, enggak boleh," ujarnya.
Menurut Emrus, sebaiknya para kandidat maupun bakal calon nantinya lebih mengedepankan program dan gagasan dalam kontes politik.
Baca juga: Kiai Said Aqil Siroj Sebut Anies Baswedan Santri Nasionalis
Selain itu, Emrus berpendapat, politik identitas kemungkinan dapat dimunculkan oleh sekelompok masyarakat yang berada di luar lingkaran kandidat calon, partai politik, maupun dari para tim sukses.
"Tapi apakah akan muncul eksklusivitas tadi, politik identitas yang sempit? Saya berhipotesa itu akan muncul, tapi yang akan menggelorakan itu nanti bisa saja sekelompok masyarakat atau aktor politik yang tidak berada pada tim sukses resmi, yang bukan dari para kandidat calon, tidak partai politik," katanya.