Kisah Kopassus Selamatkan Pasukan Elite Spanyol dari Milisi Hizbullah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komando Pasukan Khusus atau biasa dikenal dengan Kopassus merupakan salah satu pasukan elite yang dimiliki TNI Angkatan Darat (AD) . Pada statusnya, mereka termasuk dalam jajaran pasukan khusus terbaik yang disegani dunia.
Dalam riwayatnya, Kopassus telah banyak menorehkan prestasi dan keberhasilan dari misi yang dijalankannya
Selain itu, anggota Kopassus juga bukanlah orang biasa. Dalam hal ini, mereka terdiri atas prajurit-prajurit tangguh yang telah melewati berbagai tahapan dan latihan ekstrem untuk menjadi bagian dari pasukan elite ini.
Baca juga : Kisah Soeharto Muda Ditampar Pendiri Kopassus
Dari sekian banyak kisah menarik dari perjalanan dan misi yang pernah dilalui anggota Korps Baret Merah, terdapat salah satu di antaranya yang cukup menarik. Hal ini terjadi kala mereka menyelamatkan pasukan elite Spanyol yang dikepung musuh.
Adapun kisah tersebut diceritakan dalam sebuah buku berjudul ‘Kopassus untuk Indonesia’ karya E.A Natanegara dan Iwan Santosa.
Semua bermula ketika sekelompok tim pengintai dari Spanyol tengah melakukan patroli di sekitar daerah Lebanon. Dalam perjalanan, seorang anggota menemukan sebuah kabel di saluran air yang diduga sebagai alat komunikasi milisi Hizbullah.
Pada akhirnya, mereka sempat mengambil gambar dari kabel tersebut dengan tujuan untuk dilaporkan kepada komandannya. Kabar buruknya, aktivitas mereka diketahui oleh anggota milisi Hizbullah.
Baca juga : Kisah Idjon Djanbi, Bule yang Jadi Komandan Pertama Kopassus
Tak berselang lama, para milisi tersebut mengejar dan berhasil mengepung pasukan Spanyol. Berada dalam kondisi kurang bagus, mereka kemudian menghubungi anggota TNI yang berada di Lebanon juga.
Sekadar informasi, saat itu pasukan Spanyol dan TNI tengah bergabung menjadi United Nation Interim Force in Lebanon (UNIFIL). Unit tersebut merupakan pasukan perdamaian yang digagas oleh PBB.
Di tengah ketegangan pasukan Spanyol dan milisi Hizbullah, pasukan TNI datang mencoba meredakan situasi yang panas. Setelah dilakukan negosiasi, keduanya sepakat untuk berdamai.
Namun, pasukan Hizbullah memberi syarat. Tim pengintai dari Spanyol tersebut harus menyerahkan kartu memori yang berisikan foto kabel di saluran air. Mereka setuju agar nantinya konflik ini tak berlanjut.
Dalam riwayatnya, Kopassus telah banyak menorehkan prestasi dan keberhasilan dari misi yang dijalankannya
Selain itu, anggota Kopassus juga bukanlah orang biasa. Dalam hal ini, mereka terdiri atas prajurit-prajurit tangguh yang telah melewati berbagai tahapan dan latihan ekstrem untuk menjadi bagian dari pasukan elite ini.
Baca juga : Kisah Soeharto Muda Ditampar Pendiri Kopassus
Dari sekian banyak kisah menarik dari perjalanan dan misi yang pernah dilalui anggota Korps Baret Merah, terdapat salah satu di antaranya yang cukup menarik. Hal ini terjadi kala mereka menyelamatkan pasukan elite Spanyol yang dikepung musuh.
Adapun kisah tersebut diceritakan dalam sebuah buku berjudul ‘Kopassus untuk Indonesia’ karya E.A Natanegara dan Iwan Santosa.
Semua bermula ketika sekelompok tim pengintai dari Spanyol tengah melakukan patroli di sekitar daerah Lebanon. Dalam perjalanan, seorang anggota menemukan sebuah kabel di saluran air yang diduga sebagai alat komunikasi milisi Hizbullah.
Pada akhirnya, mereka sempat mengambil gambar dari kabel tersebut dengan tujuan untuk dilaporkan kepada komandannya. Kabar buruknya, aktivitas mereka diketahui oleh anggota milisi Hizbullah.
Baca juga : Kisah Idjon Djanbi, Bule yang Jadi Komandan Pertama Kopassus
Tak berselang lama, para milisi tersebut mengejar dan berhasil mengepung pasukan Spanyol. Berada dalam kondisi kurang bagus, mereka kemudian menghubungi anggota TNI yang berada di Lebanon juga.
Sekadar informasi, saat itu pasukan Spanyol dan TNI tengah bergabung menjadi United Nation Interim Force in Lebanon (UNIFIL). Unit tersebut merupakan pasukan perdamaian yang digagas oleh PBB.
Di tengah ketegangan pasukan Spanyol dan milisi Hizbullah, pasukan TNI datang mencoba meredakan situasi yang panas. Setelah dilakukan negosiasi, keduanya sepakat untuk berdamai.
Namun, pasukan Hizbullah memberi syarat. Tim pengintai dari Spanyol tersebut harus menyerahkan kartu memori yang berisikan foto kabel di saluran air. Mereka setuju agar nantinya konflik ini tak berlanjut.
(bim)