Pengamat Militer: Strategi Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Kunci Ekspor Alutsista
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menghadiri International Defence Exhibition and Conference (IDEX) di Abu Dhabi National Exhibition Center (ADNEC). Kehadiran Prabowo dalam pameran tersebut memenuhi undangan Presiden Uni Emirat Arab (UAE) Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan guna memperkuat kerja sama pertahanan kedua negara.
Ketua DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Bidang Hankam dan Siber Susaningtyas NH Kertopati mengatakan, untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi ekspor industri pertahanan dalam memproduksi alutsista ke mancanegara dapat ditempuh melalui 2 strategi keunggulan yakni, Strategi Keunggulan Komparatif dan Strategi Keunggulan Kompetitif.
“Strategi Keunggulan Komparatif mengutamakan kapasitas produk-produk yang mampu bersaing dengan kualitas yang sama sementara harga bisa lebih murah,” ujar Nuning panggilan akrab Susaningtyas NH Kertopati, Kamis (23/2/2022).
Pengamat militer dan intelijen ini mencontohkan, munisi ringan untuk peluru kaliber 5,56 mm atau 7,62 mm yang dipakai militer seluruh dunia. PT. Pindad harus memiliki kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat bekerja dengan teknologi pabrik yang lebih autonomus.
”Militer seluruh dunia harus banyak membeli produk PT. Pindad karena lebih murah dan kualitas tinggi terbukti dari seringnya digunakan TNI AD menjadi juara AASAM dan AARM,” ucapnya.
Mantan anggota Komisi I DPR ini menambahkan, untuk Strategi Keunggulan Kompetitif mengutamakan kapasitas produk-produk yang memang hanya diproduksi oleh pabrik alutsista di Indonesia.
“Contohnya Helikopter Bell versi Naval/Maritime buatan PTDI yang dirancang khusus beroperasi di atas geladak kapal-kapal perang,” katanya.
Lihat Juga: Jadi Waketum 5 Perindo, Angkie Yudistia Bakal Gunakan Pengalamannya untuk Kemenangan Partai
Ketua DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Bidang Hankam dan Siber Susaningtyas NH Kertopati mengatakan, untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi ekspor industri pertahanan dalam memproduksi alutsista ke mancanegara dapat ditempuh melalui 2 strategi keunggulan yakni, Strategi Keunggulan Komparatif dan Strategi Keunggulan Kompetitif.
“Strategi Keunggulan Komparatif mengutamakan kapasitas produk-produk yang mampu bersaing dengan kualitas yang sama sementara harga bisa lebih murah,” ujar Nuning panggilan akrab Susaningtyas NH Kertopati, Kamis (23/2/2022).
Pengamat militer dan intelijen ini mencontohkan, munisi ringan untuk peluru kaliber 5,56 mm atau 7,62 mm yang dipakai militer seluruh dunia. PT. Pindad harus memiliki kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat bekerja dengan teknologi pabrik yang lebih autonomus.
”Militer seluruh dunia harus banyak membeli produk PT. Pindad karena lebih murah dan kualitas tinggi terbukti dari seringnya digunakan TNI AD menjadi juara AASAM dan AARM,” ucapnya.
Mantan anggota Komisi I DPR ini menambahkan, untuk Strategi Keunggulan Kompetitif mengutamakan kapasitas produk-produk yang memang hanya diproduksi oleh pabrik alutsista di Indonesia.
“Contohnya Helikopter Bell versi Naval/Maritime buatan PTDI yang dirancang khusus beroperasi di atas geladak kapal-kapal perang,” katanya.
Lihat Juga: Jadi Waketum 5 Perindo, Angkie Yudistia Bakal Gunakan Pengalamannya untuk Kemenangan Partai
(cip)