Mudah Rayakan Acara Keagamaan, TGB Zainul Majdi Ajak Umat Bersyukur Tinggal di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) Indonesia TGB HM Zainul Majdi mengajak umat Islam bersyukur dapat tinggal di Indonesia. Pasalnya, peringatan hari besar keagamaan, seperti acara Isra Mikraj kerap mudah digelar di negeri ini.
"Tidak banyak negara seperti Indonesia, begitu bebas menggelar peringatan hari besar agama," kata TGB Zainul Majdi saat mengisi tausiah Tabligh Akbar Isra Mikraj di Lapangan Bola Taman Banten Lestari, Kota Serang, Sabtu (18/2/2023).
Ketua Harian Nasional Partai Persatuan Indonesia (Perindo) ini membandingkan dengan negara Arab. Ia berkata, kegiatan pengajian di Arab terbatas. Kemudian, di Mesir hanya di masjid besar yang dapat menggelar acara keagamaan. Bahkan, acara maulid nabi, Isra Mikraj, dan Nuzulul Quran digelar hanya sekali di sana.
"Beda dengan di Indonesia digelar di kampung-kampung," ucap TGB. Baca juga: Penyelenggaraan Acara Keagamaan Perlu Perhatikan 5 Hal Penting
Atas dasar itu, TGB merasa tak setuju bila ada yang menganggap umat islam ditindas di Indonesia. Padahal, di tanah air terdapat ormas Islam terbesar yakni Nahdlatul Ulama.
Tak hanya itu, jumlah masjid yang ada juga lebih dari 800 ribu tersebar di berbagai pelosok negeri. Menurutnya, jumlah tempat ibadah ini mengalahkan negara Arab.
"Kalau umat Islam ditindas tak mungkin jumlahnya sebanyak ini," ucap Ketua Umum Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamiyah (NWDI) ini.
Di sisi lain, TGB juga menyebut, di luar negeri para tikoh agama juga tak dapat sembarangan ceramah. Ia berkata, para tokoh agama harus memegang izin dari otoritas setempat sebelum melakukan dakwah.
Di Singapura, misalnya, kata TGB para habaib tak mudah untuk mendapatkan izin dakwah.
"Disana, undangan ya undangan tak boleh ngomong. Harus lapor dulu ke pemerintah, walaupun ulama besar. Hal sama juga terjadi di Malaysia, pun begitu di Saudi," urainya.
Hanya saja, kata TGB, di Indonesia banyak yang kurang menyadari, bahkan kelewatan saat mengisi pengajian. "Kadang yang disampaikan jauh dari tuntunan Islam," tutur TGB.
Pengajian dengan tema Hijrah Menuju Pribadi yang lebih baik untuk menjemput Ridha Alloh dihadiri Sultan Banten ke XVII Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerja Atmaja, Ketua DPW Perindo Provinsi Banten Mayjen (Purn) Joko Warsito.
"Tidak banyak negara seperti Indonesia, begitu bebas menggelar peringatan hari besar agama," kata TGB Zainul Majdi saat mengisi tausiah Tabligh Akbar Isra Mikraj di Lapangan Bola Taman Banten Lestari, Kota Serang, Sabtu (18/2/2023).
Ketua Harian Nasional Partai Persatuan Indonesia (Perindo) ini membandingkan dengan negara Arab. Ia berkata, kegiatan pengajian di Arab terbatas. Kemudian, di Mesir hanya di masjid besar yang dapat menggelar acara keagamaan. Bahkan, acara maulid nabi, Isra Mikraj, dan Nuzulul Quran digelar hanya sekali di sana.
"Beda dengan di Indonesia digelar di kampung-kampung," ucap TGB. Baca juga: Penyelenggaraan Acara Keagamaan Perlu Perhatikan 5 Hal Penting
Atas dasar itu, TGB merasa tak setuju bila ada yang menganggap umat islam ditindas di Indonesia. Padahal, di tanah air terdapat ormas Islam terbesar yakni Nahdlatul Ulama.
Tak hanya itu, jumlah masjid yang ada juga lebih dari 800 ribu tersebar di berbagai pelosok negeri. Menurutnya, jumlah tempat ibadah ini mengalahkan negara Arab.
"Kalau umat Islam ditindas tak mungkin jumlahnya sebanyak ini," ucap Ketua Umum Nahdlatul Wathan Diniyyah Islamiyah (NWDI) ini.
Di sisi lain, TGB juga menyebut, di luar negeri para tikoh agama juga tak dapat sembarangan ceramah. Ia berkata, para tokoh agama harus memegang izin dari otoritas setempat sebelum melakukan dakwah.
Di Singapura, misalnya, kata TGB para habaib tak mudah untuk mendapatkan izin dakwah.
"Disana, undangan ya undangan tak boleh ngomong. Harus lapor dulu ke pemerintah, walaupun ulama besar. Hal sama juga terjadi di Malaysia, pun begitu di Saudi," urainya.
Hanya saja, kata TGB, di Indonesia banyak yang kurang menyadari, bahkan kelewatan saat mengisi pengajian. "Kadang yang disampaikan jauh dari tuntunan Islam," tutur TGB.
Pengajian dengan tema Hijrah Menuju Pribadi yang lebih baik untuk menjemput Ridha Alloh dihadiri Sultan Banten ke XVII Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerja Atmaja, Ketua DPW Perindo Provinsi Banten Mayjen (Purn) Joko Warsito.
(maf)