Lulus AAU dan Akmil, Petunjuk Sholat Istikharah Tuntun Sosok Ini Jadi Jenderal Kopassus hingga KSAD
loading...
A
A
A
Sukses menjalankan tugas operasi sebagai Danton 1 Kompi 2 Grup 2 Kopassus, Subagyo kemudian pindah ke Grup 3 Kopassus, Dan Karsa Yudha 2 Grup 4. Termasuk menjadi Dandenpur 13 Grup 1 Serang hingga menjadi Wadan Grup 2 Kartasura, Solo.
Pada Maret 1980, Subagyo yang kala itu berpangkat Kapten kemudian mendapat tugas operasi di Timor Timur (Timtim) sekarang bernama Timor Leste sebagai Komandan Nanggala 41. Kesuksesannya menjalankan setiap tugas yang diembannya membuat kariernya terus menanjak. Bahkan, Subagyo menjadi salah satu prajurit Kopassus yang mendapatkan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) saat Operasi Woyla di Bandara Don Mueang, Thailand pada 1981.
Subagyo kemudian mendapat tugas sebagai Komandan Satuan Pengamanan (Dansatpam) Pasukan Pengawal Presiden (Paswalpres). Setelah dua tahun menjabat Dansatpam Palwapres selama dua tahun, Subagyo diangkat menjadi Komandan Grup A Paspampres. Selama sembilan tahun betugas di lingkaran Istana Kepresidenan membuat Subagyo menjadi orang dekat Presiden Soeharto. Tidak cuma itu, penugasannya itu memberikan sinar bagi karier di TNI karena selalu berdekatan dengan orang nomor satu di Tanah Air.
Jenderal TNI Subagyo HS dilantik Presiden Soeharto menjadi KSAD. Foto/istimewa
Pada 1993, Subagyo kemudian dipindah menjadi Paban D-2 Bais. Baru setahun bertugas, Subagyo kemudian diangkat menjadi Kepala Pengamanan dan Sandi Angkatan Darat (Kadispamsanad). Pengangkatan tersebut membuat Subagyo menjadi satu-satunya lulusan Akmil 1970 yang menyandang pangkat jenderal.
Baru tiga bulan menyandang pangkat Brigjen TNI, Subagyo kemudian dipercaya menjadi Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus. Setelah memimpin pasukan Korps Baret Merah, Subagyo selanjutnya diangkat menjadi Pangdam IV/Diponegoro. Dengan jabatan barunya tersebut, pangkat Subagyo naik menjadi Mayor Jenderal (Mayjen) TNI.
Pengalamannya di medan operasi sebagai prajurit pasukan khusus memberikan pelajaran berharga saat menjalankan tugas teritorial. Terbukti Subagyo berhasil meredam kerusuhan massa di Pekalongan. Subagyo juga berhasil menjaga kelancaran prosesi pemakaman Ibu Negara yakni, Ibu Tien Soeharto.
Lepas dari Kodam IV/Diponegoro, Subagyo kemudian diangkat menjadi Wakasad menggantikan FX Sudjasmin yang memasuki masa pensiun. Subagyo dilantik oleh KSAD Jenderal TNI Hartono pada Juni 1997 di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat.
Baru delapan bulan menduduki jabatan sebagai Wakasad, Subagyo langsung dipromosikan menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal TNI Wiranto yang diangkat menjadi Panglima TNI. Jabatan KSAD sendiri merupakan puncak tertinggi karier militer di Angkatan Darat.
Pada Maret 1980, Subagyo yang kala itu berpangkat Kapten kemudian mendapat tugas operasi di Timor Timur (Timtim) sekarang bernama Timor Leste sebagai Komandan Nanggala 41. Kesuksesannya menjalankan setiap tugas yang diembannya membuat kariernya terus menanjak. Bahkan, Subagyo menjadi salah satu prajurit Kopassus yang mendapatkan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) saat Operasi Woyla di Bandara Don Mueang, Thailand pada 1981.
Subagyo kemudian mendapat tugas sebagai Komandan Satuan Pengamanan (Dansatpam) Pasukan Pengawal Presiden (Paswalpres). Setelah dua tahun menjabat Dansatpam Palwapres selama dua tahun, Subagyo diangkat menjadi Komandan Grup A Paspampres. Selama sembilan tahun betugas di lingkaran Istana Kepresidenan membuat Subagyo menjadi orang dekat Presiden Soeharto. Tidak cuma itu, penugasannya itu memberikan sinar bagi karier di TNI karena selalu berdekatan dengan orang nomor satu di Tanah Air.
Jenderal TNI Subagyo HS dilantik Presiden Soeharto menjadi KSAD. Foto/istimewa
Pada 1993, Subagyo kemudian dipindah menjadi Paban D-2 Bais. Baru setahun bertugas, Subagyo kemudian diangkat menjadi Kepala Pengamanan dan Sandi Angkatan Darat (Kadispamsanad). Pengangkatan tersebut membuat Subagyo menjadi satu-satunya lulusan Akmil 1970 yang menyandang pangkat jenderal.
Baru tiga bulan menyandang pangkat Brigjen TNI, Subagyo kemudian dipercaya menjadi Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus. Setelah memimpin pasukan Korps Baret Merah, Subagyo selanjutnya diangkat menjadi Pangdam IV/Diponegoro. Dengan jabatan barunya tersebut, pangkat Subagyo naik menjadi Mayor Jenderal (Mayjen) TNI.
Pengalamannya di medan operasi sebagai prajurit pasukan khusus memberikan pelajaran berharga saat menjalankan tugas teritorial. Terbukti Subagyo berhasil meredam kerusuhan massa di Pekalongan. Subagyo juga berhasil menjaga kelancaran prosesi pemakaman Ibu Negara yakni, Ibu Tien Soeharto.
Lepas dari Kodam IV/Diponegoro, Subagyo kemudian diangkat menjadi Wakasad menggantikan FX Sudjasmin yang memasuki masa pensiun. Subagyo dilantik oleh KSAD Jenderal TNI Hartono pada Juni 1997 di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat.
Baru delapan bulan menduduki jabatan sebagai Wakasad, Subagyo langsung dipromosikan menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal TNI Wiranto yang diangkat menjadi Panglima TNI. Jabatan KSAD sendiri merupakan puncak tertinggi karier militer di Angkatan Darat.
(cip)