Utang Baru Diributin Sekarang, Tifatul: Maksudnya Biar Pamor Anies Jatuh? Fair Play Dong
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan telah memberikan jawaban mengenai polemik utang saat dirinya maju di Pilkada DKI 2017. Kala itu Anies berpasangan dengan Sandiaga Uno.
Hal ini pun mendapat respons dari politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Tifatul Sembiring. Bagi Tifatul, dirinya merasa janggal jika masalah utang piutang ini baru dipermasalahkan saat ini.
Pandangan Tifatul ini ia sampaikan melalui akun Twitternya, @tifsembiring, yang merespons pemberitaan mengenai utang uang Rp50 miliar
"Anehnya, kenapa pula baru diributin sekarang. Kala partai-partai lagi menggadang-gadang capres," kata Tifatul, Sabtu (11/2/2023).
Sedangkan jika terpilih, kata Anies, Ia tidak membayar utang tersebut dengan uang. Melainkan, dengan perubahan, dengan cara agar Jakarta menjadi kota yang maju dan sejahtera.
"Sebaliknya bila kalah maka saya di luar pemerintahan, sah dong cari uangnya, usaha. Tapi begitu menang saya dari pemerintahan malah tidak usah, justru itulah dukungan Anda untuk Jakarta lebih baik," paparnya.
Kendati demikian, Anies menambahkan, Ia ingin mereka yang ingin berkontestasi di dunia di pemerintahan mengikuti rekam jejaknya. Hal ini, agar para pejabat fokus membangun daerahnya bukan malah mencari cara untuk bisa mengembalikan uang kampanye.
"Saya berharap pola ini menjadi bahan referensi untuk dipikirkan bahwa mendukung itu untuk perubahan bukan mendukung sebagai investasi untuk nanti dikembalikan dalam bentuk privilege-privilige," tuturnya.
Menurut Anies, terhadap kekeliruan persepsi publik yang kini tengah menjadi bola liar di masyarakat. Kata Anies, uang tersebut memang betul adanya. Namun, besarnya gelontoran dana tersebut adalah bagian dari dana dukungan kampanye yang terkumpul dari berbagai pihak ketiga.
"Jadi begini, pada masa kampanye itu banyak sekali yang melakukan sumbangan, banyak sekali. Ada yang kami tahu, ada yang kami tidak tahu dan ada yang memberikan dukungan langsung kepada relawan pengantin dan lain-lain," tutupnya.
Hal ini pun mendapat respons dari politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Tifatul Sembiring. Bagi Tifatul, dirinya merasa janggal jika masalah utang piutang ini baru dipermasalahkan saat ini.
Pandangan Tifatul ini ia sampaikan melalui akun Twitternya, @tifsembiring, yang merespons pemberitaan mengenai utang uang Rp50 miliar
"Anehnya, kenapa pula baru diributin sekarang. Kala partai-partai lagi menggadang-gadang capres," kata Tifatul, Sabtu (11/2/2023).
Baca Juga
Sedangkan jika terpilih, kata Anies, Ia tidak membayar utang tersebut dengan uang. Melainkan, dengan perubahan, dengan cara agar Jakarta menjadi kota yang maju dan sejahtera.
"Sebaliknya bila kalah maka saya di luar pemerintahan, sah dong cari uangnya, usaha. Tapi begitu menang saya dari pemerintahan malah tidak usah, justru itulah dukungan Anda untuk Jakarta lebih baik," paparnya.
Kendati demikian, Anies menambahkan, Ia ingin mereka yang ingin berkontestasi di dunia di pemerintahan mengikuti rekam jejaknya. Hal ini, agar para pejabat fokus membangun daerahnya bukan malah mencari cara untuk bisa mengembalikan uang kampanye.
"Saya berharap pola ini menjadi bahan referensi untuk dipikirkan bahwa mendukung itu untuk perubahan bukan mendukung sebagai investasi untuk nanti dikembalikan dalam bentuk privilege-privilige," tuturnya.
Menurut Anies, terhadap kekeliruan persepsi publik yang kini tengah menjadi bola liar di masyarakat. Kata Anies, uang tersebut memang betul adanya. Namun, besarnya gelontoran dana tersebut adalah bagian dari dana dukungan kampanye yang terkumpul dari berbagai pihak ketiga.
"Jadi begini, pada masa kampanye itu banyak sekali yang melakukan sumbangan, banyak sekali. Ada yang kami tahu, ada yang kami tidak tahu dan ada yang memberikan dukungan langsung kepada relawan pengantin dan lain-lain," tutupnya.
(maf)