Penjelasan BMKG Terkait Tectonic Escape, Gempa Mematikan yang Menimpa Turki

Rabu, 08 Februari 2023 - 17:50 WIB
loading...
Penjelasan BMKG Terkait Tectonic Escape, Gempa Mematikan yang Menimpa Turki
BMKG mengungkapkan gempa mematikan dengan magnitudo (M)7,8 di Turki akibat fenomena tectonic escape. Foto/BMKG
A A A
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan gempa mematikan dengan magnitudo (M)7,8 di Turki akibat fenomena tectonic escape. BMKG pun memberikan penjelasan tentang tectonic escape tersebut.

Menurut BMKG, gambaran geologi dan tektonik yang menjadi sumber gempa di Turki . Di mana Turki memiliki dua sumber gempa utama yaitu Sesar Anatolia Utara dan Sesar Anatolia Timur.

"Dua sumber gempa ini merupakan generator gempa dahsyat di daratan Turki," ungkap BMKG lewat akun media sosial resminya, Rabu (8/2/2023).

Baca juga: 9.630 Orang Meninggal, Jumlah Korban Gempa Turki-Suriah Terus Naik Drastis

BMKG pun mengatakan, gempa-gempa kuat dengan magnitudo di atas M7,0 seringkali terjadi di sepanjang jalur sesar aktif ini, menurut catatan sejarah kegempaan Turki.

"Untuk Sesar Anatolia Timur yang menjadi pemicu gempa merusak M7,8 saat ini lokasinya berada di persimpangan 3 Lempeng aktif yakni Lempeng Anatolia, Lempeng Arab, dan Lempeng Afrika," katanya.

Sementara itu, BMKG mengungkapkan di dalam dinamika tektoniknya, Lempeng Arab bergerak menekan Lempeng Anatolia ke arah barat laut, yang menyebabkan Lempeng Anatolia bergeser ke barat.

"Fenomena ini lazim dikenal sebagai tectonic escape," ungkapnya.

"Wajar jika Sesar Anatolia Timur dengan laju geser 16 mm/tahun ini mampu mengakumulasi tegangan kulit bumi dan rilis energi sebagai gempa dahsyat yang merusak (destructive) dan mematikan (deadly)," tandas BMKG.

Sementara itu, jumlah resmi korban tewas akibat gempa dahsyat di Turki dan Suriah melonjak menjadi lebih dari 8.700 orang.

Banyak bangunan hancur akibat gempa berkekuatan M7,8 yang mengguncang pada Senin, (6/2/2023). Ini merupakan gempa paling mematikan di Turki dalam lebih dari dua dekade, sejak 1999.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1565 seconds (0.1#10.140)