AHY Hadiri Harlah 1 Abad NU Disambut Warga Nahdliyin, Pengamat: Berkat Rajin Silaturahmi

Rabu, 08 Februari 2023 - 00:09 WIB
loading...
AHY Hadiri Harlah 1 Abad NU Disambut Warga Nahdliyin, Pengamat: Berkat Rajin Silaturahmi
Kehadiran Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam peringatan Hari Lahir Satu Abad Nahdhatul Ulama (NU) di Sidoarjo pada Selasa, 7 Februari 2023 disambut warga NU. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Kehadiran Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ) dalam peringatan Hari Lahir Satu Abad Nahdhatul Ulama ( NU ) di Sidoarjo pada Selasa, 7 Februari 2023 disambut warga NU. AHY yang hadir dengan sarung dan peci itu didampingi oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya.

Peneliti utama lembaga survei The Republic Institute yang berbasis di Surabaya Sufyanto menilai sambutan meriah dari akar rumput NU itu merupakan buah dari rajinnya AHY bersilaturahmi. Dia menuturkan, NU adalah organisasi masyarakat yang berkembang dari bawah, desa-desa, pinggiran, dengan kultur dan bahasa sederhana, khas orang kebanyakan.

Maka itu, kata dia, kunci mendekati warga NU adalah rajin-rajin silaturahmi. Dia mengatakan, AHY lahir dari lingkungan keluarga besar Pondok Pesantren (Ponpes) Tremas, Pacitan, salah satu ponpes NU tertua di pulau Jawa.





Dia berpendapat, sangat bisa dipahami jika dari dulu AHY rajin sowan pada para kiai, silaturahmi ke pesantren-pesantren besar dan kecil, maupun ziarah makam-makam kiai maupun wali di seluruh Tanah Jawa. "Sambutan meriah dan spontan dari akar rumput NU, saat Mas AHY datang dan pulang, maupun sambutan dari para kiai, nyai maupun pengurus NU lainnya ketika Mas AHY di panggung, merupakan buah silaturahmi yang dijalin selama ini," kata Sufyanto yang pernah menjadi Ketua Bawasluda Jawa Timur periode awal ini.

Sementara itu, Dosen FISIP Universitas Al-Azhar Indonesia Zaenal Budiyono mengamini perlunya AHY terus mempererat hubungan dengan NU melalui silaturahmi. Dia menjelaskan, survei LSI pada 2021 mengindikasikan basis massa NU berjumlah sekitar 108 juta, atau hampir sepertiga jumlah masyarakat Indonesia.

“Secara sosio-kultural, ekonomi maupun politik, NU merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia. Apalagi Mas AHY lahir dan besar dari lingkungan keluarga besar Pondok Pesantren Tremas, Pacitan," ujar Zaenal yang juga sebagai Direktur Eksekutif Developing Countries Studies Center (DCSC-Asia) ini.



Dia pun mengingatkan bahwa mendekati NU tidak bisa instan. Sebab, kata dia, NU adalah organisasi masyarakat yang sudah berdiri bahkan sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia, berperan sangat penting dalam sejarah perlawanan terhadap penjajah.

Kemudian, NU selama Orde Baru bertahan dengan caranya sendiri, agar tetap bisa mengayomi rakyat kecil yang bernaung di bawah NU. Dia melanjutkan, peran NU dalam menerima Pancasila sebagai ideologi bangsa dalam Muktamar 1984, mengakhiri polemik yang berlarut-larut antara negara dan umat Islam pada masa itu.

"Salut melihat bagaimana meriahnya sambutan akar rumput NU terhadap Mas AHY, demikian pula sambutan hangat Gus Yahya dan jajaran pengurus PBNU lainnya, termasuk Mbak Yenny Wahid. Jadi makin menarik melihat sejumlah ketum parpol lainnya tidak hadir, termasuk parpol yang semula lahir dari rahim NU," tuturnya.

Dia melihatnya sebagai indikasi bahwa AHY memang tokoh nasional yang diterima di mana-mana. “Posisinya sebagai ketua umum partai oposisi tidak menjadi sekat yang menghalangi. Ini fenomena yang cukup langka terjadi dalam sejarah perpolitikan di Indonesia. Akseptabilitas AHY ini akan menjadi modal berharga dalam Pemilu 2024 nanti," pungkasnya.
(rca)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4281 seconds (0.1#10.140)