PBNU Bertekad Hidupkan Kembali Spirit Memajukan Perekonomian
loading...
A
A
A
Sebagai program unggulan, PBNU dengan Kementerian BUMN bersinergi untuk membangun 250 BUMNU. Salah satu bentuknya adalah BUMNU Grosir yang menyediakan produk dengan harga bersaing untuk memberikan dukungan penuh kepada pedagang kecil, UMKM, pengecer, dan konsumen ritel. Diharapkan, kegiatan usaha ini akan memberi efek domino secara langsung baik kepada organisasi maupun kepada pelaku usaha kecil lainnya. Sebagai model adalah BUMNU Grosir Jember, yang akan segera diresmikan dalam waktu dekat, dimulai dengan soft opening minggu ini.
Dengan mengusung semangat 1 abad berdirinya Nahdlatul Ulama dan menyongsong kebangkitan baru di abad kedua, PBNU terus berusaha untuk merealisasikan agenda-agenda pengembangan ekonomi jam’iyyah dan jama’ah NU sebagaimana mandat Anggaran Dasar NU dan semangat para muassis (peletak dasar) NU.
Untuk diketahui, sejak mula berdirinya, sebagaimana tercantum dalam Statuen 1926, Nahdlatul Ulama memiliki mimpi dan proyeksi untuk membangun dan mengembangkan unit-unit usaha.
"...memperhatikan hal-hal jang berhoeboengan dengan masdjid-masdjid, soeraoe-soeraoe, dan pondok-pondok, begitoe joega dengan hal ihwalnja anak-anak jatim dan orang-orang jang fakir miskin, serta mendirikan badan-badan oentoek memajoekan oeroesan pertanian, perniagaan jang tiada terlarang oleh sjara’ agama Islam,” demikian kutipan Statuen Perkoempoelan Nahdlatoel Oelama 1926.
Rais Akbar NU KH Hasyim Asy’ari pernah mendirikan usaha dagang. KH Abdul Wahab Chasbullah juga dikenal sebagai pengusaha. Sebelum NU ditahbiskan pada 1926 juga telah ada Nahdlatut Tujjar atau Kebangkitan Niagawan pada 1918.
Namun dalam perkembangannya, ikhtiar urusan perniagaan dan perekonomian tersebut tidak berkembang sepesat ikhtiar dakwah dan pendidikan yang melahirkan ribuan masjid dan pesantren.
Lihat Juga: Konferensi Internasional Humanitarian Islam Digelar Pekan Depan, Dibuka Presiden Prabowo
Dengan mengusung semangat 1 abad berdirinya Nahdlatul Ulama dan menyongsong kebangkitan baru di abad kedua, PBNU terus berusaha untuk merealisasikan agenda-agenda pengembangan ekonomi jam’iyyah dan jama’ah NU sebagaimana mandat Anggaran Dasar NU dan semangat para muassis (peletak dasar) NU.
Untuk diketahui, sejak mula berdirinya, sebagaimana tercantum dalam Statuen 1926, Nahdlatul Ulama memiliki mimpi dan proyeksi untuk membangun dan mengembangkan unit-unit usaha.
"...memperhatikan hal-hal jang berhoeboengan dengan masdjid-masdjid, soeraoe-soeraoe, dan pondok-pondok, begitoe joega dengan hal ihwalnja anak-anak jatim dan orang-orang jang fakir miskin, serta mendirikan badan-badan oentoek memajoekan oeroesan pertanian, perniagaan jang tiada terlarang oleh sjara’ agama Islam,” demikian kutipan Statuen Perkoempoelan Nahdlatoel Oelama 1926.
Rais Akbar NU KH Hasyim Asy’ari pernah mendirikan usaha dagang. KH Abdul Wahab Chasbullah juga dikenal sebagai pengusaha. Sebelum NU ditahbiskan pada 1926 juga telah ada Nahdlatut Tujjar atau Kebangkitan Niagawan pada 1918.
Namun dalam perkembangannya, ikhtiar urusan perniagaan dan perekonomian tersebut tidak berkembang sepesat ikhtiar dakwah dan pendidikan yang melahirkan ribuan masjid dan pesantren.
Lihat Juga: Konferensi Internasional Humanitarian Islam Digelar Pekan Depan, Dibuka Presiden Prabowo
(zik)