Wapres Sebut Wisata Halal Bukan Hanya di Negara Muslim: Di China Ada
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menjelaskan antara wisata halal dan wisata religi . Dia memberikan contoh mengunjungi sebuah masjid merupakan wisata religi.
“Kalau wisata halal itu mengunjungi wisata-wisata, semua wisata yang ada, destinasi wisata yang ada, cuma di destinasi itu ada layanan halal, nah itu sebenarnya,” kata Ma’ruf saat konferensi pers di Istana Kepresidenan Yogyakarta dikutip dari akun YouTube Wakil Presiden Republik Indonesia, Sabtu (4/2/2023).
Dia memberikan contoh layanan halal tersebut seperti tersedianya tempat ibadah dan restoran halal. Wapres pun menegaskan, perlu adanya persamaan persepsi mengenai perbedaan wisata halal dan wisata religi agar tidak terjadi kesalahpahaman. Jangan sampai orang menganggap wisata religi sebagai wisata halal.
“Jadi sebenarnya wisata halal itu layanan yang halal di wisata itu. Itu yang barangkali persepsinya yang keliru. Jadi, sehingga ada semacam orang menganggap itu mengubah (halal menjadi religi), sebenarnya tidak. Ini yang perlu diluruskan,” tegasnya.
Dia menjelaskan, wisata halal tidak hanya dapat dinikmati di negara-negara dengan mayoritas penduduk muslim. Namun di semua negara di dunia dapat menyediakan wisata halal.
“Bukan hanya di negara muslim, bahkan di China pun ada. Misalnya di China yang saya pernah hadir itu, di sana ada restoran yang biasa, tapi ada restoran halal, ada tempat sholatnya. Bahkan di Korea juga begitu, di mana-mana,” ungkapnya.
Maka itu, Wapres mengimbau agar dilakukan persamaan persepsi antara istilah wisata halal dan religi. Sehingga, nantinya tidak terjadi kesalahpahaman di kalangan wisatawan.
“Perlu diluruskan (persepsi tentang wisata halal), sehingga kita justru dengan melakukan layanan halal itu menarik banyak wisatawan- wisatawan muslim. Karena itu, maka Jepang, Korea, China, Taiwan juga melakukan itu,” pungkasnya.
“Kalau wisata halal itu mengunjungi wisata-wisata, semua wisata yang ada, destinasi wisata yang ada, cuma di destinasi itu ada layanan halal, nah itu sebenarnya,” kata Ma’ruf saat konferensi pers di Istana Kepresidenan Yogyakarta dikutip dari akun YouTube Wakil Presiden Republik Indonesia, Sabtu (4/2/2023).
Dia memberikan contoh layanan halal tersebut seperti tersedianya tempat ibadah dan restoran halal. Wapres pun menegaskan, perlu adanya persamaan persepsi mengenai perbedaan wisata halal dan wisata religi agar tidak terjadi kesalahpahaman. Jangan sampai orang menganggap wisata religi sebagai wisata halal.
“Jadi sebenarnya wisata halal itu layanan yang halal di wisata itu. Itu yang barangkali persepsinya yang keliru. Jadi, sehingga ada semacam orang menganggap itu mengubah (halal menjadi religi), sebenarnya tidak. Ini yang perlu diluruskan,” tegasnya.
Dia menjelaskan, wisata halal tidak hanya dapat dinikmati di negara-negara dengan mayoritas penduduk muslim. Namun di semua negara di dunia dapat menyediakan wisata halal.
“Bukan hanya di negara muslim, bahkan di China pun ada. Misalnya di China yang saya pernah hadir itu, di sana ada restoran yang biasa, tapi ada restoran halal, ada tempat sholatnya. Bahkan di Korea juga begitu, di mana-mana,” ungkapnya.
Maka itu, Wapres mengimbau agar dilakukan persamaan persepsi antara istilah wisata halal dan religi. Sehingga, nantinya tidak terjadi kesalahpahaman di kalangan wisatawan.
“Perlu diluruskan (persepsi tentang wisata halal), sehingga kita justru dengan melakukan layanan halal itu menarik banyak wisatawan- wisatawan muslim. Karena itu, maka Jepang, Korea, China, Taiwan juga melakukan itu,” pungkasnya.
(rca)